Sudah hampir sebulan Devin bersekolah di Harapan Bangsa, dan tidak ada yang tau kalau ia dan Intan adalah sepupuan karena mereka sepakat tak ada yang boleh tau tentang keluarga mereka apalagi Devin yang notabennya anak dari pengusaha berlian yang terkenal itu karena ia tak ingin mereka berteman dengan status keluarga, sebulan pun ia menjadi perbincangan setiap siswi ataupun guru karena wajahnya yang bule dan sikap ramahnya pada semua orang, meskipun lebih dominan cuek sebelum menyapanya.
"Ntan, kita belum putuskan? lo kenapa berduaan mulu sama mayat bule itu,gue cemburu" ujar seseorang tapi tak dihiraukannya tapi seketika ia berhenti saat mendengar suara gadis yang sangat ia hafal.
"dia Devin! ngapain juga lo ngatur gue?" ujar gadis itu, merasa namanya dipanggil ia berhenti dan mencari asal suara tersebut yang ternyata dari samping kanannya. segera ia menghampiri sepupunya yang sedang terkurung bersama siswa yang bisa dibilang ganteng tapi lebih ganteng Devin.
"hai Dev!" sapa Intan saat melihat Devin dibelakang Rio, segera ia memberikan kode agar Devin membantunya.
"hai Nia, gue ganggu ya?"tanya Devin yang langsung menangkap kode yang di beri Intan dan sengaja memanggil Intan dengan sebutan berbeda.
"enggak kok. kenapa Dev?"tanya Intan dengan nada lembut membuat Rio semakin panas melihat itu semua.
"gue cuma mau ngajak lo makan bareng."ujar Devin dengan tidak pedulinya keberadaan Rio dan langsung menarik memegang tangan Intan. seketika itu juga Rio langsung menonjok Devin membuat lelaki itu mundur beberapa langkah karena serangan mendadak.
"apa-apaan sih lo yo!" bentak Intan yang langsung menjauhkan Devin dari Rio.
"dia berani-beraninya megang tangan lo Ntan!"ujar Rio yang masih memandang Devin penuh amarah sedangkan Devin hanya membalas dengan wajah datar.
"lo itu yang berani-beraninya cium cewe didepan umum! muak gue selama ini sama lo. gue udeh bilang sama lo kalau kita putus!" ujar Intan lalu menarik Devin menjauhi tempat itu dan membawanya ke kantin.
Intan dengan pelan-pelan mengobati luka di pinggir bibir Devin yang berdarah tanpa peduli tatapan semua murid terutama siswi yang menatapnya sinis.
"apa lo liat-liat?!!"ujar Intan saat melihat gerombolan cewe yang berbisik iri dengannya, sedangkan Devin hanya tersenyum melihat sepupunya itu.
"awwwh" ujar Devin saat lukanya ditekan dengan keras oleh Intan.
"makanya jangan bahagia diatas penderitaan gue!" ujar Intan kesel tapi masih melanjutkan mengobati Devin, ia pun menyerahkan obat tersebut pada Devin karena malas melihat tingkah sepupunya yang semakin menyebalkan.
"dia itu siapa?" tanya Devin disela menahan sakit akibat alkohol di lukanya. Intan yang mendengar suara Devin melengok ke sumber suara.
"Rio maksud lo?"tanya Intan, sedangkan Devin hanya mengangkat bahu karena memang dia tidak tau siapa laki-laki yang berani menonjoknya hingga biru ini.
"dia mantan gue. kesel ga sih lo?! dia itu nyium sahabat gue didepan umum dan saat itu juga ada gue dan om Juna, dan sekarang dia ngemis-ngemis minta balikan, bangsat ga sih tuh cowo!! kayanya sebangsatnya papa gue dia ga bakal main nyosor cewe deh" gerutu Intan dengan wajah menahan amarah dan bibirnya yang manyun membuat Devin tak kuat menahan tawa.
"haha yakin papa lo ga nyosor kecewe lain?" tanya Devin dengan candanya.
"hem gatau sih hahaha"ujar Intan sambil terkekeh. "Vin" panggilnya menatap wajah bule bermata hazel yang sedang menahan sakit.
"apa sayangg?" jawab Devin dengan lembut dan membuat semua yang dikantin menengok kearah mereka karena suasana yang tiba-tiba hening.
"anjir,lo mau bikin gosip baru?!" bisik Intan sambil menjewer telinga Devin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cousin Problems
Romancesquel dari Love you and i Dont care * CERITA INI BELUM SAYA REVISI DAN EDIT, MASIH DALAM MASA 'BURUK' UNTUK DIBACA. NAMUN JIKA KALIAN TETAP MEMAKSA SAYA TIDAK MELARANG, ASAL JANGAN KOMEN SEPERTI "BAHASANYA ANCUR BANGET." "EYD-NYA JELEK." "TANDA BAC...