51

8K 752 66
                                    


Assalamu'alaikum .. Aku kembali, nih. Terimakasih banyak sudah setia mengikuti cerita ini sampai sekarang 🤗

Eh ya,  karena aku mau kejar target jahitan jadi untuk beberapa hari aku nggak akan update dulu ya.  Oleh karena itu, hari ini ku buat bab yang panjaaaaaaaang....  ^^

Selamat membaca 💕

_____

.
.

"Tidak apa-apa. Ayo masuk." pria itu berjalan masuk melalui pintu gerbang, di susul olehku. Meski langkahnya pelan,  namun aku tetap harus berjalan cepat untuk mengimbanginya. Ini karena jarak langkah kami yang berbeda.  Kaki Mas Ryan panjang banget sih...

Di dalam pemakaman, terlebih dulu dia ziarah di makam Ayah. Setelah itu barulah dia mengajakku ke kuburan Mama dan Papa nya.

Di sana, lama dia berdiri mematung. Stelan jas hitam dengan kemeja putih membuatnya benar-benar gagah. Meski latar belakang kami saat ini adalah tanah mati dengan banyak kuburan dimana-mana namun jika ada pemotretan aku yakin hasil foto Mas Ryan akan tetap terlihat eksotis.

"Naira..  Menurutmu,  kenapa takdir mempermainkan kita?" tanya Mas Ryan tiba-tiba.

Apakah dia sedang menyesali kematian Mama dan Papanya?

*Sebagian teks dihapus untuk kepentingan penerbitan*

***

🌺🌺🌺

Tetap jadikan Al-Quran sebagai bacaan Utama

🌺🌺🌺

The Great Husband (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang