• 38- Batu •

183 33 13
                                    

"Beneran mabuk, bego lo Ren."

"Setan mana yang buat lo ampe mabuk gini? Gang odading?"

"Goblok anjir."

Rendi menatap tiga orang yang sedang memakinya dengan tatapan sayu. Hanya tersisa dirinya disini. Ia tidak sadar jika Cantika sudah tidak bersamanya.

"Lu pada sapa dah. Buriq banget." kata Rendi.

"Gatau terimakasih ya lu nyed. Udah di jemput juga."

"Gantengan gue, remahan kerupuk jangan sombong," Raihan menabok kepala Rendi. Gemas juga lama-lama.

"Udah-udah, makin naik darah lo ladenin dia. Anter balik aja."

"Yang ada kalo dia di anter ke rumahnya, kita juga kena semprot sama ortunya."

"Ortunya lagi di luar kota. Cuma ada bang Dio di rumah," Rama mulai memapah Rendi.

"Pantes aja nih orang berani mabok. Tolol."

"Bantuin anjir, maki-maki dia nanti aja."

Juna dan Raihan ikut membantu Rendi berjalan menuju mobil walaupun mulutnya tidak berhenti memaki. Titisan setan memang. Janji pergi ke cafe malah belok ke klub.

"Cewe yang mirip Ika tadi mana?"

"Itu memang Cantika elah. Dia yang ngasih kabar kalo lo disini."

"Lo siapa sih? Cerewet banget."

"Tinggalin anjim. Makin ngelunjak."


🍁🍁🍁


Detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari. Hari ini adalah hari terakhir ujian di sekolah Cantika. Absen 1 sampai 18 berada di ruang 3, sedangkan sisanya di ruang 4. Cantika dan Feby satu kelas. Dan para sahabatnya di ruang 4.

Semenjak kejadian Cantika memeluk Rendi malam itu, hampir setiap hari ia mendapatkan pesan peringatan untuk menjauh dari Rendi. Cantika kadang menjadi tidak fokus untuk belajar karena merasa khawatir dengan keadaan sekitar. Rasanya seperti ada yang selalu mengawasinya.

Dan sekarang, ia kembali mendapatkan pesan dari sang peneror.

berhenti cari muka sama Rendi. Pisau gue kapan pun siap untuk ngasih hadiah ke teman tercinta lo.

Cantika meletakkan ponselnya asal di atas meja. Lalu ia menutup wajah frustasinya dengan kedua tangan.

Tanpa diperingatkan pun Cantika sudah tidak dekat dengan Rendi lagi. Pernah beberapa kali mereka berpapasan karena tidak sengaja. Dan yang Cantika lihat, Rendi selalu bersama dengan Zhavira. Cantika tidak munafik, jujur ia cemburu.

"Lo kenapa?"

"Gapapa."

Feby duduk di hadapan Cantika, "dapat pesan itu lagi?"

Di antara teman dekatnya, hanya Feby yang tau jika dirinya selalu mendapatkan teror itu. Menjauh dengan Rendi, membuatnya juga jadi jarang berkomunikasi dengan Rama, Juna, dan juga Raihan.

"Iya. Gue makin takut kalian kenapa kenapa."

"Itu serius nomornya belum kelacak? Udah sebulan lebih loh, masa belum ada kabar juga dari polisi."

"Belum ada kabar. Gue pernah blok nomor ini, tapi dia tetap neror gue pake nomor lain. Katanya kalo sekali lagi gue blok nomornya, kalian yang jadi taruhannya."

"Gila tuh orang. Bagi sini deh nomornya, gue coba lacak."

"Lo bisa lacak nomor orang?"

"Pernah sih, tapi kadang bisa kadang enggak. Lupa lupa cara lacaknya, udah lama juga sih pernah lacak nomor orang." Ternyata Feby punya bakat terpendam.

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang