Maaf ya kalau bingung. Tadinya bab 25 aku bikinin satu bab ehtapi babang wattpad ga restuin jadi aku bagi dua bagian. Jadi kalau bingung atau masih dendam sama Rio silahkan lampiasin ke author ini hahah✌✌
Makan malam kami pun telah ludes habis, dan kini perbincangan ringan pun mulai terdengar dari suara Reyna yang cerewet itu. dia banyak bertanya kepada Intan mengenai keadaanya yang sudah pasti dijawab kalau Intan baik-baik saja karena dia hanya tidak mengingatku.
"Ah, aku merasa Rama dan Devin seperti mirip ya?" ujar James seraya menatapku juga Rama yang sedang bermain dengan Julliet, aku rasa setelah ini aku harus meminta Reyna menjauhi Rama karena aku takut jika dewasa nanti Rama dan Julliet akan jatuh cinta sepertiku dan Intan tapi untungnya aku dan dia tak ada hubungan darah jadi puji syukur.
Intan mengikuti pandangan James, menatap lama kearah Rama lalu beralih kepadaku dengan tatapan yang tak pernah berubah yaitu sinis jika menilai seseorang dan aku merindukan tatapan itu.
"ah,-"
dia baru sadar sekarangkan? aku ini ayah Rama bukan Rio.
"tidak juga" jawabnya, astaga aku tadi sudah senang dia akan mengakui kemiripanku dengan Rama tapi ternyata tidak.
"matanya saja yang mirip,dan hanya beberapa yang mirip"ucapnya enteng dengan senyuman. aku dapat merasakan kekehan James yang duduk disebelahku, aku menatapnya tajam agar dia diam.
"Bundaa, Rama kebelet pipis. ayo anterin!" seru Rama yang sudah menarik Intan menjauh dari meja makan. kini hanya tinggal kami bertiga disusul oleh Julliet yang sudah duduk dipangkuan James.
"apa perlu aku menariknya sekarang?" tanyaku menatap Reyna dan James.
"buat apa? sudahlah kau diam saja" jawab Reyna. tak lama kemudian Rama dan intan kembali datang ke meja makan, Rama duduk dipanhkuan Intan sambil memakan Ice creamnya.
"Bunda,besok berenang ya. Rama pengen kolom renang yang seperti di Jakarta itu loh Bun" ucap Rama, lalu aku hanya menatap mereka berdua.
"siap,Kapten. nanti Bunda cariin ya alamat tempat renang yang bagus" balas Intan seraya mengecup puncak kepala Rama, hatiku menghangat melihatnya seakan mereka adalah oksigen yang sangat baru untukku hirup.
"gimana kalau kalian berenang di apartmentku? disana terdapat tempat renang khusus Anak-anak. permainannya pun sangat mengasikkan,Ram" ucapku,Intan dan Rama menatapku.
"om, lagi enggak sogok Rama biar ngunjungi tempat omkan?" tanyanya penuh tuduh menatapku, dapatku dengar James tertawa kencang membuatku dengan senang hati menginjak kakinya dibawah meja.
"tentu iya. eh maksud om, tentu tidak. jadi mau tidak?" tanyaku dengan salah tingkah. Rama masih menatapku tajam lalu tak lama kemudian menatap Bundanya seakan meminta persetujua.
"baiklah, kali ini Rama mau. tapi awas ya kalau om ada udang dibalik batu" ucapnya lagi-lagi sinis kepadaku, aku mengangguk dengan memberinya dua jariku yang berbentuk V.
"siap Kapten" ucapku yang ikut memangginya kapten seperti Intan yang sebelumnya memanggilnya Kapten. dia langsung mengeutkan hidungnya dengan kesal menatapku.
"bercanda,hubungi Om saja kalau Rama ingin berkunjung" ucapku.
"ah bilang saja Om ingin di telepon oleh Bunda" jawabnya, ah anak ini memang cerdas tau saja jika aku ingin menghubungi Bundanya.
"Rama sudahlah, mau berenang atau tidak? ucapkan terimakasih pada om Dev" ucap Intan.kamipun beranjak pergi meninggalkan tempat makan ini, Intan tetep kekeh akan menaiki taxi dibanding aku yang mengantarnya. aku hanya bisa mengangguk saat mereka pamit pulang,sedangkan James telah berdiri disampingku.
"keep trying,Sir!" ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cousin Problems
Romancesquel dari Love you and i Dont care * CERITA INI BELUM SAYA REVISI DAN EDIT, MASIH DALAM MASA 'BURUK' UNTUK DIBACA. NAMUN JIKA KALIAN TETAP MEMAKSA SAYA TIDAK MELARANG, ASAL JANGAN KOMEN SEPERTI "BAHASANYA ANCUR BANGET." "EYD-NYA JELEK." "TANDA BAC...