31. Tour Konser

695 72 18
                                    

     Dulu waktu mau kompetisi di kampus kak Doy, Lele udah janji sama Jindra buat membawa Dreamies band ke Jogjakarta. Sayangnya, nggak bisa ditepati karena mereka keburu sibuk mengurus Ujian Nasional dan SNMPTN.

BungsuNa kafe tetap berjalan, tentu masih di bawah pengawasan Bunda. Nana makin rajin ikutan seminar tentang bisnis, apalagi setelah kelulusan. Cowok itu juga makin akur dengan Jean, seenggaknya sekarang mereka bisa ditaruh di ruangan yang sama tanpa khawatir akan terjadi baku hantam. 

Member Dreamies yang lain mendaftar SNMPTN di kampus impian mereka. Sayangnya cuma Mark, Injun, dan Jeno yang masuk, sisanya mau mencoba peruntungan di SBMPTN.

Oh, ada yang terlewat ternyata. Ini soal si anak paling kaya, yang kata Echan rumahnya nggak punya tetangga saking luasnya. Lele didaftarkan kuliah di Singapura oleh maminya, dia tadinya menolak, tapi setelah dibujuk Mark, Lele akhirnya mau.

Kabar member yang lain dan orang tuanya baik-baik saja. Jindra dan bundanya pindah ke kabupaten, karena katanya bunda mau mencoba suasana baru dengan membeli rumah sederhana di Kabupaten Bandung Selatan. Di halaman belakang rumah mereka ditanami stroberi yang sudah Jindra panen sekali dan ada juga berbagai macam sayuran. Belakangan ini, berkebun jadi hobi yang bunda sukai, makanya rumah Jindra yang sekarang hijaunya minta ampun.

Kalau si pemilik senyum paling unik, Jeno. Kedua orang tuanya makin akur, meski masih terasa agak canggung. Keduanya sepakat untuk tidak rujuk, tapi akan membimbing Jeno sebaik yang mereka bisa. Nggak ada kata perang lagi, Mami Jeno resmi mengakui anaknya di hadapan publik. Bassist Dreamies itu sempat viral selama beberapa Minggu, untungnya nggak ada berita miring karena langsung dibasmi Mami. Jadi semuanya aman terkendali.

Soal band lain lagi, selama mereka liburan sambil menunggu pengumuman lebih lanjut soal MOS di kampus masing-masing, kabar baik datang dari agensi. Katanya, karena mini album Dreamies yang perdana itu sukses besar, agensi memutuskan buat melebarkan sayap band tersebut dengan mengadakan tour konser keliling pulau Jawa. Kabar itu tentu disambut baik oleh member Dreamies.

***

"Kamu gimana itu tour konser, jadinya berangkat hari apa?" tanya Papi Mark yang terhubung dengan anak sulungnya lewat Skype.

"Masih lusa, Pi."

"Kalau masuk kuliah?"

"Masih bulan depan."

"Persiapannya udah mateng, Mark?"

"Aman terkendali, Pi. Kuliah beres semua administrasinya, konser juga latihannya lancar-lancar aja. Papi doain dong biar konsernya lancar, kan duitnya juga buat renovasi dapur."

"Iya, Papi selalu mendoakan kamu, kok. Itu uangnya gak papa emang dipake buat renovasi dapur?"

"Ya gak papa, kan buat Papi aku, bukan Papi tetangga. Papi katanya pengen pantry kayak siapa tuh, chef paling terkenal itu."

"Gordon Ramsay."

"Nah iya itu, temennya Thomas si kereta."

"Kamu kebanyakan gaul sama Rechano deh kayaknya."

Tawa renyah Mark mengudara. "Iya dah."

"Mark! Turun sini, makan dulu." Suara teriakan Mami terdengar dari lantai bawah.

"Aku udah dipanggil Kanjeng Ratu buat menghadap ini, nanti aku vc lagi. Good evening, Pi. Take care!"

"Good evening too, son."

Lalu sambungan terputus. Mark sedikit berlari ke lantai bawah, menghindari amukan Maminya.

***

     Beberapa hari terakhir, Injun dibuat pening sama kelakuan Papanya. Beliau mengeluhkan sakit pada kakinya, setelah diperiksa, ternyata kolesterol jadi penyebabnya. Injun berusaha menjaga pola makan papanya dengan memasak makanan yang mengandung sedikit lemak. Tapi tentu saja kelakuan Papanya di luar rumah nggak bisa Injun pantau dan seringnya, beliau melanggar pantangan dokter. Hari ini teman sekantor Papa yang cukup dekat dengan Injun bilang kalau Papa baru saja makan nasi Padang sebagai menu makan siang, Injun refleks mengurut pangkal hidungnya. Dia bingung mau menasehati Papa dengan cara apalagi, padahal kan itu juga demi kebaikan Papanya dan demi Injun; yang nggak mau kehilangan orang yang paling dia sayangi di dunia.

Yo Dream! (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang