• 30- Dimana letak salahnya?•

220 42 8
                                    

"Kira-kira Cantika mau ngomong apaan ya? Sampe mau ngomong berdua aja."

"Iri bilang bos!"

"Bukan iri elah, lo mah suudzon mulu sama gue. Dosa, Jun. Maksud gue tuh, kan mereka daritadi berdua mulu. Masih butuh waktu berdua lagi gitu?"

"Cemburu lo?" tembak Feby.

"Sama aja lo bedua," Raihan merotasikan bola matanya malas.

"Ya mikir lah ogeb. Mereka tidur bareng gitu."

Mendengar ucapan Juna, sontak Raihan memukul kepalanya dengan keras. Bahkan rambutnya sampai berantakan.

"Sakit woi."

"Kalimat lo ambigu su!"

"Lo aja otaknya kelewat batas. Ngehayal kemana-mana!" suara Juna tidak kalah nyaringnya.

"Ngaca kampret!"

"Makanya perbanyak liat yasinan, bukan aneh-aneh."

Refleks Raihan membulatkan kedua matanya, "aneh-aneh apaan maksud lo?!"

"Lo pikir kita-kita gatau apa? Lo nyari di youtube gimana caranya Mail ngayuh sepeda." Feby membalasnya.

Selanjutnya mereka tertawa. Hari itu Raihan tertidur pulas di kelas saat jam kosong. Kebetulan ponselnya terletak begitu saja diatas meja.

Feby yang iseng dengan sengaja mencek history youtube milik Raihan. Ponselnya tidak menggunakan password, jadi mudah baginya untuk mencari tau.

Untuk apa di password? Tidak ada yang perlu disembunyikan. Tidak ada chat dari pacar. Jomblo.

"Kerjaan lu kan ya?" tanya Raihan kepada Feby. Gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

"Udah tau kita jail. Lo dengan mudahnya naro hape sembarangan, kena akibatnya."

"Sini deketan, mau aku getok lagi."

🍁🍁🍁


Sementara di dalam ruangan itu, Rendi masih duduk di samping Cantika. Menatap gadis itu dengan penuh tanda tanya.

"Lo mau ngomong a–"

"Ada yang mau gue tanyain, dan gue bakal nanya sekali aja."

Rendi terdiam melihat raut wajah Cantika yang sangat serius. Perasaannya mendadak jadi tidak enak.

"Lo udah ada pacar?"

Butuh beberapa saat Rendi mencerna pertanyaan yang terlontar untuknya. Pertanyaan macam apa itu? Siapa yang menjadi pacarnya? Ia saja berharap jika Cantika yang menjadi pacarnya.

"Kenapa lo nanya gi–"

"Jadi bener ya?" katanya sambil menunduk, menyembunyikan wajah sedihnya.

"Enggak, Ka. Gue gaada–"

"Inget kan gue bilang apa tadi? Gue cuma nanya sekali aja, artinya jawaban lo cuma sekali. Dan gue ngambil jawaban lo yang pertama."

Laki-laki itu menggeleng dan mencoba menggenggam kembali tangan Cantika. Tapi gadis itu menolak dan menepis pelan tangannya.

"Lo kenapa? Ada masalah apa?"

"Gue gamau liat wajah lo lagi."

Rendi semakin bingung. Rasanya ia tidak pernah bertengkar dengan Cantika. Dimana letak kesalahannya? Ada yang tau?

"Tapi Ka... gue salah apa?"

"Lo gak salah. Gue yang salah, seharusnya dari awal gue gak kenal lo. Lebih baik gue sendiri."

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang