Epilog

4.8K 130 1
                                    

Rama berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya setelah pulang dari sekolah , dia yang dijemput oleh Sam hanya bisa menggerutu kesal mendengar alasan Ayahnya yang tidak bisa jemput.

"Little Bos-"
"jangan sebutku seperti itu, pamaaan!" ucap Rama semakin kesal karena ia sudah memberitahu paman Sam untuk tidak memanggilnya dengan sebutan Little Boss karena itu membuatnya selalu di ejek oleh temen disekolahnya.
"oke, Rama tadi Ayah nyuruh paman bawa Rama ke kantor bukan ke sini" ujar Sam dengan lembut karena boss yang satu ini sangat keras kepala dan tak dapat dibilangin seperti perpaduan sifat jelek boss besarnya.
"kalau gitu paman saja, Rama mau main setelah sibuk disekolah tadi" ujar Rama dengen enteng, Sam menepuk jidatnya mendengar penuturan bocah yang umurnya enam tahun dan bilang kalau sekolahnya itu sibuk lalu apakabar pekerjaannya yang ngurusin tetekbengek perusahaan? dan sekarang malah asik bermain game di arena permainan di salah satu mall terkenal diJakarta.
"jadi Rama gamau? kayanya sih Ayah mau ngasih hadiah ke Rama setelah sekian lama" pancing Sam sambil menampilkan wajah seriusnya, Rama pun tergiur ucapan Sam dan ia langsung menatap penuh tertarik.
"aku tidak peduli" ujar Rama yang kembali asik dengan game balapannya, Sam terdiam tak lama dering ponselnya berbunyi. tertera nama boss besarnya dilayar berukuran 4 inci itu, dengan cepat ia langsung menggeser layar tersebut dan mendengarkan suara boss besarnya.

dengan cepat Sam melangkahkan kakinya meninggalkan zona permainan dengan Rama yang berada dalam gendongannya, langkahnya yang cepat dengan Rama yang tak bisa diam dalam gendongannya membuat pengunjung menatapnya penuh curiga.

"Diamlah Ram, Paman sedang panik" ujar Sam tanpa menatap Rama yang kesal dengan sikap Sam yang langsung menariknya, tiba-tiba langkahnya terhenti karena satpam yang menjegat mereka.
"Shit!" ucap Sam kesal.
"selamat Siang pak, ikut kami"ujar pak satpam berkumis tebal mencekal lengannya, sedangkan Rama telah berpindah tangan ke satpam wanita. Sam pun kini berada dalam kantor keamanan mall tersebut, sedangkan Rama hanya menatapnya polos.
"bapak mau nyulik anak ini?" tanya bapak satpam berkumis tebal itu secara langsung, dengan cepat Sam mengelak.
"dia itu anak boss saya, mana mungkin saya culik dia" ujar Sam dengan enteng dan tenang.
"saya tidak percaya, coba kartu identitas anda" ujar satpam itu. Sam mengeluarkan kartu tanda penduduk miliknya lalu ia serahkan kepada Satpam kumis tebal, lagi-lagi dering ponselnya berbunyi dan untungnya orang inilah yang saat ini ia butuhkan.
"slow down,bos. ini saya ada halangan dan harus masuk ke pos keamanan" jelasnya.
"nih bos saya mau ngomong sama bapak" ujar Sam memberikan gadgetnya pada satpam tersebut untuk menyelesaikan masalahnya ini.

setelah berhasil meyakinkan kepala keamanan, akhirnya Sam dapat kembali melanjutkan langkahnya bersama Rama yang berada dalam gendongannya dengan tenang. mobil berwarna hitam itu akhirnya pergi meninggalkan mall.

Rama berjalan dengan gaya coolnya meskipun Sam dengan mati-matian telah menyuruh anak itu mempercepat langkahnya. Rama yang tidak tau kenapa ia dibawa kerumah sakit hanya berjalan santai sesekali tersenyum melihat suster yang menatapnya gemas, dan akhirnya berhenti saat melihat Ayahnya tengah mendorong Bundanya dikursi roda. ia langsung lari untuk menyusul kedua orang tuanya.

"Bunda!" teriak Rama. Devin spontan memberhentikan langkahnya dan membalikkan badan,menatap anak jagoannya yang tengah berlari menujunya. tubuh Rama kini berada dalam gendongan Devin, ia tengah menunggu pertanyaan yang akan keluar dari bibir mungilnya itu.
"kenapa Bunda didorong?" akhirnya suara itu keluar, dengan mimik wajah yang misterius Devin menatap Rama tanpa bersuara begitu pula Intan yang melihat mereka berdua.
"i will show you something" ujar Devin berbisik lalu menurunkan Rama yang mengerutkan dahinya seperti orang dewasa sedangkan Sam yang masih setia disisi Devin hanya menampilkan wajah datar sebagai jawaban Little Bossnya yang meminta penjelasnnya.

mereka berjalan dalam diam, tidak sepenuhnya diam tentunya karena Devin tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata yang membuat Rama ataupun Sam sekalipun ingin muntah tapi itulah Devin orang yang akan berubah menjadi gila untuk orang tercintanya.

Cousin ProblemsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang