• 2- Tanda Tangan •

638 90 0
                                    

Keesokan harinya, Cantika sudah duduk manis di bangkunya. Baru 4 orang yang berada di dalam kelas sekarang. Mungkin karena jam masih menunjukan pukul 06.30.

Cantika mencari kesibukan dengan membaca buku yang terdapat tulisan tangan Rendi. Ia belum sempat membacanya.

Namanya Cantika, dia dari SMP Pelita Jaya
Orangnya pendiem, dan gak banyak bicara.

"Gila, gini doang dia nulis? Gue aja nulis panjang lebar." gumamnya.

Tapi gak salah kalau dia bilangin gue pendiem. Batin Cantika.

Tak lama datang Rendi dengan tampak datarnya. Ia langsung menduduki bangkunya yang berada di samping Cantika tanpa memperdulikan tatapan cewe yang berada di kelas.

Rendi kemudian mengeluarkan ponselnya dan mulai sibuk dengan benda itu. Sedangkan Cantika dengan segera menutup bukunya dan hendak memasukkannya ke dalam tas, berharap agar Rendi tidak melihatnya sedang membaca tulisannya.

Dan cerobohnya, bukunya malah terjatuh ke lantai. Ia hendak mengambilnya, namun ia terlambat. Rendi sudah mengambilnya lebih dulu dan membacanya.

"Lo baca ini?"

Refleks Cantika mengangguk sambil menunduk. Ia malu.

"Baru lo baca?"

Respon yang ia berikan masih sama, mengangguk.

"Lebih menarik lantai daripada gue kayaknya." sindir Rendi.

Cantika seketika mendongak dan menggeleng cepat, "nggak kok."

"Kenapa sih lo nunduk terus. Biasakan ngomong sama orang itu tatap matanya." ucap Rendi tanpa ekspresi.

Gak sanggup natap lo, sadar gak sih? Rasanya Cantika ingin sekali mengatakan hal itu, namun rasanya tidak mungkin.

Cantika menggeleng, "gapapa."

"Selalu gitu."

"Maksudnya?"

"Cewe selalu bilang gapapa, padahal dia kenapa-kenapa."

Cantika terdiam sejenak, "gue beneran gapapa."

Rendi tidak menjawab dan kembali sibuk dengan ponselnya. Cantika mengambil bukunya yang berada di meja Rendi dan memasukannya di dalam tas.

🍁🍁🍁

"Setelah ini kalian minta tanda tangan ke kakak OSIS, MPK, sama guru-guru ya, dek. Nanti hari terakhir MPLS dikumpul, dan itu harus lengkap." Sherly menjelaskan.

"Dan kalian harus dapetin tanda tangan ketua MPK dulu baru minta tanda tangan yang lain." tambah Jeffry.

Tepat setelah Jeffry menjelaskan, bel istirahat berbunyi. Cantika bersiap untuk mencari tanda tangan, ia membawa buku dan satu pulpen. Begitu pun dengan Rendi.

Rendi sudah lebih dulu meninggalkan kelas. Semua orang pergi menuju mencari tanda tangan bersama temannya masing-masing. Sedangkan Cantika hanya sendiri.

"Gapapa, gue pasti bisa." Cantika menyemangati dirinya.

Sesampainya di lapangan, banyak siswa yang memakai bawahan biru sedang berkumpul. Cantika menebak jika orang-orang itu sedang meminta tanda tangan ketua MPK, ia juga dapat mendengar bisikan dari siswi yang berada di depannya.

"Eh, ini kan ketua MPK?"

"Iya, tapi rame banget. Panas banget lagi."

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang