65

9.2K 725 60
                                    

Assalamualaikum ... Hai, aku up lagi nih.

Terimakasih banyak sudah selalu meramaikan kolom komentar cerita ini. Aku sangat senang setiap kali membacanya 🤗

Selamat membaca 💕

_____

.
.
.

Kak Irshad duduk tegak, memasang wajah menyeramkan. Hilang udah wajah teduh dan penghormatan untuk pria yang saat ini juga duduk tegak di hadapannya. Mas Ryan tak merasa goyah untuk balas menatap wajah Kak Irshad.

Sejak tadi nyaliku menciut. Diam-diam aku menyesal sudah meminta menginap di rumah Kak Irshad. Dengan begini kakak langsung tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara kami. Hal itu di perparah setelah Kak Irshad bicara dengan Kak Evan. Pria itu pasti sudah menceritakan semua yang terjadi hari ini ...

"Jadi, kau tak akan ikut menginap di sini kan?" Ucap Kak Irshad.

"Tentu saja aku menginap." Ucap Mas Ryan tenang. Aku duduk di sofa tak jauh dari mereka.

Mau bergabung tak ingin, meninggalkan mereka pun tak mau. Jarak segini memang yang paling tepat. Di sini aku masih bisa mendengar percakapan singa dan beruang itu

"Ini rumah ku kalau kau lupa."

"Ini rumahku juga."

"Rumahmu?" Seketika Kak Irshad tertawa mencemooh.

"Di sini ada Naira. Dan tempat dimana Naira berada, kesitulah aku akan pulang."

*Sebagian teks dihapus untuk kepentingan penerbitan*


***

🌺🌺🌺

Tetap jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama

🌺🌺🌺

The Great Husband (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang