BAB 1

12.7K 280 4
                                    

Beberapa tahun yang lalu saat ia kembali tinggal di Indonesia dan baru menempati rumah yang berada di Bandung, dia memilih bersekolah di tempat sepupunya, Intania Syela Rosebud yang sebenernya bukan sepupu jauh tapi orang terdekat karena dia sama sekali tak ada darah di dari keluarga Soedibyo maupun Rosebud yang ada hanya darah mamanya -Alinka- dan pria brengsek yang sudah membuatnya ada di dunia, tapi ia beruntung karena di sekelilingi oleh orang yang mencintainya termasuk mommy tirinya, Akifah Alfiana Rosebud juga Ayahnya Rendra Adi Soedibyo yang rela membesarkannya hingga sekarang.

Dulu sebenernya nama Devin hanya Devin Elviansyah Soedibyo tapi karena orang tua dari Alinka menyuruh Devin untuk menjadi keturunannya dan akan menjadi pewaris tunggal dari perusahaan Mahoni Hotel yang berada di beberapa kota di Asia jadi namanya di ubah menjadi Devin Elviansyah Soedibyo Mahoni, dan hanya orang-orang terdekatnyalah yang tau. Umur Devin yang masih muda dan berselang tiga tahun dari Intan kini duduk di kelas 12 SMA yang seharusnya sudah lulus, beda dengan Intan yang duduk dikelas satu SMA karena mengikuti kelas ekselerasi saat di Jakarta dan Devin juga tinggal kelas karena saat di Madrid ia membuat masalah hingga pendidikannya tertunda setahun.

Cowo bermata hazel itu memiliki hobby juga sifat yang berbeda dari Alinka yang Rendra tau, Devin hobby berenang dan sangat suka musik keras seperti Rendra. Tapi setiap orang yang melihat Devin ia tidak akan menyangka kalau remaja itu adalah anak dari pengusaha berlian dan tambang yang terkenal,mungkin memang bukan kandung tapi mereka saling melengkapi hingga sekarang.

- waktu sebelum Devin and family pindah ke Indo setahun yang lalu-

Sudah hampir jam sepuluh malam ia belum juga kembali kerumah setelah ayahnya memarahinya karena tinggal kelas dan di keluarkan dari sekolah karena sudah menghancurkan laboratorium milik sekolah juga sering berkelahi, ia memutuskan untuk menginap dirumah sahabatnya yang bernama Alex. Perlahan lahan Devin mengetuk pintu rumah Alex dan menunggu di depan pintu sambil duduk di undakan tangga depan rumah.

"Devin?" Ujar seorang wanita yang mungkin lebih tua dari mamanya.

"Halo!" Ujar Devin sambil melambaikan tangannya pada tante Orshy.

"Come in. Why you outside?" Tanya wanita itu.

"Nothing, may I stay in here for some day?" Tanyanya yang sekarang memasuki rumah bergaya pedesaan itu.

"Yes, tapi maaf ya rumah tante jelek." Ujar tante yang sedikit2 bisa bahasa indonesia, ya memang Alex hanya tinggal dengan mamanya karena ayahnya sudah meninggal sejak ia masih kecil dan ekonominya juga pas-pasan beda dengan Devin yang selalu terpenuhi.

Ia pun masuk kedalam kamar Alex yang sudah biasa ia datangi setiap saat, remaja laki-laki yang pintar informatika itu selalu menghabiskan waktu di dalam kamar bersama laptopnya.

"Uiwih! Aku kira kau disekap di kamar oleh ayahmu" sindir Alex yang menyadari Devin  masuk kedalam kamarnya.

"Kau fikir aku bodoh? Aku kabur dari rumah" jawabnya sambil merebahkan tubuhnya.

"Kabur? Its trouble nanti mata-"

"Tidak! Aku kesini tidak bawa apa-apa!" Ujarnya memotong ucapan Alex yang sudah panik karena akan bermasalah jika menyembunyikan troublemaker di rumahnya itu.

"You're handphone?" Tanya Alex.

"Aku jual dan dompetku semakin tebal" ujarnya dan mengeluarkan dompet keluaran Armani lalu ditunjukan pada Alex hingga mulut Alex menganga karena uang Euro itu penuh dalam dompet Devin.

"Kau mau apa? Club?" Tawarnya lalu menaruh dompet itu ke dalam kantong celana belakangnya.

"No! Gimana belanja?" Saran Alex dengan wajah berbinar ia hanya memutar kedua bola matanya, Alex memang sahabatnya yang beda tidak menghambur-hamburkan uang sepertinya.

Cousin ProblemsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang