Bab XII

841 93 5
                                    

Jeffrey tidak pernah ingkar janji, Sarah percaya seratus persen ketika pria itu bilang kalau hari minggu akan menjadi waktu quality time keluarga mereka. Dan benar, sejak pagi dia berkutat di dapur belum satu menit pun melihat Jeffrey membuka laptop guna mengurusi pekerjaan kantor. Sebenarnya jika suaminya masih ada urusan pun bukan masalah besar sebab Sarah paham bagaimana sibuknya menjadi pemilik salah satu bisnis keluarga terbesar di negaranya.

Usai menutup sup menggunakan tutup kaca, ia berbalik kemudian menemukan Jeffrey makan satu slice roti tawar bertaburkan margarin. Dua anak mereka bukan masih menjelajah alam mimpi, cuma belum mau turun saja karena terlalu nyaman menikmati tiduran di kasur waktu pagi hari. Suara musik cukup keras terdengar dari kamar Mariel meskipun jarak dapur lumayan jauh sehingga Jeffrey hampir menegur pemuda itu.

Sarah jelas menahan, mungkin masih kebiasaan di rumah lama gaya klasik tempat mereka tinggal dimana jarak antara satu kamar dan kamar lain sudah macam isatana karena terlalu luas. Jadi bagi Mariel mendengarkan musik dengan volume tinggi juga akan berdampak sama seperti rumah lama. Sedangkan Jendral masih tiduran di dalam kamar sembari membuka akun sosial media, melihat postingan Sagara dan Naomi akan kegiatan mereka semalam.

Ngomong-ngomong, Sagara masih di rumah Naomi sampai sekarang jadi orang rumah tinggal menunggu anak itu ingat kalau dia juga punya rumah sendiri lalu tergerak untuk pulang. Padahal waktu awal pindah bilangnya menderita selalu ketemu Naomi. Kenyatannya baru satu bulan bertetangga malah semakin nempel, sudah macam perangko dan surat.

Jeffrey mendekat, memberi komentar sembari memperhatikan gerak demi gerak dari istrinya pagi ini. "Sagara bilangnya tertekan deket Naomi, tapi malah sleepover di tempat Kak Krystal."

"Apa aku bilang, mereka saling sayang."

"Kemarin kamu nonton Sagara tanding?"

"Iya, sama Naomi."

"Makasih ya, sayang. Udah lama dia kangen ada supporter special di pertandingannya," ucap Jeffrey sehingga giliran Sarah menoleh, memberikan satu permintaan yang sejujurnya juga selalu ingin Jeffrey lakukan kalau saja pekerjaan bisa lebih santai. "Mas kalau nggak sibuk lain kali sempetin dateng ya?"

"Pasti."

Sarah menata beberapa piring di meja makan, sudah lama sekali semenjak ia melihat langsung dari jarak dekat bagaimana seseorang menyiapkan sarapan dari jarak dekat. Sejak kelahiran Sagara, Irisha sudah hampir tidak pernah menyentuh dapur lalu kemudian raga perempuan itu sudah lebih dulu pergi sehingga bagi Jeffrey, pemandangan sederhana seperti sekarang menjadi potret yang sangat membahagiakan. Apalagi melihat bagaimana fokus sekaligus raut suka cita perempuan dihadapannya saat memasak, benar-benar memberikan efek aneh bagi Jeffrey.

"Kenapa Mas Jeff?"

"Apa?"

Sarah kembali melempar pertanyaan sebab dia juga bisa salah tingkah kalau Jeffrey lupa. "Kamu ngelihatin terus, ada apa?"

"Lihatin istri sendiri masa gak boleh."

"Boleh, tapi agak aneh."

"Nanti malam dinner diluar yuk, sama anak-anak."

"Boleh!" seru Sarah bersemangat, membayangkan bagaimana satu meja akan diisi oleh mereka berdua dan ketiga anak laki-lakinya. Si perempuan memberikan tatapan berbinar sembari bicara pada yang lebih tinggi. "Nanti Mas Jeff bilang ke anak-anak ya?"

"Iya, sayang."

"Hehe terima kasih, Mas Jeffrey!"

Sarah mulai melepas apron masak kemudian mencuci tangan, tadinya ingin bagi tugas memanggil Mariel dan Jendral namun ketika Jeffrey hendak berjalan menuju lantai dua, ia segera menahan tangan sang suami. Menurutnya dari kemarin hubungan dengan Jendral sudah membaik jadi dia mau menemui Jendral sedangkan Jeffrey bisa memanggil Mariel. Namun suaminya justru menatap sangsi, agak kurang percaya kalau Jendral bisa diluluhkan dalam waktu satu bulan lebih sedikit.

ALCANDER [Jaehyun Jung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang