Cantika melangkahkan kakinya menuju kelas. Tetapi ada yang janggal. Orang yang dilewatinya melihatnya dengan tatapan tak suka. Bahkan ada yang berbisik.
Ada yang salah dari baju yang gue pake? Tanyanya membatin sambil memperhatikan pakaiannya.
Enggak tuh. Baju yang gue pake bener.
Sampai saat ia melewati kerumunan orang yang sedang menatap mading, ia mendekat untuk melihat apa yang mereka baca. Ternyata sudah ada teman-temannya juga disana.
Ia tercekat, kedua matanya sudah memanas dan hampir menitikkan air matanya. Apa-apaan semua ini?
"Anj*ng! Sapa yang nulis ini bangs*t!" teriak Raihan yang sudah tersulut emosi.
"NGAKU LO PADA!" teriaknya sekali lagi.
Semuanya diam, tidak ada yang menjawab. Mereka saja tidak tau siapa pelakunya.
"Yaelah, Han. Kalo itu emang bener gimana? Jangan mentang-mentang Cantika temen lo, lo bakal belain dia." ucap salah satu gadis dengan santainya.
"Heh! Mulut lo yang nyinyir diem ya anj*ng. Lo gatau apa-apa gausah sok tau." balas Raihan.
Rendi dkk sama sekali tidak mengenal siapa gadis nyinyir itu. Tetapi ia tau Raihan. Bagaimana mungkin? Baiklah, ini bukan saat yang tepat untuk membahas itu.
"Jaga mulut lo. Gue gak bakal tinggal diam kalo lo masih ngehina Cantika. Mau gue hajar lo disini?" Feby masih tenang dengan tatapan dinginnya.
"Heh! Cewe murahan kayak Can-"
Plak!
Ucapannya langsung terpotong karena Feby langsung menamparnya. Gadis itu memegang pipinya yang terasa panas. Nyaris menangis.
Cantika langsung menahan Feby yang hendak kembali menyerang. Bisa gawat jika Feby menghajarnya lebih jauh.
"Heh, bab*! Lo gatau siapa gue? Gue Via, kakel lo anj*r. Berani lo sama gue?"
"Trus? Emang gue peduli?" tanya Feby dengan satu alis yang terangkat.
Via mengehela napas sejenak dan menatap sinis Feby dan Cantika, "adek kelas aja belagu lo."
"Gue gak belagu. Gue udah peringatin, lo gak mau denger dan tetap nantangin. Lo bilang kakak kelas dengan kelakuan lo yang bocah gitu? Gak sesuai bego." Feby berdecih dan tersenyum miring.
"ANJ*NG!"
Via sudah maju tetapi ditahan oleh teman-temannya. Tidak terima jika ia dipermalukan oleh adik kelasnya. Mau diletakkan dimana harga dirinya.
Keempat cowo itu hanya memperhatikan perdebatan Feby dan Via. Hal itu sudah biasa bagi mereka. Lagipula Feby membela yang benar, bukan yang salah.
Bahkan Feby pernah berkelahi juga dengan kakak kelasnya saat di SMP dulu, karena kakak kelas itu mengatainya 'cewe murahan'. Orang itu mendapatkan beberapa luka lebam di tubuhnya dan Feby menerima skors selama beberapa hari.
Jika sudah seperti ini, mereka tidak bisa menahan Feby. Bisa-bisa mereka juga yang terkena hantaman gadis itu.
Dengan segera Rendi mencabut kertas-kertas yang berisikan pesan sampah yang ditujukan untuk Cantika. Merobeknya dan membuangnya ke tempat sampah.
Ya, yang sedaritadi mereka lihat adalah pesan-pesan sampah dan foto-foto Cantika dengan Alex yang memeluknya dari belakang. Bahkan saat Alex mengecup puncak kepalanya sambil memeluknya juga ada.
Berarti benar, jika kemarin ada penguntit.
Jangan tertipu dengan muka polosnya
Dasar jal*ng!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔
Teen FictionDON'T COPY MY STORY! "Jaket lo mana?" "Ada di tenda." "Kenapa gak pake?" "Lupa," Cantika hanya nyengir kuda yang membuat Rendi memutar bola matanya malas. Rendi langsung melepas jaket yang ia pakai. Kemudian ia berika kepada Cantika, "pake." "Loh? G...