Setelah pengakuan mas Danar tempo hari, kini aku jarang berada di apartemen, lebih banyak tinggal dirumah kontrakan teman-temanku yang mengontrak satu rumah untuk di tinggali bersama-sama.
Hanya beberapa kali aku keapartemen untuk mengambil barang yang kubutuhkan, bahkan nomor whatsapp mas Danar juga ku privasi karena takut jika dirinya mengetahui keberadaanku, karena selain itu pesan serta teleponnya tak pernah ku respon.
Hingga malam ini tiba-tiba mama Galuh mengirimkan pesan yang bertanya sedang dimana, karena beliau ingin mengantarkan rendang yang beliau buat untukku.
Tetapi saat kubilang sedang di kontrakan teman, dan beliau tak lagi membalas pesanku melainkan kedatangan sang putra di rumah kontarakan tanpa membawa rendang, karena tadi hanya alasan sang putra yang ingin mengetahui keberadaanku.
"Malam dokter Danar"
Para teman-temanku sudah mulai kecentilan, memang jika di perhatikan mas Danar memiliki wajah manis yang tak membosankan ditambah dengan penampilan yang tak pernah awut-awutan meskipun baru bangun tidur.
"Ngantar rendang mas?"
"Kamu pingin rendang? Yuk makan di rumah makan padang"
Modus yang bagus, tetapi entah kenapa kini aku menjadi sedikit takut dengan mas Danar atau lebih tepatnya banyak ilfeel nya.
"Nggak, aku kira mama ngirim rendang kayak pesan beliau tadi"
Sungguh begitu santai mas Danar menyikapi masalah yang tempo hari di ceritakan kepadaku, kini dirinya bisa dengan senyum sumringahnya, bahkan masih sempat menggoda temanku, bercanda dengan mereka.
"Order makan malam deh ndel, entar mas yang bayar"
Mungkin jika ini dahulu kala sebelum mas Danar menceritakan kelakuan dirinya, aku akan bersenang hati menyambut perintahnya, akan tetapi kini pemikiranku tentang mas Danar selalu di penuhi dengan kenegatifan, yang mana ini mengandung arti ingin menebar pesona kepada teman-temanku.
"Ganjen"
"Apa ndel?"
"Enggak apa-apa"
"Udah order aja, buat semuanya"
"Terserah Eca ya menunya"
Baiklah, mungkin ini pelajaran kecil untuk mas Danar, yang kurasa kali ini selain tebar pesona juga ingin kembali menyuapku, agar tak bercerita kepada orang lain tentang kelakuan bejatnya.
Bukan hanya pesan makanan di satu tempat, kini kupesan makanan di beberapa rumah makan, hingga UMKM yang menjajakan dagangannya secara online mulai dari makanan berat, minuman, cemilan hingga mencapai pembayaran satu juta lebih hampir mencapai dua juta.
Tak butuh waktu lama ojek online yang kupesan pun silih berganti datang, dengan kubuat ekspresi santai, kuminta uang pada mas Danar di setiap makanan yang kupesan datang.
"Sheza, gila ya kamu? Makanan segini banyak kita cuma berenam ini"
Salah satu teman baikku di kampus, dan juga penghuni rumah kontrakan ini, tentunya dia juga ikut terkagetnya seperti mas Danar yang saat ini makanan telah memenuhi meja ruang makan.
"Tenang habis ini ada tim pembersih makanan"
Siapa yang akan mengira, jika diriku juga telah menghubungi teman cowok sekelas kami yang juga tinggal mengontrak tak jauh dari lingkungan kami sekarang tinggal.
"Ndel, kamu ngerjain mas ya?"
"Maksudnya?"
Berpura-pura tak mengerti dengan yang di katakan mas Danar, padahal dalam hatiku ingin tertawa terbahak-bahak, menertawakan dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dentist (Tersedia Lengkap Di Ebook)
RomanceMenikah dengan seseorang yang sejak kecil sudah mengenal diri kita, keluarga besar bahkan mengetahui hal-hal buruk yang kita simpan, bukan lah hal mudah jika pernikahan itu hasil perjodohan yang dipaksakan. Berawal pernikahan yang diharapakan untuk...