6. Akhirnya Jadi Juga

762 130 23
                                    

     Selama tiga bulan ini, habis pulang sekolah Echan selalu pulang ke Rumah Sakit, baru nanti kalau bapak atau A' Juan datang, ia akan pulang ke rumah, ganti baju, mampir ke warteg dekat rumah, baru habis itu cabut lagi ke Rumah Sakit.

Kalau boleh jujur Echan ini anak mami yang sebenarnya, bapak yang sering pergi ke luar kota mengharuskan Echan kecil menghabiskan waktu bersama ibu. Jadi Echan lebih deket sama ibu ketimbang sama bapak. Ibu juga pernah bilang, katanya dia suka dan seneng kalau Echan cerita tentang hari-harinya di sekolah, karena Echan merupakan anak yang berbakti, jadi dia sering menceritakan hari-harinya pada ibu, bahkan kalau punya gebetan juga dia ceritain. Gak ada yang dia rahasiain pokoknya.
Makanya, waktu ibu jatuh sakit, Echan sedih banget. Seminggu pertama dia rela nginep di Rumah Sakit, terus ibu bilang kalau rumah gak ada yang ngurus kalau Echan di sini terus -A' Juan sama bapak capek kalau harus beres-beres juga-jadinya, Echan bakal pulang ke rumah kalau Aa dan bapaknya udah pulang dari kantor.

"Ibu udah baikan?" tanya Echan, nadanya sarat akan khawatir.

"Udah, kamu udah makan belum?" tanya Ibu dengan suara lemahnya.

"Udah, tadi mampir warteg dulu."

"Gimana hari ini? Ibu belum denger cerita kamu tentang hari ini."

"Tadi ada matematika jadi aku bolos lagi, Ibu jangan bujuk aku buat masuk kelas mtk, gak mempan. Terus waktu istirahat aku makan cimol, ditaktir Lele soalnya dia mau hambur-hambur uang katanya. Istirahatnya ya sama Dreamies," cerita Echan sambil membuka jeruk yang ada di nakas.

"Dreamies tuh siapa?" tanya Ibu.

Echan menyodorkan jeruk yang sudah ia kupas pada Ibu. "Sahabat-sahabat aku yang waktu itu ke sini, Ibu masih inget gak?" tanya Echan.

Ibu tampak mengingat sambil mengunyah jeruknya. "Lupa-lupa inget," kata Ibu pada akhirnya.

"Ya udah nanti kalau ada waktu aku suruh mereka ke sini lagi."

"Kamu kadang suka pulang malem kata A' Juan, itu ngapain?"

"Gak, gak ada apa-apa. Aku cuman main PS di rumah Injun."

Nyatanya, Echan punya satu fakta yang ia sembunyikan dari Ibunya. Tentang channel youtube dan band yang dibuatnya bersama Dreamies.

***

"Akhirnya jadi juga," kata Mark lega setelah menunggu tiga hari.

"Nah, karena urang udah print banyak, jangan bosen buat sebarin ini," kata Nana sambil membagikan selebaran yang sudah jadi pada sahabat-sahabatnya.

"Bingung urang harus dibagiin di mana, masa iya kayak mamang-mamang tukang motor yang dipinggir jalan?" kata Echan.

"Ya gak papa." Jeno menyetujuinya. "Maneh 'kan gak punya rasa malu," lanjutnya.

"Ih si bangsat."

"Iya, ini mau disebarin di mana A?" tanya Jindra yang sama bingungnya.

"Di ... lah, iya. Urang juga bingung," kata Nana.

Plak

Injun memukul kepala Nana dengan selebaran yang ia gulung.

"Makanya kalo pake otak tuh jangan setengah-setengah," kesal Injun.

Oknum yang punya ide setengah-setengah ini malah menyengir kuda sambil masih membagikan selebarannya.

"Untuk sementara ini di mading aja dulu, kalo kalian punya temen di sekolah lain minta tolong mereka buat nempelin ini di mading sekolah mereka," usul Mark.

Yo Dream! (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang