7

10.4K 826 23
                                    

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia."

~Ali bin Abi Thalib~

__________


.
.


Saat baru saja keluar dari lift, aku berpapasan dengan Mbak Zahra. Dia sedang mengantri memasuki lift tepat di samping lift yang baru saja kugunakan.

"Naira? Apa kabar?" Mbak Zahra menyapaku ramah.

"Ternyata kamu kerja di sini, ya?"

"Iya, Mbak. Sudah lama kok. Mbak sendiri sedang apa ke sini?"

Tanpa merasa risih dan malu, Mbak Zahra memelukku akrab. Suatu hal yang jarang sekali dilakukan oleh para karyawan, memeluk Cleaning Service di depan banyak orang.

"Aku sedang ngurus lamaran, nih. Mas Ryan memintaku kerja di sini."

"Zahra, pakai lift ini saja. Di situ pasti mengantri." Terdengar suara seseorang tepat di belakangku, membuat kami refleks menoleh.

Di depan lift khusus, Kak Ryan bediri bersama dua orang lainnya. Alisnya sedikit terangkat ketika melihatku.

Kenapa? Terkejut melihatku?

"Iya Mbak, sebaiknya Mbak pakai lift itu saja. Di jamin tanpa antrian." Ucapku ramah.

"Benarkah? Baiklah kalau begitu. Aku duluan ya, Ra. Kapan-kapan kita makan siang bareng di kantin yuk?"

"InsyaAllah." Aku tersenyum, dan segera berlalu dari sana. Sempat kulihat Kak Ryan menatap kepergianku namun aku sedang tidak mood membalas tatapannya.

*Sebagian teks di hapus untuk kepentingan proses penerbitan*

***

🌺🌺🌺

Tetap jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama

🌺🌺🌺

The Great Husband (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang