• 10- Jenguk•

471 65 0
                                    

"Makasih kalian udah bantuin Cantika."

"Yoi, santuy bang." Raihan mengangguk.

"Yeuu. Lo mah cuman liatin doang, yang dobrak kan gue sama Rama." Rendi protes.

"Jangan salah. Gue bantu doa, 'semoga Cantika gapapa, pintunya cepet kebuka'. Gitu," balas Raihan sambil meminum sirup yang disediakan oleh pembantu di rumah itu.

"Minta di sleding memang," timpal Juna dan Rendi dengan kompak.

"Tapi gue masih penasaran sama yang ngunciin Cantika." ucap Feby.

"Sebenarnya gue juga. Cuman Cantika bilang 'gausah dibahas lagi'. Yaudah gue gak bahas, tapi tetep aja penasaran." Alex mengangguk setuju kemudian menunduk menatap meja dihadapannya dengan tatapan kosong.

Feby peka. Ia tau jika Alex khawatir. Tentu saja, kakak mana yang tidak khawatir ketika mengetahui adiknya menjadi korban bully.

"Lo gausah khawatir, bang. Gue sama yang lain bakal jagain Cantika."

Pandangan Alex perlahan menatap kedua mata Feby, ia hanya tersenyum kecil.

"By the way, gue gak bisa lama-lama nemenin kalian. Gue ada kerkom" Alex mengalihkan topik.

Teman-teman Feby mengangguk. Tak lama Cantika datang dengan mengenakan leging hitam panjang dan baju putih lengan panjang.

"Abang mau pergi sekarang?" Cantika berjalan menghampiri Alex.

Alex mengangguk, "abang pergi dulu, mau nitip?"

"Gak deh."

"Yaudah, abang berangkat dulu," Alex mengusak puncak kepala Cantika dan berlalu meninggalkannya dan teman-temannya.

"Gimana keadaan lo, Ka?" tanya Rendi dengan raut khawatir.

Seketika suasana menjadi hening setelah Rendi bertanya. Raihan, Juna, dan Rama tersenyum jahil kepada Rendi. Tetapi orang yang ditatap justru masih menunggu jawaban dari Cantika. Acuh dengan tatapan yang dilemparkan padanya.

"Udah mendingan, gak terlalu panas kayak tadi malem," jawab Cantika. Ia berjalan menuju sofa yang tadi Alex duduki.

"Lo semua udah ijin ortu?"

"Udah kok, Ka. Kita tadi pulang dulu buat ganti baju sekalian ijin."

Hening.

Suasana mendadak canggung.

Ternyata Juna dan Raihan yang notabene orang yang cerewet, ternyata bisa canggung seperti ini. Bahkan bingung harus membuka topik obrolan seperti apa.

"Kalian mau main PS gak? Bang Alex ada PS, kalo kalian mau main gapapa, daripada bosan."

"Beneran?" raut wajah Raihan berubah sumringah.

"Yeuu... gak tau malu lo," Juna menjitak kepala Raihan. "Boleh deh, Ka."

"Gada bedanya lu bedua," Rama menggelengkan kepalanya.

🍁🍁🍁

▪︎Cantika pov▪︎

Gue sama Feby lagi buatin minum buat cowo-cowonya yang lagi main PS. Feby yang buat minum, gue yang motongin buahnya. Mereka dateng sempat bawa buah-buahan juga. Inisiatif gue, mending buahnya dimakan bareng aja.

"Gue naro minumannya dulu," ucap Feby sambil membawa nampan yang terdapat beberapa gelas yang terisi sirup yang dibalas anggukan dari gue.

Tinggal satu apel lagi yang perlu di potong. Luamayan keras memang, namun gue tetep berusaha buat potong.

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang