• 1- Teman Pertama •

763 95 3
                                    

"WOI!"

Sontak perhatian mereka teralihkan kepada sumber suara. Rendi. Dengan cepat Rendi menghampiri Cantika dan menyembunyikannya dibalik tubuhnya yang tinggi.

"Jangan ganggu dia." Rendi memperingatkan.

"Lo siapanya? Gausah ikut campur."

"Mending lo semua pergi." Rendi tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan tadi.

"Kalo gak gimana? Kita masih ada urusan sama cewe yang di belakang lo," cowo tersebut tersenyum bagaikan iblis.

Cantika yang mendengar itu semakin takut. Ia menunduk menyembunyikan wajahnya. Sedangkan sebelah tangannya masih setia digenggam oleh Rendi.

Cowo itu semakin mengeratkan genggamannya. Ia tau jika Cantika sangat takut sekarang.

"Gausah cari masalah, atau gak lo bakal kenapa-kenapa sama gue."

"Nantangin?" tanya orang itu dengan satu alis terangkat.

"Menurut lo?"

"Brengs*k!"

Cowo itu langsung melayangkan pukulannya kepada Rendi. Namun dengan sigap Rendi menghindar dan memukul balik orang itu.

"Lo menjauh," ucap Rendi pelan kepada Cantika. Cantika hanya mengangguk dan mengikuti perintah dari Rendi.

Kumpulan cowo itu masih saja memukuli Rendi tanpa ampun. Sebisa mungkin Rendi menghindari pukulan yang dilayangkan untuknya. Untungnya, Rendi mengikuti karate sejak SD. Jadi ia tidak bodoh jika menantang lawannya untuk berkelahi.

"Brengs*k lo. Tunggu balasan gue," cowo itu berusaha bangkit dibantu temannya.

Cantika bernapas lega akhirnya kumpulan cowo itu pergi. Setelahnya ia tersadar dengan Rendi yang wajahnya terdapat beberapa luka walaupun tidak banyak.

"Lo gapapa? Yang sakit mana?" tanya Cantika khawatir.

"Harusnya gue yang nanya, lo gapapa? Lo gak di apa-apain sama mereka kan?"

Cantika menggeleng dan dengan pelan menghapus sedikit darah yang mengalir di sudut bibir Rendi. Rendi meringis, kemudian ia menahan pergerakan tangan Cantika yang menghapus darahnya, "gue gapapa."

"Tapi lo luka."

Rendi hanya tersenyum miring, "gue anter lo pulang. Jam segini angkot udah jarang."

"Gausah, nanti repotin lo."

"Gapapa, daripada kejadian kek tadi."

Cantika terdiam sejenak untuk memikirkan tawaran Rendi. Pasalnya ia baru mengenal orang yang di hadapannya ini satu hari. Apa orang ini bisa di percaya?

"Gue gabakal macem-macem sama lo." ucap Rendi dengan wajah datarnya.

"O-oke."

🍁🍁🍁

"Makasi udah nganter gue," sambil menyerahkan helm ke pemiliknya.

Rendi hanya berdeham sebagai jawabannya.

"Emm... gue..." Cantika memainkan jarinya sembari menunduk.

"Apa?"

"G-gue boleh obatin luka lo, gak?"

Rendi menaikan sebelah alisnya, menunggu kelanjutan dari gadis dihadapannya ini.

"Gak boleh, ya? Soalnya kan lo luka gegara gue. Jadi gue mau tanggung jawab."

Rendi terdiam sejenak kemudian mengangguk dan dengan segera Cantika membuka pagar rumahnya agar Rendi bisa memasukkan motornya ke garasinya.

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang