"Gue liat lo sama Leo datangnya barengan. Iya kan?"
Seketika kulit Cantika meremang. Terkejut dengan kedatangan Sonya yang tiba-tiba. Dengan cepat ia menatap Sonya yang berada di belakangnya.
"Lo gak takut sama ancaman gue..." Sonya berjalan perlahan mendekati Cantika. Ia mundur beberapa langkah menjauhinya, "...atau nantangin gue hm?"
Mulutnya terasa terkunci. Tidak bisa menjawab perkataan Sonya. Itu tidak bisa dianggap hanya gertakan. Sonya akan melakukan apa saja yang diinginkan, dan selalu terjadi.
"Gue udah bilang sama lo, putus sama Leo. Masih baik hati gue cuma motong rambut lo jadi pendek," dia tersenyum. Senyum menyeramkan yang mampu membuat Cantika tak bisa bergerak sedikit pun.
"Gini aja deh. Kalo lo hari ini masih belum putusin Leo hari ini, gue pastiin lo bakal kehilangan rambut lo."
Tunggu...
Kehilangan rambut?
Jangan bilang—
"Rambut lo bakal gue botakin. Jadi lo gak perlu repot-repot baikin rambut lagi kan?"
Kedua tangan Cantika bergetar hebat. Cukup sudah rambutnya menjadi pendek. Jangan sampai ia akan kehilangan rambutnya lagi.
Ia tidak akan membohongi Alex lagi. Tidak lagi untuk seka—
"Paham?"
Belum selesai dengan perang batinnya, suara insterupsi Sonya membuyarkan semuanya. Bukannya menjawab, Cantika justru hanya menatap gadis yang mengancamnya tadi.
Tapi sepertinya Sonya salah menangkap arti tatapan Cantika. Ia berpikir jika Cantika sedang menantangnya. Padahal sebenarnya Cantika takut setengah mati.
"Lo nantangin gue? LO NANTANGIN GUE HAH?!"
Dengan sekuat tenaga, Sonya menarik rambut Cantika yang membuatnya memekik menahan sakit. Rasanya rambut Cantika akan rontok.
"Denger ya, Cupu. Gue gak pernah main-main sama omongan gue. Bahkan gue udah bawa alatnya. Gausah takut kalo gue cuma omdo."
"Gue kasih lo waktu sampai besok. Kalo besok masih pacaran sama Leo. Rambut lo udah gaada. Bisa aja lo gak hanya kehilangan rambut, mungkin gue akan lakuin lebih dari ini."
Perlahan air mata mengalir dari sudut mata Cantika. Antara takut, menahan sakit, khawatir hal itu akan terjadi, rasanya campur aduk.
Ia lelah selalu diancam seperti ini.
Apalagi lawannya Sonya. Yang menurutnya adalah seorang psycho. Sangat terobsesi dengan Leo dan akan melakukan apa saja agar mendapatkan laki-laki itu.
Gila.
Sonya melangkah mundur. Ia tersenyum sarkastik di hadapan Cantika. Kemudian melengos pergi begitu saja meninggalkan Cantika yang masih mematung.
🍁🍁🍁
Sepanjang hari Cantika menjadi pendiam. Bahkan teman dekatnya—Nia— sampai dibuat heran. Cantika orang yang periang, bukan pendiam seperti sekarang.
"Can, lo gapapa?"
Pemilik nama itu hanya diam menatap kosong ke arah bukunya. Masih tidak sadar jika Nia sedang memanggilnya.
Nia geram. Tangannya mengguncang bahu Cantika agar gadis itu sadar. "Can!"
"A–apa?"
"Lo kenapa sih? Udah pulangan. Lo masih diem aja. Gamau pulang?"
Terdengar Cantika mendengus, lalu membereskan buku-bukunya yang berada di atas meja. Tidak lupa mencek laci mejanya. Siapa tau ada buku yang ia letakkan disitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔
Teen FictionDON'T COPY MY STORY! "Jaket lo mana?" "Ada di tenda." "Kenapa gak pake?" "Lupa," Cantika hanya nyengir kuda yang membuat Rendi memutar bola matanya malas. Rendi langsung melepas jaket yang ia pakai. Kemudian ia berika kepada Cantika, "pake." "Loh? G...