• 34- Tahap Move On? •

204 33 1
                                    

"Gantian dong ketiknya, nanti gue yang bacain."

"Gausah, by. Biar aku aja."

"Gue juga mau ngetik..." kata Widya sambil memanyunkan bibirnya.

"Yaudah iya,nih."

"Yes! Makasiiii"

"Iya, sayang."

Rendi dan Cantika hanya bisa menatap interaksi keduanya, terdengar beberapa kali menghela napas. Bukannya tidak suka, hanya saja... ya begitulah.

Cantika mencoba berpura-pura tidak mendengar dengan mengalihkannya dengan mencari materi dari ponselnya. Dan Rendi mencoba cuek dengan mencatat beberapa materi tambahan yang ia dapat dari buku paket.

Rasanya canggung.

Sebenarnya angan-angan Cantika yaitu menghindari berinteraksi dengan Rendi. Lebih banyak mengobrol dengan Widya. Tapi Widya dan Fajar lebih sering berdua dan juga ada sedikit taburan uwu.

Ingin ikut mengobrol, tapi tidak enak dengan Fajar. Seperti nyamuk. Mau tidak mau ia harus berinteraksi dengan Rendi. Sebisa mungkin ia minimkan berbicara dengan Rendi.

"Bagian fungsi gue atau lo yang nyari?" tanya Rendi.

"Terserah."

"Gue aja? Terus lo nyari manfaatnya."

"Hm."





KENAPA JADI KEBALIK GINI?

KENAPA MALAH IKA JADI LEBIH CUEK DIBANDING GUE?! Rendi membatin.

"Oke." balasnya.

Beberapa saat hening. Hanya terdengar bunyi keyboard dan suara kertas yang dibolak-balik.

"Itu kurang huruf 'a' sayang."

"Kok typo terus sih?" dengan kesal Widya menghapus ulang dua kata yang sudah ia ketik, dan kembali memperbaikinya.

"Makanya aku aja yang ketik ya?"

"Yaudah nih, jadi males."

Fajar tertawa pelan, "jangan ngambek dong. Wajar aja kalo typo. Aku juga sering typo kok," katanya sambil mengusap puncak kepala sang pacar.

"Tapi gak sesering gue kan? Keknya ngetik bukan bakat gue deh."

"Bacain lagi gih, biar cepet selesai."

Entah kenapa, mendengar percakapan keduanya membuat Cantika tersenyum. Di dalam pikirannya, jika Fajar adalah tipe pacar yang lembut. Perkataannya tidak ada nada menuntut atau memaksa. Pelan dan adem.

Tiba-tiba terlintas wajah Nathan dan ia malah bablas juga memikirkan Nathan tipe pacar seperti apa. Jika laki-laki itu, pasti akan selalu membuat pacarnya tertawa dan tidak pernah bosan karena selalu ada topik yang dibahas walau kadang random. Mungkin bisa dikategorikan sebagai boyfriend-able.

Jika Rendi, mungkin tipe pacar yang posesif. Lebih posesif dari pacarnya mungkin? Tergantung siapa pacarnya nanti. Dari cerita-cerita yang Cantika baca, laki-laki posesif ini kadang bisa jadi manja juga. Tapi setiap orang kan berbeda-beda.

"Ika?"

Cantika tersentak, "i–iya kenapa?"

"Lo ngelamun ternyata. Bagian lo udah?"

"U–udah."

Mendadak ia menjadi gugup karena memikirkan Rendi tadi. Dan dirinya kesal saat tidak bisa menutupi kegugupannya.

"Udah semua nih?" tanya Widya yang mendapat anggukan dari Rendi.

"Mantep ya kalo yang ngerjain double couple gini. Gak salah gurunya jadiin kita sekelompok."

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang