Yuri.
Salah satu sahabat Rendi dkk sejak SMP, tapi lost contack saat kelulusan SMP. Nomor Yuri tiba-tiba tidak bisa dihubungi. Bahkan semua media sosialnya sudah tidak aktif. Rama dan Juna berkali-kali datang ke rumahnya, tetapi selalu sepi. Sampai pada suatu hari, tetangga Yuri bilang jika rumah itu sudah kosong sebulan yang lalu.
Mereka semua bingung mengapa Yuri tidak memberi kabar. Hanya bermodalkan informasi jika Yuri pergi ke Singapura, mereka semua nekat menyusul ditemani asisten pribadi Feby.
Seminggu mencari, tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Indonesia karena sebentar lagi akan masuk sekolah.
Memang benar jika Yuri pergi ke Singapura. Bukan sengaja untuk menjauhi teman-temannya. Tetapi untuk menemani bundanya yang berobat disana. Namun, keadaannya tak kunjung membaik. Sampai akhirnya, sang bunda menghembuskan napas terakhirnya. Yuri benar-benar terpukul, ia sendiri sekarang. Ayahnya sudah meninggal saat Yuri berumur 5 tahun.
Jenazah sang bunda dibawa kembali ke Indonesia. Semuanya diurus oleh pamannya. Perasaan Yuri semakin sakit saat teman-temannya sama sekali tidak menjenguk bahkan memberi kekuatan disaat terpuruk seperti sekarang, terutama Rendi. Seseorang yang ia suka. Terlanjur sakit hati, Yuri jadi membenci sahabat-sahabatnya yang sudah menemaninya selama ini.
Yuri meminta tolong kepada pamannya untuk mencari tau dimana keberadaan mereka semua. Pamannya bisa dibilang bekerja sebagai mata-mata untuk bosnya. Jadi ia berpikir jika pamannya bisa menolongnya. Dan benar, hanya butuh waktu satu hari semua informasi yang Yuri butuhkan sudah ada.
Para sahabatnya masih di satu sekolah yang sama. Dan yang membuatnya terkejut adalah satu cewe yang sama sekali tidak dikenalnya dekat dengan sahabatnya, apalagi Rendi.
Beberapa foto menunjukkan beberapa kedekatan Rendi dan Cantika. Yuri langsung menyimpulkan jika semua sahabatnya melupakan karena sudah ada sosok Cantika yang menggantikannya.
Tak sampai disitu, Yuri berencana untuk membalaskan dendamnya kepada Cantika karena sudah merebut orang-orang yang begitu berharga untuknya. Ia mencari tau siapa saja murid yang berasal dari sekolah yang sama saat ia SMP yang masuk ke SMA yang sama dengan Cantika. Ada seorang teman sekelasnya yang lumayan dekat dengannya, Arkan.
Mulai dari Cantika yang terkunci di toilet, menyebarkan berita tentang Cantika adalah siswi yang 'nakal'. sampai merusak boneka kesayangan Cantika, semua itu dilakukan oleh Arkan. Juga kotak yang berisi bangkai tikus.
Berharap jika semua teror berhasil, tapi tidak membuat Cantika menjauh dengan Rendi. Justru semakin dekat. Yuri geram. Saat ia mendapat nomor Cantika dari Arkan, ia mulai memberikan pesan-pesan peringatan. Tapi Cantika tidak takut. Akhirnya Yuri berbuat nekat, ia melukai Cantika di malam itu.
Sesuai harapan, Cantika menjauh dari Rendi. Yuri sudah senang. Tapi kesenangannya tidak berlangsung lama. Lagi-lagi ada cewe yang dekat dengan Rendi. Dan Yuri melakukan hal yang sama untuk mengancam orang itu. Pesan teror dan kotak yang berisi bangkai hewan peliharaanya. Tidak seperti Cantika yang harus berulang kali diperingatkan, Zhavira cukup satu kali. Setelahnya gadis itu tidak lagi mendekati Rendi.
Selesai menjauhkan dua gadis yang dekat dengan Rendi, ia mendapat kabar dari Arkan jika nenek Rendi meninggal. Yuri terkejut. Ia ingin melayat, tapi tidak mungkin tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Dan Arkan yang menjadi mata-mata disana. Kebetulan ia juga ingin pergi melayat.
Lagi-lagi kabar dari Arkan membuat Yuri marah dengan Cantika. Arkan melihat Cantika yang dirangkul oleh Rendi menuju ruang makan, disusul dengan sahabat-sahabatnya. Sepertinya melukai Cantika tidak akan berpengaruh lagi. Jadi Yuri merencanakan untuk menyakiti sahabatnya sendiri. Siapa peduli? Mereka juga tidak peduli dengannya. Itu yang ada dipikirannya.
Raihan yang menjadi sasarannya. Yuri tau betul jika Raihan yang paling ceroboh. Dan berhasil, walaupun tidak terluka parah. Setidaknya itu bisa menggertak Cantika. Tidak seperti awal, gadis itu seolah acuh dan tidak takut lagi dengan ancamannya. Yuri memutuskan untuk kembali memberi pelajaran kepada Cantika secara langsung untuk kedua kalinya.
🍁🍁🍁
"Gue minta maaf atas apa yang udah gue lakuin ke kalian selama ini." Arkan memohon maaf, ia tertunduk. Benar-benar merasa bersalah.
"Lo emang harus minta maaf. Kalo perlu gue bisa seret lo ke penjara." sinis Feby.
"Feb. Jangan."
Mereka semua berada di rumah Cantika. Yuri dan Arkan datang. Yuri menjelaskan semua perbuatan jahatnya tanpa terkecuali kemarin. Termasuk siapa sosok yang membantunya untuk meneror Cantika. Begitu tau siapa orangnya, Feby langsung mendatangi kelas Arkan sepulang sekolah keesokan harinya. Dan berakhir mereka berkumpul disini.
"Maafin gue, gue salah."
"Yang bilang lo bener siapa anj*ng." Juna nyolot.
Cantika pusing. Semua temannya sudah emosi. Wajar memang, tapi mereka melakukan itu bukan tanpa alasan. Untuknya, jika sudah menyadari kesalahan juga meminta maaf sudah cukup. Cantika mengerti tentang perasaan Yuri yang merasa kehilangan dan sakit hati. Itu yang membuatnya berbuat jauh seperti ini.
Leo? Cantika sudah bisa memaafkannya. Tapi jika bertemu atau teringat kejadian yang sama, ia merasa trauma.
"Gue mau masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan aja. Gausah sampe ke polisi."
"Denger? Cantika berbaik hati nggak bawa masalah ini ke polisi. Yang kalian lakuin itu udah kelewatan, harusnya kalian berterima kasih."
"Kita gak bisa jamin sama kata 'maaf'. Apa jaminan kalian?" tanya Rama kepada Yuri dan Arkan.
"Gue janji gak bakal ngusik kalian lagi." jawab Arkan.
"Gue... gue bakal ngejauh dari kalian. Gue gak bakal nunjukin wajah gue lagi."
Sontak semuanya menoleh ke arah Yuri yang sedang tertunduk. Itu artinya Yuri akan menghilang lagi, padahal mereka baru saja bertemu setelah sekian lama. Walaupun pertemuannya sangat tidak baik. Mau bagaimanapun Yuri adalah sahabat mereka.
"Lo gak perlu ngelakuin itu." ucap Cantika.
"Itu lebih baik. Gue teman yang buruk untuk kalian."
"Semua orang pernah buat salah. Gue, lo, ataupun orang lain. Lo takut kehilangan mereka sampe nekat gini dan... perasaaan lo," Cantika menoleh sekilas ke arah Rendi.
Yuri tersenyum. "Tenang aja, gue gak bakal ganggu hubungan kalian lagi. Pelan-pelan gue bakal hilangin perasaan gue ke Rendi. Makanya gue mau ngejauh dari kalian."
"Gak perlu ngejauh. Gue kan udah maafin lo. Oh iya, lo sama Arkan juga harus minta maaf ke Zhavira."
"Iya..."
"Kenapa?" tanyanya melihat Yuri yang terlihat murung lagi.
"Enggak. Gue heran aja sama lo. Gue udah nyakitin lo tapi lo masih bersikap baik sama gue."
"Kita temen kan?" tanya Cantika.
"Lo nganggap gue teman?"
"Temen Feby juga temen gue. Gue pengen punya banyak temen, jadi gausah ngejauh," ia tersenyum. Yuri yang berada di sampingnya jadi ikut tersenyum. Lalu mereka berdua berpelukan.
"Gak salah lo suka sama dia, Ren." bisik Raihan.
"Doi gue tuh. Jangan embat." balas Rendi yang hanya mendapat senyum tipis dari Raihan.
Perasaan aja udah beda, gimana gue mau embat?
Kalian berdua cocok, gue dukung. Gaada tikungan dalam persahabatan kita.
Sama kayak Yuri. Gue bakal hilangin perasaan gue ke Cantika.
🍁🍁🍁
Membagongkan hm
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔
Teen FictionDON'T COPY MY STORY! "Jaket lo mana?" "Ada di tenda." "Kenapa gak pake?" "Lupa," Cantika hanya nyengir kuda yang membuat Rendi memutar bola matanya malas. Rendi langsung melepas jaket yang ia pakai. Kemudian ia berika kepada Cantika, "pake." "Loh? G...