3

12.9K 972 33
                                    

Flash Back (2)

"Jika sudah jodoh, meski seribu cara dilakukan untuk menghindar, akhirnya tetap bertemu juga."

_________

Jam 8 malam aku baru tiba di rumah. Agak telat memang, karena tadi sempat berdiam diri di taman Adiwisastra Park, tempat favoritku sejak lama.

Selesai membersihkan diri, aku ke ruang tengah menghampiri Ibu dan Raya di meja makan.

"Loh, piringnya cuma satu?"

"Ibu dan Raya sudah makan. Kamu makan sendiri saja ya, biar kami temani." Ucap Ibu lemah. Tangannya sedang sibuk mengupas bawang. Aku baru sadar jika di atas meja telah banyak tumpukan bawang. Sekeranjang bawang kupas, sekresek besar cangkang bawang, dan sekarung bawang yang belum di kupas.

"Maksudnya apa ini?" Aku mulai tersulut emosi. Mereka jadi buruh kupas bawang!? Perlahan tangan ibu mengelus bahuku.

"Beban mu sudah terlalu banyak Ara. Biaya sekolah Raya, pengobatan Ibu, dan juga cicilan hutang kita. Izinkan kami membantumu, ya?" Ibu menatapku lembut. Seketika rasanya mataku panas.

"Jangan menangis. Ayo mulai makan" Ucap Ibu tersenyum, lalu kembali mengupas bawang.

Perlahan aku memakan makanan yang mereka siapkan untukku. Sayur bayam jagung, dan goreng kerupuk. Aku sengaja memandang langit langit agar tak sampai membuat air mataku jatuh.

Sejak Ayah meninggal, aku sudah berjanji tak akan menangis lagi. Tapi tiga hari ini begitu banyak hal yang membuatku melanggar janji itu.

Astagfirullah ...

***
*Sebagian teks di hapus untuk kepentingan penerbitan*

Jangan lupa belu Novel nya ya 😊


***

🌺🌺🌺

Terimakasih untuk yang masih sabar mengikuti cerita ini 💕

Tetap jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama

🌺🌺🌺

The Great Husband (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang