Bab XX

854 112 13
                                    

Kalau dibilang dejavu tidak juga karena waktu kemarin Sarah dan Naomi berangkat sendiri, tanpa sepengetahuan Sagara. Sedangkan sekarang perempuan itu datang berbarengan bersama anaknya. Rupanya sekolah Sagara sedang mengdakan pekan olahraga jadi Senin kemarin mereka bukan libur tapi meliburkan diri dengan alasan tidak ada pertandingan ngapain masuk sekolah. Mana kerjasama kompak banget satu kelas bolos semua.

Sarah tidak marah sama sekali sebab kalau dia jadi Sagara juga lebih baik istirahat atau lebih baik main sama Naomi daripada jadi pengangguran disekolah. Meskipun sekolahnya jelas beda karena punya Sagara SPP nya bisa dibuat beli rumah tapi tetap saja, masih enak di rumah. Tadi sebelum berangkat Jeffrey menyempatkan diri memberi semangat, katanya boleh minta hadiah kalau menang asal jangan rumah seperti permintaan Mariel tempo hari.

Jelas si bungsu kaget karena ternyata sang ayah tahu soal pertandingan hari ini bahkan sampai memberi doa juga semangat. Biasanya Jeffrey tahu kalau pulang-pulang Sagara sudah bawa medali atau tiba-tiba ada piala baru hasil olimpiade. Sarah maunya jemput Naomi tapi kayaknya si perempuan malah lebih semangat daripada yang tanding jadi waktu Sagara masih menikmati sandwichnya, Naomi sudah datang mengenakan plain skirt dan atasan berwarna pastel.

"Loh kok nggak pakai seragam?"

"Kan pekan olahraga, aunty."

Sarah sedikit menimbang, dulu disekolahnya agak berbeda.

"Memang boleh ya?"

"Emang kalau lagi kegiatan non akademik kita pakai baju bebas," jelas si cerewet.

Sarah mengangguk, padahal sepertinya rentan usia mereka cuma sedikit dan setiap sekolah peraturannya mirip-mirip tapi mungkin pengecualian buat sekolah Sagara dan Naomi. Perempuan itu mempersilahkan Naomi supaya makan lebih dulu tapi katanya dia bahkan sudah sarapan dari rumah. Benar-benar semangat sekali anak itu.

Jendral baru keluar kamar, ada denim jacket yang disampirkan begitu saja pada pundaknya. Laki-laki itu mengambil satu sandwich di meja makan sebelum pergi begitu saja padahal Naomi sudah membuka mulut, mau sok dekat.

"Padahal satu kampus tapi Jendral sama Kak Camilla udah kayak orang asing."

"Kalau mereka akrab malah lebih serem, trust me."

Sarah kembali setelah bersiap-siap mengenakan jeans dan blouse seperti kemarin. Perempuan itu menatap sekitar guna mencari keberadaan Jendral karena sempat melihat anak itu turun tapi waktu dilihat di meja makan cuma ada Sagara dan Naomi. Mengerti pergerakan Sarah, tanpa pikir panjang Sagara langsung bicara.

"Bang Jendral udah berangkat."

"Tadi sempat makan gak?"

Naomi menyambar sebelum Sagara sempat menjawab. "Udah ambil satu kok aunty."

"Oh bagus deh."

"Naomi beneran nggak mau sandwich nya?"

"Sagara udah bilang belum kalau I want your bread toast again?"

Sagara memalingkan muka, sengaja dia tidak bilang ke Sarah tapi Naomi malah langsung ngadu disini. Yang diberi pertanyaan mengerutkan kening, berusaha mengingat kembali dari pagi hari waktu dia membuatkan Sagara bread toast sampai sekarang sepertinya belum ada request apapun jadi perempuan itu menggelengkan kepala pelan. Sementara Naomi sudah siap mencubit saudaranya sekarang juga sebab kesal bukan main. Padahal tadi waktu datang berharap dibuatkan pesanan yang diidam-idamkan namun ekpektasi memang tidak pernah seindah realita.

"Atau Sagara udah bilang tapi aku lupa ya?"

"Enggak, emang aku yang sengaja gak bilang."

"Aunty! Jewer dong anaknya, nyebelin banget parah."

ALCANDER [Jaehyun Jung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang