Keseharian sebenar-benarnya dalam keluarga Alcander mulai terlihat di mata Sarah yang dimulai saat Mariel pergi malam berdua dengan Michelle atau bahkan sampai pulang pagi, Jendral sering begadang karena mengerjakan tugas dan Sagara bersama kerepotannya menghadapi Naomi plus kelas anak itu masuk kelas unggulan jadi harus ekstra belajar supaya bisa mempertahankan posisi.
Jendral melangkah pergi menuju kampus waktu Sarah baru pulang dari meeting soal promosi kerjasama dengan salah satu artis ternama sebagai ajang promosi besar-besaran. Rupanya anak itu cuma menghadiri kelas siang dan sore. Jendral bukannya pamit, melainkan terus berjalan sambil memakai leather jacket kemudian mengemudikan motor seperti biasa. Sarah melihat bagaimana pemuda itu memakai helm full face secara tergesa. Jadi sebelum figurnya benar-benar menghilang, lebih baik menahan tangan kanan anaknya.
"Jendral, tunggu."
Pemuda itu melihat penampilan Sarah ketika bekerja, jadi begini bagaimana satu set Gucci blazer and skirt membalut tubuh ramping itu dengan apik. Jendral tak mengeluarkan pertanyaan namun ia yakin jika si perempuan paham mengingat bagaimana cara mereka berinteraksi selalu minim kata-kata.
"Kalau pulang sampai tengah malam kasih kabar ya."
"Iya."
Begitu saja jawaban Jendral membuat Sarah mundur beberapa langkah, sempat terkejut waktu tahu Jendral mengendarai dengan kecepatan tinggi macam kompetisi balap motor padahal cuma berangkat kuliah. Ia kemudian melanjutkan rencana siang ini untuk menyelesaikan review laporan penjualan bulanan. Sebenarnya bisa saja dikerjakan di tempat kerja tapi kalau bisa sambil bergurau dengan Mariel plus ditemani suasana rumah kenapa tidak.
Sementara Mariel bisa dilihat masing tenang di ruang santai tempat Jendral mengerjakan tugas tempo hari. Tangannya sibuk mengetikan kata demi kata melalui Macbook namun masih ada selingan mengambil beberapa potong semangka untuk dimasukan ke dalam mulut. Sarah kemudian pergi ke belakang rumah, mau mengecek tanaman yang dibeli beberapa hari lalu bersama Krystal.
Belum menemukan tanaman, dia malah lebih dulu melihat asisten rumah tangga sedang membersihkan sesuatu di dekat tanamannya. "Bi, ngapain?"
"Bersihin pecahan kaca Bu."
"Siapa yang pecahin?"
"Aduh, maaf ya saya kurang tahu. Tadi pagi waktu datang, sudah ada pecahan gelas di dekat meja putih lantai dua," jelas asistem rumah tangga barusan.
Sarah seketika mengingat soal kelupaannya yaitu meninggalkan gelas minum di meja setelah bicara bersama Jendral. Segera ia mendekat, membuat asisten rumah tangga mempersilahkan apapun perbuatan pemilik rumah asalkan tak membahayakan keselamatan. Bahaya kalau sampai tergores sedikit saja, pasti Jeffrey marah besar mengingat bagaimana pria itu sudah benar-benar bertekuk lutut atas Sarah Fleur.
"Tadi pagi masih basah?"
"Masih sedikit, ini boleh langsung saya buang Bu?"
"Iya, buang aja. Makasih ya bi," ujar Sarah.
"Iya, sama-sama Bu Sarah. Saya permisi dulu."
Sarah mulai memikirkan banyak kemungkinan kalau sudah begini, semalam jelas meninggalkan gelas disana dan cuma ada Jendral. Semoga saja pemuda itu cuma tidak sengaja menyenggol lalu jatuh di lantai karena sungguh, baik dirinya maupun Jeffrey sama-sama tak mendengar suara berisik apapun. Sarah mengganti pakaian menjadi gaun rumahan seperti biasa, ada map dan Macbook di tangan untuk dikerjakan bersama Mariel.
"Halo, budak skripsi."
"Kak, please deh kakak juga mantan budak skipsi," jawab Mariel agak kesal mengingat dulu Sarah juga sampai menangis tersedu-sedu waktu skripsinya dapat banyak coretan. Yang lebih tua memberikan raut wajah antusias. "Udah sampai mana sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCANDER [Jaehyun Jung]
FanfictionHidup Jeffrey Alcander, duda kaya raya anak tiga bersama istri baru bak kisah romansa tanpa problematika, jika saja ia lebih mengenal tiga putranya dengan baik. [⚠] 15++ INGAT INI CUMA FIKSI!