19

9.2K 749 25
                                    

Assalamu'alaikum...  Baru bisa up lagi nih ^^

Selamat membaca 💕
________

Kak Ryan mengajakku duduk di salah satu bangku kafe. Sebuah Kafe sepi pengunjung dengan harga menu yang membuat aku melotot. Aku tak mengerti, kenapa pria ini senang sekali masuk ke kafe mahal, dan lagi-lagi hanya memesan segelas minuman yang sama. Kopi hitam dengan sedikit gula. Huwek, apa enaknya?

"Wajahmu memang tak bisa diselamatkan dari tampilan anak-anak. Tapi setidaknya, bersikaplah sebagaimana umurmu yang sebenarnya Naira. Saya yakin kamu pasti tahu bahwa kabur itu adalah bukan cara dewasa untuk menghindari seseorang." Ucap Kak Ryan tenang setelah melewati proses minum kopi ala bangsawan nya.

Lihat? Belum apa-apa ucapannya sudah sangat menyebalkan. Boleh nggak sih aku pukul kepalanya?!

Aku masih enggan bicara. Bagaimanapun aku masih merasa canggung sekaligus kesal pada orang ini. Bayangan kejadian malam itu beserta ucapannya di depan Nyonya Dewi berseliweran di otakku lalu bersatu membuat segumpal rasa benci yang nyata.

"Apa yang terjadi? Tatapan mu itu seolah ingin membunuh saya."

"Ekhem!" tenggorkanku gatal. Cepat-cepat kualihkan pandangan mataku pada hal lain.

Pengunjung kafe ini sedikit sekali. Hanya segelintir orang dalam jumlah hitungan jari. Apakah ini di sengaja, atau hanya kebetulan saja?

"Naira? Pergunakanlah telingamu dengan baik selagi berfungsi."


*Sebagian teks dihapus untuk kepentingan penerbitan*

***

Panjang ya?  semoga tak bosan bacanya ^^

🌺🌺🌺

Tetap jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama

🌺🌺🌺

The Great Husband (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang