Pov Danar
Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulang, begitupun bulan telah berganti tahun, kini Eca telah berpindah di apartemen milik kak Aisya, kakak iparnya, isteri dari bang Saka, yang sebelumnya apartemen itu disewakan dan kali ini di tempati oleh Eca.
Sebenarnya aku tahu salah satu alasan Eca pindah dari rumahku, dia ingin bebas dari pantauan diriku, yang mana kata papa diriku lebih posesif dari bang Saka yang notabennya kakak sedarahnya.
Dan kini akupun telah berganti pacar, bukan lagi Naya mahasiswi yang memang suka berganti pacar di kala dia telah jenuh dengan pasangannya, dan akupun tak mau kalah dari Naya, kini aku juga telah mendapatkan kekasih baru yang tak kalah cantik dari Naya, dari segi fisik dan penampilan, dimana dikatakan seksi.
Rima, dia bernama Rima, kekasih baruku seorang perawat disalah satu klinik yang sempat kubuat praktik lapangan.
Terlibat cinta lokasi, entah aku saat itu sudah benar cinta atau belum dengannya tetapi aku tertarik dengan Rima karena fisiknya, tak munafik memang aku lelaki normal yang menyukai perempuan berawal dari fisik.
Wanita yang usianya berada diatas Eca tiga tahun, dengan tinggi badan di atas tinggi rata-rata perempuan pada umumnya, di tambah dengan rambut tebal panjang yang begitu indah, serta lekuk badan yang pastinya menjadi idaman para perempuan.
Pacar keduaku, dirinya sudah pernah berpacaran sebelumnya, tetapi siapa sangka jika Rima masih menjaga kesuciannya, dan dirikulah perusaknya.
Aku yang mengira jika pergaulan Rima sama seperti Naya, karena dari segi penampilan mereka hampir sama, dengan sering mengenakan pakaian sedikit seksi ketika jalan bersamaku di luar klinik.
Tetapi anggapanku itu salah, ketika satu bulan setelah kuuangkapkan perasaanku, dan Rima menerimaku untuk menjadi kekasihnya, dan ciuman pertama kami di mobil, membuatku menilai jika dirinya sama dengan Naya, hingga di akhir pekan berikutnya, aku telah merusaknya, menodai kesuciannya.
"Wangi banget sayang, aku suka"
Kuciumi rambut dan ceruk lehernya, dan saat itu kami baru saja memesan sebuah kamar di salah satu hotel di kawasan salah satu wisata dekat dengan daerah pegunungan di Yogjakarta.
"Sayang aku takut"
"Takut kenapa, bukannya kamu yang mau?"
"Iya, tapi aku gugup"
"Ya sudah, tunggu kamu siap saja"
Sebenarnya aku kecewa, karena Rima sendiri yang kemarin menawarkan diri ketika aku memancingnya dengan pembahasan dunia dewasa.
Tapi apa boleh buat dirinya mengatakan belum siap, entah itu sungguh-sungguh atau trik tarik ulurnya, pasalnya Rima juga tipe wanita manja, yang suka sekali kumanjakan mulai dari materi hingga sentuhan-sentuhan hangat padanya.
"Aku keluar dulu ya"
Kuputuskan untuk keluar kamar, mencari minuman dan makanan ringan, hari ini masih sore, kami berencana malam ini nanti untuk makan malam di tempat wisata malam, dan meninap tentunya.
Selain mencari makan ringan, lebih baik kutenangkan diriku dengan menjauhi Rima, karena hasratku memang telah bangkit dari aku menjemputnya di rumah, yang mana sejak dua hari lalu kami telah sepakat untuk bermalam di hotel.
Cukup tenang, dan waktu magrib pun telah tiba, meskipun kulanggar syariat agama tetapi kewajiban tetaplah kewajiban yang harus kujalankan, sehingga aku mampir di mushola hotel untuk sholat magrib, dan setelahnya kembali ke hotel, untuk mengajak Rima makan malam dan menikmati suasana malam di tempat wisata ini.
Tetapi betapa kagetnya aku ketika masuk kedalam kamar, Rima telah berganti pakaian, kali ini dengan pakaian yang begitu menggoda kelelakianku, membuka pintu kamar untukku.
"Sayang"
Penuh dengan kekejutan, kupandangi Rima yang benar-benar sosok perempuan dengan fisik sempurna.
"Sayang aku_"
Dengan malu dia berdiri di depanku, belum sempat dia lanjutkan ucapannya, lebih dulu kusergap bibirnya dengan bibirku, dan apa yang kita rencakan sejak dua hari yang lalu kini terjadi.
Tetapi di akhir hubungan mesra kami, kutanyakan apa yang menjadi sesuatu ganjalan di hatiku.
"Kamu masih virgin?"
"Iya"
"Kenapa enggak bilang?"
"Memangnya kenapa?"
"Ya seharusnya kita enggak lakuin ini"
"Sayang menyesal? Aku ikhlas kok kasih ke kamu"
"Tapi enggak seharusnya sayang"
"Aku ikhlas kok sayang, yang terpenting kamu jangan tinggalin aku ya"
Dan aku pun berjanji tak akan meninggalkan Rima, sejak malam itu, karena bagaimanapun aku lah perusak Rima.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dentist (Tersedia Lengkap Di Ebook)
RomanceMenikah dengan seseorang yang sejak kecil sudah mengenal diri kita, keluarga besar bahkan mengetahui hal-hal buruk yang kita simpan, bukan lah hal mudah jika pernikahan itu hasil perjodohan yang dipaksakan. Berawal pernikahan yang diharapakan untuk...