Bab XI

843 91 5
                                    

Dari kejauhan, Sagara bisa melihat Naomi dan Sarah duduk berdua di kursi yang memang disediakan khusus pada teras gedung kesenian. Tempatnya dekat parkiran gedung olahraga sekolahnya dimana biasanya memang kendaraan tamu diparkiran disana. Dari semua anggota keluarga, Sagara tidak pernah berfikir kalau Sarah akan jadi satu-satunya supporter pertandingan. Sengaja mengesampingkan Naomi karena kalau disekolah statusnya cuma teman satu kelas, bukan pakai embel-embel saudara.

Dengan mengalungkan satu sisi ransel hitam miliknya, Sagara berjalan menuju tempat dua perempuan tengah berbincang santai. Mulai awal dia berdiri di depan gedung olahraga sampai sudah ada di hadapan Naomi, tetap mulut saudara sepupunya yang mengoceh tanpa henti. Sarah kebagian tugas merespon kecil sembari mengangguk terus tersenyum manis.

"Gak capek apa ngomong terus?"

"Lihat Aunty lihat, Sagara kan yang nakal."

"Heh!" tegur si laki sembari menepuk pelan bahu Naomi namun gadis itu sedikit terhuyung kesamping.

"Aduh, sakit."

"Lebay."

"Your energy kenapa bisa masih full sih? Padahal udah dipakai dua babak."

Sagara menatap Naomi dibarengi pandangan super sombong. "Itu mah kecil."

Daripada berlama-lama mendengarkan pembicaraan Sagara dan Naomi, mereka bertiga lebih sepakat supaya langsung pulang. Sebenarnya Sagara malah mau menyiapkan rencana lain mungkin menginap dirumah Naomi atau mungkin mereka bisa pergi bersama teman-teman lain karena jujur, di hari bahagia Sagara tidak mau ada hal kecil yang menganggu moodnya.

Perjalanan mereka tentu tidak hening melainkan dipenuhi bagaimana Naomi selalu memberikan pendapat kemudian Sagara menentang. Dari pententangan tadi akan muncul feedback dari yang perempuan. Sebenarnya jika ditinjau dari bagaimana cara mereka bicara, ini merupakan proses komunikasi normal seperti orang lain. Sayangnya suara melengking Naomi ditambah intonasi tinggi karena emosi dari Sagara membuat Sarah sedikit lebih suka mereka saling diam.

Tapi namanya anak remaja, mana masih ada hubungan darah. Satu menit bertengkar, menit selanjutnya bisa langsung bersikap seakan mereka adalah saudara paling akur. Sagara menoleh, memberikan Naomi penawaran menarik disertai mata berbinar. "What you wanna eat? We can have a party tonight."

"At your house, please?"

"No no no, you mau dilempar sepeda sama Bang Jendral?"

"Is he really that scary?" tanya Naomi keheranan sebab sejahat apapun Jendral, menurutnya masih lebih menakutkan Camilla. Si gadis lantas memberikan imbuhan dari pertanyaan barusan. "I thought Camilla was scarier than him."

"Diatas Kak Camilla masih ada Bang Jendral."

"Itu kayaknya you aja yang bandel."

Sagara mencubit pipi gembil Naomi. "Malah ngeledek. Jadi mau gak? Nanti order pizza."

"Yes, but make it no Camilla and Jendral club."

"Deal!"

Berdasarkan perjanjian dua anak SMA di sisi kiri Sarah, Sagara mau pulang lebih dulu karena masih ingin istirahat. Nanti malam dia mau menginap di tempat Naomi karena mereka benar-benar menyiapkan pesta berdua. Dilihat dari bagaimana interaksi saudara itu, sudah jelas mereka saling sayang namun cara penyampainya memang dengan saling menganggu satu sama lain lalu beradu argument.

Mobil Sarah berhenti di depan rumah Naomi, terlihat sepi seperti biasa karena Krystal tipe lebih suka menghabiskan waktu duduk di taman samping dekat kolam renang daripada duduk di teras. Sagara sembar mengusak kasar rambut yang masih rapi dikuncir dua. Sedangkan korban benar-benar memperingatkan Sagara supaya membawa baju tidur untuk bahan konten instagram.

ALCANDER [Jaehyun Jung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang