Riuh tepuk tangan mulai mereda, Sarah berjalan beriringan dengan Jeffrey menghampiri sepasang orang tua yang memberikan tatapan berseri. Benar tanpa sedikitpun penolakan, tanpa ada pembicaraan negatif dibelakang sebab orang tua Jeffrey setuju seratus persen jika Sarah sudah bersedia menikah dalam waktu dekat. Sebagai tempat bersandar dalam keadaan suka maupun duka, perempuan dengan rambut yang sudah sepenuhnya putih justru merasa bahagia jika bayang-bayang mendiang Irisha, istri anaknya sudah hilang.
Hanya keluarga inti saja berita barusan dibocorkan. Awalnya Krystal sempat kaget, namun sekaget apapun Krystal tetap lebih bersemangat Joceline dalam memberi tanggapan. Hampir melakukan investigasi besar-besaran mengenai motif ketersediaan Sarah, ternyata dia hanya mendapati si perempuan kuliah dan pergi ke panti asuhan lalu terakhir kursus masak. Menyerah tanpa syarat, Joceline pun memberi restu di urutan terakhir sebagai keluarga pihak generasi tengah.
Di lain sisi, Naomi segera mundur supaya bisa pergi sebelum Sarah menghampiri gerombolan mereka. Sekarang dia perlu minta penjelasan super detail, jelas juga terperinci dari ibunya. Mana mungkin keluarga tega menyembunyikan pengumuman serius seperti sekarang.
"Emang kamu pikir tiga Alcander itu tau?"
Naomi membulatkan mata. "Serius Uncle Jeffrey gak ada musyawarah dulu ke mereka?"
"Iya."
"Dia cantik, kelihatannya baik," komentar Camilla yang justru mendapat perbedaan pendapat dari Naomi. "Kak, biasanya yang kayak gitu cuma mau harta aja gak sih?"
"Enggak juga, soalnya Uncle Jeffrey ganteng."
"Maksud you?"
"Mom, can I get married to someone with 19 years old age gap?"
"Sure, take his money then let him die. If you come to his funeral, better use your expensive dr—"
"Krys, kamu ini kebiasaan banget," cegah Haldwin sebelum petuah Krystal semakin mengada-ngada yang kemudian justru dijawab oleh anak pertama mereka. "Okey, thanks for the advice."
"Camilla."
"Dad, tenang pacarku seumuran Jendral kok."
Naomi menghela nafas pelan, bibirnya kemudian bicara dengan sedikit bergetar ditambah suara lirih. "But I think you'll married to duda kaya raya kayak Uncle Jeffrey deh kak."
"Loh, why not? He's hot and rich."
"Camille, siapa pacarmu? Dad mau ngomong serius buat pernikahan kalian tujuh tahun lagi."
"No!"
Kembali pada keadaan tiga pemuda Alcander masih diam ditempat waktu Sarah berdiri dihadapan mereka. Ada sedikit canggung mengingat Mariel adalah adik tingkatnya di kampus, Jendral merupakan kenalan dari undangan opening hotel milik keluarga Alcander dan Sagara sama sekali belum kenal siapa itu Sarah Fleur.
"Papa sudah benar-benar lupa sama mama?"
Satu pertanyaan meluncur dari mulut Mariel sehingga Jeffrey sempat tersentak, selama duapuluh satu tahun anaknya hidup bersama belum pernah ada semburat penolakan dari mulut putra sulungnya.
"Kamu gak setuju?"
"Aku kan cuma tanya," jawab Mariel membuat Jeffrey menoleh pada dua anak lainnya. "Kalian?"
Seperti perkiraan jika Jendral hanya diam dan Sagara menolak secara terang-terangan. Yang perempuan paham semisal mereka bertiga kurang suka. Lagipula daripada menjadi ibu, Sarah lebih sangat cocok jadi kakak perempuan kalau dilihat dari segi usia. Masih berdiri dari sebelah Jeffrey, Sarah menerka tiga pasang mata dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCANDER [Jaehyun Jung]
FanfikceHidup Jeffrey Alcander, duda kaya raya anak tiga bersama istri baru bak kisah romansa tanpa problematika, jika saja ia lebih mengenal tiga putranya dengan baik. [⚠] 15++ INGAT INI CUMA FIKSI!