15. We are the Champion My Friend

581 104 1
                                    

Pengumuman pemenang akhirnya tiba juga, ini pukul empat lewat tiga puluh menit dan perform selesai satu jam yang lalu, setelah itu ada pengumuman kalau penjurian akan dimulai -yang ternyata berlangsung setengah jam-

Para kontestan berdiri berkelompok dengan rekannya masing-masing, lalu MC naik ke atas panggung dengan percaya diri, siap mengumumkan siapa grup paling bahagia hari ini.

"Ya, selamat sore semuanya," buka MC yang pakai dress coklat di bawah lutut dan stoking hitam itu.

"Sore."

"Jadi setelah melewati penjurian selama satu jam, juri telah menentukan siapa pemenangnya. Penentuan ini murni hasil juri dan tidak dapat diganggu gugat, saya sudah memegang tiga amplop yang berisi tiga pemenang. Jadi, penentuan ini benar-benar murni," katanya, meyakinkan semua kalau penjurian yang dilakukan tanpa campur tangan orang dalam.

"Baik, kita mulai dengan pemenang ketiga. Jatuh kepada ...."

Suara tabuhan drum yang menegangkan terdengar, Dreamies berdoa sungguh-sungguh.

"Selamat kepada, Fandi And Friend."

Lalu tepuk tangan terdengar, Dreamies juga bertepuk tangan untuk saingan mereka yang menang itu.

"Oke, saya lanjutkan juara kedua dimenangkan oleh ...."

Ada tabuh drum tegang seperti tadi. Dreamies semakin rapat berdoa.

"Beringin! Selamat pada Beringin."

Dreamies hilang harapan, mereka berbalik menuju parkiran dengan kepala tertunduk. Kak Tirta mengusap pundak Mark, lalu cowok itu tersenyum seadanya. Beda dengan Echan -yang sedang diusap Injun-yang malah tersenyum lebar, tapi mereka semua tahu kalau itu senyum palsu.

"Dreamies!" entah bagaimana, yang terdengar oleh mereka bertujuh cuma nama bandnya yang diteriakkan oleh MC.

Mark yang kaget langsung menolehkan kepala, berharap menemukan jawaban.

"Kepada para juara silakan menaiki panggung untuk menerima hadiah," kata MC tadi sambil tersenyum lebar dan turun dari panggung, digantikan para pemenang.

"Kalian menang tuh, cepet naik panggung, bisi didiskualifikasi," perjelas kak Tirta.
(takutnya)

Echan langsung memeluk Injun erat sekali, cowok berpundak sempit itu sampai kesusahan bernapas. Jindra kontan menangis yang langsung ditenangkan Lele. Nana sudah joget-joget gak jelas dengan Jeno yang tersenyum bulan sabit di sampingnya. Sementara Mark, ketua Dreamies itu menatap para anggotanya dengan sorot bangga.

"You did it, Mark. You did it," kata Kak Tirta sambil menepuk pundak Mark dan mengusapnya.

Senyum Mark semakin lebar.

"Should we have a hug?" tanyanya dengan suara lantang, langsung memberhentikan kegiatan Dreamies yang sedang peluk-pelukan.

Dreamies membentuk satu lingkaran, saling merangkul pundak masing-masing sambil mengucap syukur.

"Buat langkah pertama kita menuju kesuksesan, Yo Dream!"

"Let's do it, fighting!"

Lalu Dreamies yang berjajar pergi ke arah panggung dengan iringan tepuk tangan meriah, juga beberapa saingan mereka yang ikut tersenyum karena euforia.

Akhirnya, penyerahan hadiah tiba juga. Sepuluh juta rupiah dan sebuah piala sudah di tangan, siap untuk dijadikan buah tangan.

"Silakan kepada juara pertama untuk memberi sepatah atau dua patah kata atas kemenangannya."

Yo Dream! (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang