Bab VII

958 99 10
                                    

Satu minggu berada di rumah tanpa ada perkembangan pesat bukan menurunkan semangat Sarah, justru sekarang perempuan itu berkali-kali menawarkan Sagara agar membawa sandwich ke sekolah dalam kotak bekal. Namun empat kali ditawari, empat kali pula pemuda berusia tujuh belas tahun menolak. Alasan mulai dari bisa beli makan sendiri sampai malu karena tidak ada yang bawa bekal seakan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

Lalu Sarah menyerah, bukan menyerah dan enggan membuat lagi namun lebih ke tidak mau memaksa jika Sagara serius berkata tidak. Suara melengking dibarengi rok berwarna abu-abu kehitaman dan jas merah wine menjadi pemandangan pagi di rumah Alcander. Jam belum menunjukkan pukul tujuh dan bisa dilihat bagaimana Naomi sudah membawa kotak bekal di tangan kanan plus handphone keluaran terbaru.

"Sagara ayo sekolah!"

Sagara membekap mulut Naomi, tentu diberi balasan pukulan bertubi-tubi. Pagi ini Naomi sudah tampil secantik mungkin sambil pakai liptint dan makeup super-super tipis sesuai peraturan sekolah. Namun tangan lebar Sagara malah menghancurkan semuanya, alhasil sekarang dia sedang duduk di ruang tamu sambil menunggu Sagara mengaitkan tali sepatu.

"Besok I ada latihan basket, you pulang sama driver keluarga aja."

"Iya."

"Ngapain bawa bekal?"

Naomi langsung membanjiri pemuda itu oleh beberapa pertanyaan. "Kenapa? Mau juga?"

"Kan ada cafeteria."

"Stop your trash talking and tie your shoes, I gak mau dihukum gara-gara terlambat," perintah Naomi membuat Sagara segera memakai sepatunya dengan cepat. Mulai ingat kalau setiap senin guru BK mereka selalu patroli.

Meskipun masih ada campur tangan keluarga Alcander di sekolah, namun baik Jeffrey maupun Krystal sama-sama ingin anak mereka diperlakukan sama dengan murid lain. Alhasil Sagara dan Naomi mendumel sendiri. Padahal kalau di film-film, mereka sudah bisa jadi penguasa sekolah.

"Morning Jendral."

"Morning," jawab Jendral singkat sehingga Sagara terheran-heran. "Bang, lo kesambet apa bales sapaan Naomi?"

"Ribut aja. Mau I sapa juga?"

Jendral hanya berlalu tanpa menanggapi lebih lanjut komentar dua remaja berseragam sama dengan dirinya satu tahun lalu. Sekarang Jendral sudah berhasil sampai ke semester tiga dimana keluhian soal dunia kuliah mulai terasa bukan main-main. Mulai dari begadang sebagai teman wajib sampai libur semester bagai pengangguran karena jujur, selama liburan kegiatan Jendral cuma wira-wiri menghadiri pertemuan keluarga, bermain bersama Lilian dan terakhir bucin ke sepeda.

Jendral mengeluarkan Ducati Testa Stretta NCR Macchia Nera dari garasi, mengendarai secepat mungkin sebab kelasnya hampir dimulai. Sebenarnya kampus Jendral cukup dekat dari rumah baru yang sialnya jadi alasan kenapa pemuda itu hampir terlambat. Pikiran membutuhkan waktu sedikit ternyata meleset, agak menyesal juga kenapa semalam pulang lebih dari tengah malam.

Sedangkan Sarah sudah siap bersama rok dan atasan berwarna soft blue, hari ini dia ingin melihat perkembangan bakery sekaligus merapatkan rencana promosi terbaru. Sebelum berangkat sudah memastikan kalau semua dalam kendali bahkan dia mempersilahkan Jendral dan Sagara bernagkat dulu baru terakhir menemani Mariel yang sedang makan sandwich di meja makan.

Jeffrey sendiri masih mandi, sudah kebiasaan datang ke kantor pukul delapan jadi lebih santai. Mariel bukan minta ditemani tapi Sarah bilang dia ingin si sulung menghabiskan makanan bahkan sampai mengupaskan semangka untuk Mariel padahal sudah tampil cantik.

"Kak itu udah rapi ngapain ngupas semangka."

"Biar gampang kalau makan."

Mariel merasa tidak enak hati melihat Sarah sudah berdandan secantik itu tapi masih berkutat di semangka untuk dia makan. "Aku bisa sendiri, serius deh."

ALCANDER [Jaehyun Jung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang