3. Latihan Pertama

1.2K 174 34
                                    

“Hah?”

“Bikin band, dongo,” ya, ini adalah suara dari oknum berinisial Injun.
(Bikin band, bodoh)

Urang juga tau. Eta mah kaget,” kata Echan, tidak terima disebut dongo. (Itu namanya kaget)

“Pokoknya nanti kita bikin band.”

“Buat apa Mark? Ngamen di perempatan?”

“Nanti kita bikin channel youtube,” jawab Mark mantap.

“Hah?”

“Bi—“

“Sssstt, Jun. Gandeng.” Echan meletakkan telunjuknya di depan bibir Injun. “Naha bikin channel youtube?” tanya Echan.
(Sssstt, Jun. Berisik)
(Kenapa bikin channel youtube?)

“Ya biar dapet duit, nanti buat Ibu maneh operasi,” jawab Jeno.

“Oke lah, kapan mulainya?” tanya Echan.

“Sekolah besok, kita omongin lagi besok pas di sekolah,” kata Mark.

“Oke.”

Dan keesokan harinya, Echan pergi ke sekolah dengan hati riang gembira. Akhirnya sang ibu bisa diselamatkan, akhirnya A’ Juan tidak akan menangis pada pukul 3 pagi, lagi.

“Jadi, gimana?” tanya Echan saat keenam temannya sudah berkumpul di kantin seperti biasa.

“Gini, A. Nanti ada satu orang yang megang akun youtube-nya,” jelas Jindra.

“Iya, siapa?”

Urang,” jawab Jeno.

“Oh, oke. Terus?”

“Nah, ‘kan channel udah pasti dipegang A’ Jeno ya. Terus nanti kita bakal ngecover lagu yang lagi booming. Caranya? Kita bikin band, aku udah bikin rancangannya di rumah. Jadi gini, aku bakal megang drum, A’ Mark megang gitar, A’ Jeno sama A’ Nana megang bass, Lele megang piano, yang terakhir, A’ Injun sama A’ Echan megang vokal. Gimana?” jelas Jindra panjang kali lebar.

“Setuju.”

“Enggak.”

Yang menyebut enggak itu adalah bakal calon vokalis kita tercinta.

“Ikut-ikutan wae maneh mah,” protes Echan.
(Ikut-ikutan terus lo)

Punten, urang juga gak mau jadi vokalis ya,” bela Injun.

“What so bad about being vocalist?” tanya Mark.

“Gak taulah urang mah gak paham, skip aja skip,” kata Echan.

“Vokalis berarti pusat perhatian yang besar, emang urang bisa menanggung itu semua?” jawab Injun.

“Bisa, maneh bisa Jun. Makanya si Jindra milih maneh karena maneh bisa,” yakin Nana.

“Ya udah, liat izin ortu aja dulu,” alibi Injun.

Urang sih gas aja. Demi ibu,” kata Echan.

“Oke, kita mulai latihan besok ya.”

“Peralatan band nya?” tanya Nana.
“Udah disiapin sama aku A,” jawab Lele.

“Hm, sultan emang beda.”

***

     Waktu yang Injun benci dari ketujuh hari dalam seminggu adalah pulang sekolah, karena dengan begitu ia harus berhadapan dengan suasana rumah yang dingin dan mencekam. Perang dingin antara orang tuanya yang terjadi 2 tahun lalu membuatnya tak betah di rumah, kadang ia akan pergi ke rumah neneknya atau ke rumah Echan. Tapi setelah Echan semi menetap di rumah sakit, ia jadi tidak pernah ke rumah sahabatnya lagi, jadilah ia terpaksa pulang ke rumah.

Yo Dream! (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang