• 25- Tamu Tak Diundang •

270 46 0
                                    

"Gue dikurung semalaman disana. Kak Leo tetap desak gue supaya gak putus sama dia. Tapi gue tetep dipendirian, putus. Besok paginya bang Alex datang. Dia juga bawa beberapa polisi. Kak Leo dibawa ke kantor polisi dengan keadaan babak belur. Sempet dihajar sama bang Alex. Tapi untungnya langsung dipisahin sama polisinya."

"Bang Alex mau kak Leo diberi hukuman yang setimpal. Tapi karna dia dibawah umur dan juga mereka nyewa pengacara mahal, kak Leo dibebasin gitu aja, cuma dikasih peringatan. Dia juga gak dikeluarin di sekolah. Ayahnya donatur tetap sekaligus donatur terbesar di sekolah. Jadi dia cuma di skors selama 2 minggu."

Feby tercekat mendengarnya. Leo sudah menyakitinya secara fisik dan batin. Tapi hukumannya hanya seperti itu? Apa-apaan!

Oke, money can talk.

Gadis itu menarik napas panjang dan kembali melanjutkan ceritanya, "dan gue minta tante sama om gue buat pindah sekolah. Gue gak sanggup sekolah disana lagi. Leo masih sekolah disana, siapa yang tau dia berulah lagi? Belum lagi Sonya. Gue gak tahan."

"Terus temen dekat lo gimana? Si... siapa sih namanya? Nia kan? Itu gak bantu lo sama sekali? Kan temen deket." tanya Feby.

"Saat gue cerita mau pindah sekolah, dia seneng. Nia ternyata benci gue. Dia kerjasama sama Sonya. Yang selalu ngasih tau gue ada dimana, gue sembunyi dimana, Nia yang kasih tau. Dia benci gue karna... iri. Dulu dia selalu ranking 1 di kelas. Tapi karna kelas 8 di muridnya di acak dan gue yang kebetulan sekelas sama dia, gue selalu ranking 1 dan dia ranking 2."

"Di sekolah baru, gue jadi parno kalo punya temen. Takut dia pengkhianat juga. Bahkan kalo ada cowo yang deketin, gue diemin dan menjauh. Apalagi cowo yang tenar dan punya banyak penggemar kayak kak Leo. Intinya gue jadi orang yang tertututup."

Cantika menoleh ke arah Feby, "jadi soal gue yang orangnya 'agak jauh sama cowo' lo paham kan?"

Orang yang ditanyakan itu tertunduk. Ia sempat mempunyai pikiran jika Cantika sombong dan angkuh. Sama seperti kakak kelas yang pernah mendapat hadiah tonjokan sampai babak belur.

"Sorry ya, Feb. Gue emang masih kaku kalo berbaur sama mereka berempat."

"It's ok. Lo cewe kuat ya ternyata. Gak cuma kuat sih, lo sabar orangnya. Kalo gue jadi lo, Sonya udah gue tonjokin pasti."

"Kesel juga sih sebenarnya. Tapi ya mereka ada banyak, sedangkan gue sendiri. Mau ngelawan juga susah. Tapi mereka tetap di skors kayaknya."

Feby mengangguk mengerti, kemudian ia memanggil Cantika, "Can."

"Hm?"

"Makasi udah mau terbuka sama gue. Gue sama yang lain bakal bantu lo kok buat hadepin teror ini. Jangan pernah ngerasa sendiri ya."

"Thanks," ia tersenyum. Lalu keduanya berpelukan dan tertawa geli.

🍁🍁🍁

"Can, flasdisknya mana?"

"Itu ada di atas meja," tunjukknya menggunakan dagu.

"Mau lagu apa dulu nih?" tanya Feby.

"Time for the Moon Night aja. Lo hapal kan?"

"Semua lagu Gfriend gue hapal kok gerakannya."

Rencananya pagi ini mereka mau dance bersama-sama di ruang tamu. Sekalian olahraga. Kalau di kamar Cantika, tempatnya kurang luas untuk dua orang. Sekalian saja di ruang tamu. Sofa yang berada di depan televisi mereka mundurkan sendiri.

"Lo jadi sapa nih?"

"UNA DOONG!" seru Cantika bersemangat.

"Oke. Gue ngikut SinB."

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang