Tetap bersikap baik, walaupun tidak ada seorang pun yang tau isi hatimu!
Dengan dibantu Azka, Allea berjalan ke arah kelasnya dengan melamun.
"Bisa-bisanya lo galau-in mereka, All!" Allea terperanjat dari lamunannya, namun air matanya masih saja setia mengalir dari kedua pipi tirusnya.
Allea menatap Azka sendu. Sedetik kemudian Allea memeluk Azka erat, menghiraukan tatapan-tatapan iri serta bisikan-bisikan siswa dikoridor sekolah. Hati Allea menjerit, Allea tidak bisa berbohong pada hatinya. Allea sakit! Sakit!
"All?" lirih Azka, tangannya terulur mengusap surai panjang Allea lembut. Mata Azka memerah, bagaimana bisa Azka merasakan penderitaan Allea? Azka ikut sakit.
Dadanya ikut bergemuruh, menyerukan nama Albi!
"Gue sakit, Ka! Gue sakit, bukan cuman fisik gue yang sakit, tapi batin gue!" Allea meraung dan memukul dada bidang Azka.
"Gue sakit! Kalian gabakalan, paham!" Azka tersenyum hambar, lalu menjauhkan tubuhnya dari Allea, hingga wajah cantik dihiasi mata sembab tertampang di hadapan matanya.
"Dih! Matanya bengkak nangisin cowok gaguna!" Allea melotot menatap Azka yang tertawa renyah. Bisa-bisanya Azka begitu dalam suasana melow begini.
"Gue gak lagi becanda!" Allea pergi meninggalkan Azka dikoridor.
"Ck! Ngambek?"
*****
Allea memasuki kelasnya dengan langkah lebar, sebelumnya ia sudah mengeringkan sisa-sisa air matanya. Takut Nurma semakin salah sangka kepada dirinya.
"Ma?" Allea menatap tas Nurma yang sudah berpindah posisi, tidak lagi sebangku dengan dirinya.
"Kok lo pindah, sih?" lirih Allea seraya menarik lengan Nurma lembut. Nurma diam tak melirik sedikitpun pada Allea.
"Ya... Gue gabutuh temen muka dua kek lo All!" jawab Nurma setengah membentak. Bentakan Nurma sukses mengundang perhatian seluruh siswa yang sibuk dengan tugasnya.
"Ma, gue bisa jelasin!" Allea menarik lengan Nurma, namun dihempaskan secara kasar. Air mata Allea luruh seketika.
"Kalo lo emang gaseneng gue jadian ama Albi, lo bilang!" Nurma berdiri dari duduknya dan langsung menunjuk wajah Allea.
"Nggak, Ma! Gue seneng!" Allea menggeleng kuat.
"Udahlah, gausah drama! Mulai sekarang, kita gausah sahabatan lagi!"
Allea meremas dadanya yang terasa sakit! Kemarin Albi, sekarang Nurma. Sebegitu burukkah Allea di depan mata mereka?
Allea terduduk di bangkunya dengan lemas, sudah tidak ada tenaga untuk menjelaskan semuanya, apalagi untuk melawan.
"Cih!" Allea menunduk mendengar Nurma berdecih dengan sorot mata meremehkan dirinya.
Persahabatannya dengan Nurma telah hancur karena, Cinta! Cinta ini benar-benar salah, kenapa dari dulu Allea tidak menyadari bahwa Nurma menyukai Albi? Tak seharusnya persahabatan mereka hancur karena mereka mencintai orang yang sama. Allea bisa mengalah! Ia akan mengorbankan apapun asalkan tidak ada yang meninggalkan dirinya. Albi! Nurma!
"Duh, pasti gara-gara cinta tuh!"
"Iya, padahal setau-ku mereka sahabatan dari kecil!"
"Makan tuh cinta!"
"Allea juga bodoh, sih!"
"Bukan bodoh itumah, bucin!"
"Bukan bucin lagi itu woy, gobl*k dari orok!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEA: Thank You, Ka!
Teen FictionAllea tidak pernah mengetahui, bahwa dikhianati oleh orang-orang di sekitarnya akan begitu sangat menyakitkan. Allea kekurangan kasih sayang. Satu persatu orang-orang yang ia anggap penting, mengabaikannya. Bahkan satu-satunya alasan untuk dirinya...