▪︎Flashback on▪︎
Gadis berambut panjang itu berjalan menuju kantin sendirian. Sesekali ia tersenyum manis atau membalas sapaan orang-orang yang menyapanya.
Ia cukup populer di sekolahnya. Bagaimana tidak? Ramah, pintar, dan menjadi idola kaum Adam di sekolahnya.
Sesampainya di kantin, ia memesan nasi goreng dan duduk di bangku yang kosong. Teman yang biasa bersamanya sedang dipanggil guru wali kelasnya untuk membicarakan tentang perwakilan olimpiade bulan depan.
Sedang asik makan, tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang menghampirinya dan duduk di hadapannya.
"Hai, Cantika ya?" Sapa orang itu dengan tersenyum ramah.
"Iya, emm... maaf, kak. Tapi kakak siapa ya?" Tanya Cantika sedikit ragu.
"Gue Leo anak kelas 9. Kapten basket, ketua kelas, dan orang yang bakal jadi pacarmu nanti." Di kalimat terakhir, Leo sengaja memelankan suaranya agar gadis yang ia suka ini tidak mengetahuinya.
"Kenapa kak?"
"Enggak, gapapa. Sendirian aja?"
"Enggak."
"Lagi sama siapa?"
"Banyak orang tuh," sambil menunjuk ke sekelilingnya yang membuat Leo tertawa.
"Gak salah kan?" Leo menggeleng di sisa tawanya. Cantika kembali menyuapkan makanannya.
"Kakak gak makan?"
"Ciee perhatian."
"Bukan gitu, masa kakak cuma liatin gue makan, kakak gamau makan gitu?"
"Liatin lo makan aja udah kenyang gue."
"Idih ngerdus sia," Cantika tertawa.
"Becanda. Gue masih kenyang, jadi gak makan."
"Jadi gapapa nih gue makan sendirian?" Ia kembali menyuapkan satu sendok ke dalam mulutnya. Tanpa sadar, ada sisa nasi yang berada di ujung bibirnya yang menarik perhatian Leo.
"Hmm, gapapa."
"Kenapa kak? Gue makannya kayak anak kecil ya?" Cantika nyengir.
"Itu tuh di ujung bibir lo ada nasi." Dengan cepat Cantika membersihkan ujung bibirnya. Setelahnya ia kembali tertawa.
"Sorry ya kak kalo buat kakak jijik sama gue."
"Santai aja kali, lucu kok buat gue."
Seketika jantung Cantika berdegub sangat cepat. Apa ini? Padahal baru saja mengenalnya beberapa menit yang lalu, tapi Cantika sudah tersipu malu.
Cantika berdeham untuk menetralkan rasa gugupnya. Ia mencari topik yang lain agar dia tidak kembali gugup.
"Btw kok kakak tau gue?"
"Lo tenar, siapa sih yang gak kenal sama lo."
"Apaan sih, b aja padahal."
"Beneran." Leo meyakinkan.
"Iya deh," tiba-tiba Cantika beranjak dari kursinya. Dengan cepat Leo menahannya. Pikirnya, ia sudah mengganggu jam makan gadis itu.
"Lo marah?" Cantika mengernyit bingung.
"Marah kenapa?"
"Gue udah ganggu lo."
"Enggak, ini gue mau beli minum aja. Tadi lupa beli sekalian."
"Udah lo duduk aja, biar gue yang beli," Leo sudah berdiri dan hendak berjalan ke salah satu tempat yang menjual minuman.
"E–eh gausah, kak. Gue aja ya–"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔
Novela JuvenilDON'T COPY MY STORY! "Jaket lo mana?" "Ada di tenda." "Kenapa gak pake?" "Lupa," Cantika hanya nyengir kuda yang membuat Rendi memutar bola matanya malas. Rendi langsung melepas jaket yang ia pakai. Kemudian ia berika kepada Cantika, "pake." "Loh? G...