BAB 6

3.9K 158 1
                                    

Devin membawa mobil dengan santai sesekali bernyanyi bersama dengan Caca sedangkan Intan membawa pulang mobil milik ayahnya, mereka sedang berada dalam perjalanan pulang ke Bandung dan Mommynya dijaga oleh daddynya.
"abang, Caca mau sekolah sama abang Alen" cletuk Caca saat mereka selesai menyanyikan lagu twinkle yang sangat disukai Caca.
"bulan depan aja ya Princess, sekarang abang lagi sibukkan sama Mommy" jawab Devin lembut sesekali menatap Caca.
"tapi janji ya?!" ujar Caca seraya memberikan jari kelingking mungilnya ke Devin, alias pinkyswear. dengan senyuman Devin menautkan kelingkingnya di kelingking Caca dan membuat gadis mungil itu senang.
Devin pun telah tiba dirumah Aunty Kesya mengantar Intan pulang meskipun ia membawa mobil sendiri, ia hanya ingin memastikan Intan tiba di rumah dan cukup beristirahat.
"istirahat lo! besok sekolah, kerjain tugasnya"ujar Devin dari dalam mobil saat Intan menunggu di depan gerbang rumah.
"siapa lo?"ujar Intan dengan jutek tapi Devin hanya mengangkat kedua bahunya cuek dan menutup jendela mobil.
"abang, Caca mau main sama abang Alen. Caca takut dirumah" ujar gadis kecil yang berada di sampingnya dengan wajah imutnya. Devin sejenak berfikir,lalu menatap kembali Intan yng masih berada di depan gerbang degan wajah bete.
"ok kita akan tinggal disini"ujar Devin tanpa berfikir panjang, ia lalu keluar dari dalam mobil memainkan kedua alisnya saat Intan dengan wajah penuh tanya. Ia mengeluarkan Caca dan menggenggam dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya ia rangkulkan di bahu Intan dan membawa dua perempuan itu masuk kedalam.
Rumah minimalis itu terlihat sepi, Intan terlebih dahulu masuk ke dalam rumah. maklum tuan rumah. tiba-tiba datang Alen yang langsung berlari menangkap Caca yang tak menyadari kehadiran Alen.
"abang! Caca kaget tau!" gerutu Caca saat melihat bocah laki yang menangkapnya secara tiba-tiba.
"maaf ya Princess, Princess janji mau nginepkan?" tanya Alen, sedangkan Intan dan Devin saling menatap Caca dan Alen yang seperti adik dan kakak itu.
"loh,Devin? bukannya kamu di Jakarta?" terdengar suara Aunty Kesya dari dapur.
"pengennya sih jagain Mommy tapi besokkan Dev sekolah" jawabnya sambil bersalaman, sedangkan Caca dan Alen sudah menghilang dari mereka.
"udah ada perkembangan belum?" tanya Aunty lagi.
"belum Aunty, oh iya Devin nitip Caca disini ya"ujarnya, tanpa menunggu lama Aunty Kesya mengangguk dan berlalu meninggalkannya bersama Intan yang sedang memejamkan mata. dengan iseng ia mendekati Intan, menggelitik telapak kaki gadis itu.
"apaan sih elah" ujar Intan dengan kesal lalu merubah posisinya tidurnya menjadi membelakangin Devin.
seakan tak mau nyerah, ia terus menggelitik. ada rasa puas saat melihat Intan bangun dengan wajah kesal.
"mau lo apasih! tadi nyuruh gue istirahat, giliran gue istirahat lo gangguin. monyet!" cletuk Intan penuh emosi membuat Devin diam sejenak lalu duduk dilantai sambil menatap Intan, ia bingung karena tak seperti biasanya Intan mengeluarkan kata-kata kasar dihadapannya dengan hati seperti tadi.
"lo kenapa?" tanya Devin yang tak peduli dengan sikap kasar Intan. orang yang ditanya malah kembali memejamkan mata dan berpaling dari Devin, tak mau ambil pusing Devin meninggalkan Intan.
*
Devin pulang kerumahnya, keadaannya memang berubah, banyak garis polisi , petunjuk-petunjuk ataupun penjaga yang memang mengawasi tempat kejadian. ia masih berdiri menatap rumah bergaya Eropa dengan warna abu-abu itu dengan sedih
"den Devin?" tiba-tiba terdengar suara pria yang sangat ia hafal.
"loh mas Dino? bukannya disuruh daddy pulang kampung?" tanya Devin saat melihat supir pribadi keluarganya masih dirumah.
"iya den, hari ini saya baru dapet tiketnya. gimana kabar Ibu? " tanya Mas Dino, masih bisa dibilang Mas Dino itu seumuran dengan daddynya dan padahal pendidikannya juga lumayan tapi karena dulu sang ayah sudah mengabdi dengan keluarga daddynya jadi dia juga mau meneruskan apa yang sudah ayahnya jalani meskipun daddynya sering menyuruh mas Dino bekerja di kantornya tapi di tolak.
"masih belum siuman mas" jawabnya dengan datar
"semoga ibu cepet sembuh ya den, oh iya mas Dev mau ngambil baju buat Princess?" tanya Mas Dino, ya semua orang yang tinggal dirumanya harus memanggil Caca Princess karena memang keinginan gadis itu.
"iya mas"jawabnya lalu dengan terpaksa ia memasuki rumah tersebut, mas Dino masuk lewat garasi yang memang kamarnya berada disana sedangkan ia harus melewati tempat yang duahari lalu menjadi tempat dimana mommynya mengalami musibah tersebut.
Devin memasuki kamar Caca dengan pintu yang khusus digambar Princess Disney kesukaannya, kamar berwallpaper berbagai Princess itu memberinya keceriaan saat ia memasuki kamar Caca. ia merebahkan tubuhnya di kasur bergambar Frozen salah satu film Disney, menatap langit kamar yang berukir itu, sekilas memori selama ia hidup hanya setahun terakhir yang sangat sulit ia lalui apalagi tak ada satu orangpun yang ia ceritakan termasuk Mommy ifah. Ia memejamkan matanya, senyuman Reyna datang menyejukannya, lalu senyuman Mommynya yang membuatnya bahagia tapi saat lama kelamaan sosok gadis dengan wajah bersalah itu dikit demi dikit menunjukan kejelasannya yang ternyata wajah sepupunya Intan dengan kaget ia langsung terbangun yang langsung menarik napas sebanyak-banyaknya seperti abis lari maraton.

Cousin ProblemsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang