Seminar yang begitu penting untuk masa depan karir ku, jumlah SKP yang lumayan untuk menambahkan syarat dalam pengajuan STR ku, sehingga kota yang kuanggap penuh dengan kisah nano-nano bagiku itu tetap ku kunjungi.
Bertemu kembali dengan teman-teman kampusku yang lama kami telah putus komunikasi sejak berpindahnya diriku ke Kendari, kini seakan kami berreuni dengan mereka semua.
Dahulu diriku lah yang memutuskan komunikasi dengan mereka, karena dengan berpindahnya diriku yang tiba-tiba du saat semester akhir, dan persiapan untuk ujian, kemudian tentang berita kecelakaan mas Danar hingga akhirnya tersebarlah berita diriku yang ternyata sudah menikah dengan mas Danar dan saat itu kami sedang proses perceraian, tentu saja teman-temanku sangat terkejut, semuanya satu persatu menghubungiku, menanyakan kabar sebenarnya. Dan karena itu semua lah, Om Dion dan Tante Hani yang merupakan keluarga yang menampungku di Kendari melarangku untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang akan menyulitkanku untuk melupakan masalahku.
"Sheza apa kabar kamu?"
"Tambah cantik kamu Za"
Kami berpelukan, cium pipi kanan kiri bergantian, benar-benar merindukan mereka semua, teman-teman kampusku terdahulu yang begitu tulus baik kepadaku.
Melanjutkan momen reuni kami di dalam ruang seminar, tetapi kurasa bukan hanya aku dan teman masa kuliahku, karena saat ku memasuki gedung pertemuan ini, sosok wanita yang kusebut dengan panggilan mama juga berada bersama kami semua.
"Ca"
Panggilan mama Galuh yang melihat diriku lebih dulu duduk pada bangku, segera aku bangkit untuk menyapa beliau, mencium tangan mantan ibu mertuaku.
"Ma"
"Kamu ikut seminar juga?"
Kuanggukan kepalaku, tak lama teman-teman masa kuliahku yang juga mengenal mama Galuh ikut bersalaman dengan mama.
"Apa kabar tante?"
"Alhamdulillah, sudah jadi dokter gigi semua ya sekarang"
Masih seperti mama terdahulu, yang baik, ramah dengan teman-temanku, hingga beberapa menit kami mengobrol, putra dari mama yang ternyata juga mengikuti seminar ini.
"Ma, Danar duduk di belakang ya sama Rehan"
Kurasa mas Danar belum melihat keberadaanku, atau yang enggan melihat diriku ada disini.
"Ada adik mu ini loh, kok kebelakang?"
Bukan sekedar memberitahu keberadaanku, tetapi ini juga sebuah perintah jika mas Danar harus duduk bersama kami di bangku barisan depan ini.
"Iya"
Reaksi mas Danar membuat para teman-temanku bertanya-tanya, tentu saja mereka sudah tahu jika aku selain adik bagi mas Danar juga seorang mantan istrinya, pastinya suasana ini tak cukup apik di lihat.
"Sheza kamu duduk sama dokter Galuh kan, kita kebelakang ya"
Kuanggukan kepalaku, dan akhirnya duduk bersebelahan dengan mama Galuh, dan di samping mama juga ada mas Danar, keluarga dentist seharusnya itu kami bertiga, tetapi semua telah kandas di tiga tahun lalu.
"Kamu nginap dimana? Pagi-pagi sudah sampai sini?"
"Hotel sebelah ma"
"Kenapa enggak nginap di rumah mama aja?"
"Ngrepotin mama nanti"
"Kayak kamu ini siapa aja, dulu juga bertahun-tahun dirumah mama, enggak ngrepotin sama sekali"
"Aku mantan menantumu ma, Iya itu dulu ma, masih sebelum menjadi mantan menantu mama"
Tentu saja kujawab hanya di dalam hatiku, apalagi laki-laki yang dulu dekat sebagai sosok kakak bagiku tetapi kali ini berubah menjadi mantan suami, berada di samping mama, pasti akan mendengar apapun yang ku katakan.
"Nanti pulang kerumah mama ya nduk"
"Besok lusa saja ma, Eca mampir sebelum pulang Jakarta"
"Sudah nginap dirumah mama saja, mama kangen sama kamu"
"Tapi ma"
Kutolehkan pandangan pada sang putra, dan pandangan kami pun bertemu, begitu pun mama yang menoleh kearah sang putra.
"Mas mu enggak tinggal dirumah mama kok"
Mama cukup mengerti apa yang kuragukan, dan begitu tanggap akan yang kupermasalahkan jika aku tinggal disana.
Tetapi sesaat aku tersadar, jika sang putra kini telah tinggal di rumahnya sendiri dengan sang isteri, apalagi di lebaran kemarin mbak Rima yang meminta untuk di talak mas Danar di depan keluarga besar, berhasil kucegah.
Bukan karena aku tak ingin mereka berpisah, jika itu keputusan mereka terserah hanya saja tidak di depanku, seakan aku adalah wanita jahat yang menginginkan ketidak bahagiaan mereka.
Dan mungkin sekarang sudah rujuk kembali dan menjalani rumah tangga yang harmonis, apalagi sebelum menikah mereka juga pasangan romantis.
"Bukan itu Ma, Eca sudah booking tiga hari hotelnya, sayang kalau enggak jadi di tempati"
Sebenarnya bukan hanya segan kepada mas Danar tetapi ini juga permintaan ayah dan bang Saka, yang pada malam itu aku mengatakan ingin mengikuti seminar, dan Bunda yang akan menghubungi mama dengan tegas di larang oleh ayah, begitupun Bang Saka yang mewanti-wantiku agar tak menginap dirumah Om Panji.
"Kenapa? Enggak di bolehin Satria nginap dirumah mama?"
Membuatku salah tingkah, mendengar pertanyaan Mama yang seakan bisa membaca pikiranku.
"Enggak lah Ma"
"Iya deh, Mama percaya tapi nanti malam kita makan bareng ya sama Papa juga"
Kuanggukan kepalaku, menerima permintaan Mama untuk makan malam tak ada salahnya, bagaimanapun beliau tetaplah kerabat kami, seperti yang bunda bilang silaturahmi tetap harus kami rajut, belajar berdamai dengan masa lalu, itulah yang di ajarkan bunda.
Acara seminar di mulai, menyimak apa yang di jelaskan di depan, dan sesekali mama mengajakku dan mas Danar berdiskusi tentang apa yang di sedang di bahas.
"Kemarin Eca pernah dapat pasien ini waktu di Kendari"
"Kendari?"
Sontak dua orang ibu dan anak itu memastikan apa yang kukatakan, dan kujawab dengan anggukan.
"Kamu tinggal di tempat Dion?"
"Iya Ma"
Tak mungkin aku berbohong terus menerus, dan sekarang pun aku telah kembali jadi tak perlu kututupi apa yang kulakukan di tiga tahun terakhir ini.
"Astagfirullah, Hani bisa bohong juga"
"Memangnya kenapa Ma?"
Kali ini mas Danar lah bertanya kepada sang mama, aku ikut menyimak apa yang mereka berdua bicarakan.
"Mama sama tante Hani hampir tiap hari whatsapan tapi dia enggak pernah bahas kalau Eca disana, malah pas mama cariin Eca dia bilang juga kawatir, kurang ajar memang Dion sama Hani bohongin Mama"
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dentist (Tersedia Lengkap Di Ebook)
RomanceMenikah dengan seseorang yang sejak kecil sudah mengenal diri kita, keluarga besar bahkan mengetahui hal-hal buruk yang kita simpan, bukan lah hal mudah jika pernikahan itu hasil perjodohan yang dipaksakan. Berawal pernikahan yang diharapakan untuk...