16. Kasih Ibu kepada Echan (dan A' Juan)

813 98 7
                                    

     Echan kemarin pulang sama A' Juan, mau beres-beres rumah sekaligus bawa kebutuhan buat ibu sama bapak yang masih di rumah sakit. Ibu bakal dioperasi siang nanti, jadi masih ada waktu buat Echan males-malesan pagi ini di rumah.

Echan keluar kamar sambil garuk-garuk perut, niatnya mau pipis sambil cuci muka biar matanya melek. Tapi waktu sampe di ambang pintu dapur, dia lihat A' Juan yang masih koloran --mana gak pake baju-- lagijongkok dengan tangan kanan yang bawa sapu lidi.

"Aa ngapain di situ sih?" tanya Echan, matanya masih melek seperempat dan tangannya pindah ke kepala, garuk-garuk rambutnya yang kayak sarang burung.

"Berburu beurit," jawab A' Juan, santai banget.
(Tikus)

"PLIS DEH INI TEH MASIH PAGI." Echan menepuk jidatnya dengan tangan kiri.

"Ck, jangan berisik, nanti beuritna sieuneun ku sora maneh."
(Nanti tikusnya takut sama suara kamu)

"Kenapa nggak pake jebakan atau lem tikus aja sih? Ribet banget nungguin beurit sampe nongol mah. Ibarat kata kalo romadon ya, kayak lagi nungguin hilal," komentar Echan, sekarang kesadarannya sudah seratus persen pulih berkat kekonyolan A' Juan di pagi hari.

"Iya, sekarang hilalnya takut sama kamu." A' Juan ngomong begitu tanpa melihat Echan, matanya sibuk memindai dapur dari sisi satu ke sisi lainnya.

"Ck, awas ah, aku mau pipis."

Echan mengibaskan tangannya biar A' Juan menyingkir dari ambang pintu. Badan A' Juan itu gede, nggak mungkin nggak nutupin jalan. Setelah A' Juan minggir sedikit, Echan berjalan ke kamar mandi.

Belum juga tiga menit dia di kamar mandi, tiba-tiba ada suara grasak-grusuk yang muncul dari atap. Lalu-

"AAAAA A' JUAN! IEU BEURITNA DIDIEU, BURU ENGKE MANUK ABI DIGEGEL KUMAHA."
(AAAA A' JUAN! INI TIKUSNYA DI SINI, CEPET NANTI BURUNG AKU DIGIGIT GIMANA)

***

"Aa mah berburunya di dapur doang! Kamar mandinya kelewat," kata Echan, masih kesal dengan insiden tiga puluh menit yang lalu.

"Ya Aa juga nggak tahu beurit-nya mau keluar dari atap kamar mandi. Bapak cuman ngasih tau kalo di dapur ada beurit, bukan di kamar mandi," bela A' Juan.
(Tikus)

Iya, tadi tikusnya melompat dari atap rumah yang bolong, biasanya di kamar mandi ada atap yang bolong kan? Nah, dari sana tikusnya lompat. Mana Echan belum beres pipis, jadi dia buru-buru cebok habis itu pake celana. Terus lari-lari ngehindarin tikus, soalnya si tikus malah muterin kamar mandi, kayaknya sih lagi pengen olahraga. Kayak spiderman, A' Juan datang dan bertarung sengit melawan tikus. Yang menang? Jelas Aa-nya Rechano lah!

"Pokoknya Aa harus tanggung jawab," kata Echan. Tangannya bersedekap dan ia memalingkan wajah, biar kelihatan kayak lagi ngambek.

"Tanggung jawab apa? Aa nggak ngerasa hamilin tikusnya tuh."

"Bukan itu! Aa harus bayar lima ratus ribu ke aku." Echan menengadahkan tangannya.

"Buat?"

"Konsultasi ke psikolog! Ini aku jadi trauma berat tau!"

A' Juan menahan tawanya, "Pfftt apa-apaan sama yang gitu doang trauma."

"Aa ini nggak tau gimana tegangnya satu ruangan sama tikus yang senewen ya." Echan makin kesal.

"Nggaklah kan kamu yang ngerasain, bukan Aa."

Echan kalah debat, ia mengerucutkan bibirnya dengan tangan yang masih bersedekap. Kesal setengah mati pada A' Juan.

Yo Dream! (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang