BAB 4

17.1K 1.2K 18
                                    

Sebuah mobil membelah jalanan di Jakarta,kini Lexa sedang menuju markas Black Rose yang ada di Indonesia dengan kecepatan tinggi.

Moodnya sudah benar-benar hancur karena kejadian di kantin tadi.

Sesampainya di markas Black Rose dirinya di cegat oleh beberapa pria berpakaian serba hitam.

"Hei kau,kenapa kau datang kesini?"tanya salah satu dari mereka.

'anggota baru kah?' pikir Lexa saat melihat mereka tidak mengenali topeng yang dia kenakan.

"Aku hanya ingin bermain"jawab Lexa dengan seringai tipis yang menghiasi wajah datarnya.

"Bocah seperti mu sebaiknya bermain boneka saja di rumah"

"Tapi aku ingin bermain di sini"

"Ini bukan taman bermain,sebaiknya kau pulang atau kau akan terluka"

"Ck,aku ingin bermain di sini"tekan Lexa.

"Tidak bisa kau..."perkataannya terpotong oleh suara seorang pria yang menghampiri mereka.

"Ada apa ini ribut-ribut?"tanya seorang pria dengan lantang.

"Maaf tuan ini ada bocah yang ingin bermain di markas kita"

"Siapa yang berani bermain di markas Black Rose?"

"Kalo gue kenapa?"tanya Lexa datar sambil bersedekap dada.

Pria yang baru saja datang itu segera menoleh ke arah Lexa,sedetik kemudian matanya melotot.

"Eh princess,kapan pulang kok gak ngabarin Abang?"tanyanya.

Kita panggil saja dia Satya Nadella Sykes, tangan kanan Black Rose sekaligus Abang angkat Lexa.

"Kemarin,biar surprise"jawab Lexa.

"Ouh yaudah ayok masuk,kalian tolong kumpulkan anggota yang lain ke aula"pintah Satya pada anak buahnya.

"Baik tuan"

"Bang sat,bang Niel ada gak?"tanya Lexa pada Satya dengan senyum yang mengambang.

"Princess,udah berapa kali Abang bilangin,nama Abang itu Satya bukan bangsat"kata Satya dengan geram saat Lexa memanggilnya 'bangsat'.

"Hehehe peace bang,lidah Lexa kepleset"kata Lexa cengengesan sambil membentuk huruf V dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Sedangkan Satya dia hanya menghembus nafas panjang lalu mengacak-acak rambut Lexa.

"Abang maafin,yaudah ayok kita ke aula"ajak Satya pada Lexa.
.
.
.
Saat di aula sudah banyak anak buahnya yang berkumpul dengan rapi.

Mereka segera membungkuk saat Lexa dan Satya datang memasuki aula.

Hening

Lexa hanya menatap mereka datar,dan yang di tatap tetap berdiri tegak.

"Ekhm"dehem Satya untuk mencairkan suasana.

"SAYA MENGUMPULKAN KALIAN DISINI KARENA INGIN MENGENALKAN KETUA BLACK ROSE YANG SESUNGGUHNYA"Kata Satya dengan lantang.

"Maaf tuan,tapi bukankah Anda ketua Black Rose?"tanya salah satu anggota Black Rose dengan suara keras.

"Tidak,saya hanyalah tangan kanan di Indonesia,untuk Queen dilakukan anda maju"kata Satya lalu mundur dan mempersilahkan Lexa untuk berbicara.

"SAYA ADALAH KETUA SEKALIGUS PENDIRI BLACK ROSE YANG SESUNGGUHNYA,JANGAN PERNAH BERKHIANAT JIKA KALIAN MASIH SAYANG NYAWA"teriakan Lexa menggema di seluruh Aula.

Queen of Mafia{Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang