"Kuat tapi sangat rapuh!"
Assalamualaikum, semua!
Gimana kabar kalian? Semoga tetap sehat dan baik-baik aja, ya!
Menurut kalian sejauh ini, gimana kisahnya?
"Sembuh... Harus sembuh!"
*****
"Dok, jujur. Jangan menutupi kebenaran!"
Azka menatap laki-laki berjas putih, yang selalu menangani penyakit Allea. Sang Dokter menghela nafas lalu membuka kacamata yang ia kenakan.
"Saya sudah jelaskan!" ucap sang Dokter dengan lirih, matanya yang hitam legam membalas tatapan tajam Azka.
"Harapan hidup Allea hanya tersisa 4 sampai 5 tahun lagi, penyebaran sel kankernya sedikit lambat. Jika bisa, saya sarankan Allea harus mendapatkan sumsum tulang belakang, sebelum terlambat."
"Tak banyak, satu liter saja. Saya pastikan Allea sembuh," lanjut sang Dokter.
Allea menatap punggung Azka sayu, kini di tangannya terdapat selang infus.
"Yang kita lakukan ini hanya untuk memperlambat sel kankernya, syukur-syukur kemoterapi ini berhasil membunuh sel kanker!"
Mata Allea memanas, sungguh ia sangat tersiksa dengan kemoterapi ini. Kalau bukan karena Azka tau jadwalnya untuk kemoterapi, sudah dipastikan Allea tidak akan datang ke rumah sakit.
Allea sadar, semua ini demi kebaikannya. Tetapi, kenapa harus disiksa seperti ini? Efek sampingnya sangat menyakitkan.
"Shhhh! Dok," panggil Allea lirih, membuat dua orang laki-laki yang sedang berbicara itu menoleh.
"Saya pasti sembuhkan?" tanya Allea tanpa menatap sang Dokter. Sesak Allea memberikan pertanyaan seperti itu.
"Kemungkinan besar, pasti. Berdo'a dan berjuanglah untuk sembuh!"
"Allea bakalan kehilangan rambut, Allea? Untuk itu?"
"Iya."
Mata Allea memejam, aliran panas dirongga dadanya membuat sesak serasa di hantam dua bongkah batu besar.
Membayangkan tubuhnya mengurus Allea tak mampu. Kecantikannya akan memudar. Allea takut.
Rahang Allea mengeras menatap ke arah pohon yang sudah mengering di taman rumah sakit, yang terlihat dari jendela.
Daun-daun hijaunya, kini sudah tak ada lagi. Kayunya mengering, seperti tidak dialiri air. Pohon itu berdiri, dengan keasrian dan keindahan yang telah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEA: Thank You, Ka!
Teen FictionAllea tidak pernah mengetahui, bahwa dikhianati oleh orang-orang di sekitarnya akan begitu sangat menyakitkan. Allea kekurangan kasih sayang. Satu persatu orang-orang yang ia anggap penting, mengabaikannya. Bahkan satu-satunya alasan untuk dirinya...