10

27.7K 1.9K 74
                                    

Author's POV

Hyeri membuka matanya. Hal pertama yang ia ingat adalah menghampiri lelaki itu. Kai. Ia melangkahkan kakinya ke arah kamar itu. Pintunya terbuka sedikit. Ia melihat Jongin sedang membaringkan tubuhnya di atas kasur. Tapi melihat pergerakan di pintu, Jongin membuka matanya dan melihat Hyeri.

"Ah, maafkan aku, apakah aku membangunkanmu?"

Jongin menggeleng, "Kami kan tidak pernah bisa tidur,"

Hyeri tertawa canggung, "Benar juga,"

"Kau pasti Hyeri kan?" tanya Jongin

Hyeri mengangguk, "Mereka sudah memberitahumu ya?"

Jongin tersenyum, "Sudah. Terima kasih sudah merawatku, Hyeri-ssi,"

Rasanya hatinya tercabik-cabik mendengar Jongin yang berbicara dengannya seperti orang asing. Hyeri merasa tercekat dan hampir menangis.

"Maafkan aku," ujar Jongin dengan suara lembutnya

Hyeri menundukkan kepalanya dan buru-buru menghapus air matanya, "Aih, kenapa harus minta maaf?" Hyeri tertawa kecil.

Mereka sama-sama terdiam. Tidak ada percakapan di antara mereka untuk beberapa saat.

"Hyeri-ssi," panggil Jongin

Hyeri mendongakkan kepalanya dan menatap Jongin.

"Aku ingin mencoba mengingat semuanya," ujar Jongin dengan senyuman yang terukir di wajahnya.

Hyeri tidak pernah melihat Jongin yang tersenyum seperti itu. Raut wajah Jongin sekarang membuatnya merasa cukup lega karena tampaknya Jongin tidak mengingat kenangan buruknya. Walaupun sakit rasanya Jongin tidak mengenalnya sama sekali.

***

Terjadi ledakan secara tiba-tiba di bagian depan rumah yang mereka tinggali. Sebagian dari rumah itu hancur lebur. Mereka yang sudah bersiaga itu langsung menjaga Hyeri. Sekelompok orang dengan baju serba hitam sembari membawa sebuah senjata merupai senapan tapi berbeda. Mereka tahu kalau itu bukan senapan biasa.

"Lindungi Hyeri dan sebisa mungkin kita melarikan diri," bisik Suho. Mereka semua mengangguk mengerti.

Salah seorang dari lelaki berpakaian hitam itu mengarahkan senapannya ke arah Hyeri dan segera menarik pelatuknya. Ketika hampir mengenai Hyeri, seseorang langsung menghadangnya dengan tangannya. Tapi serangan lainnya langsung bertubi-tubi menyerang mereka.

"Luhan!" seru Hyeri. Luhan yang melindunginya tidak berhasil menghindari serangan senapan itu dan ia bersama dengan yang lainnya jatuh tak sadarkan diri. Mereka tidak terluka, tapi isi dari senapan itu masuk ke tubuh mereka dan tidak meninggalkan jejak apapun. Hyeri hampir terkena peluru senapan itu tapi ia menutup matanya dan mengepalkan tangannya. Mereka semua menghilang dari tempat itu dan muncul di sebuah kamar. Hyeri langsung jatuh tak sadarkan diri menghadap ke arah Luhan yang ada di depannya itu.

Nara's POV

Aku membuka mataku dan melihat tempat asing ini. Apartemen? Ini apartemen siapa? Kyungsoo di sampingku dan yang lainnya tampak masih tidak sadarkan diri. Aku berdiri dan menatap sekeliling apartemen ini. Disini benar-benar hanya kami dan tidak ada orang lain lagi. Aku melangkah ke arah sebuah kamar. Ini kamar seorang wanita. Sebuah baju seragam menarik perhatianku. Ini.. baju sekolahku. Aku membuka sebuah pintu di kamar ini. Disana.. banyak senjata-senjata mengerikan. Dari benda-benda kecil dan sedang tergantung di sekeliling ruangan ini.

Sebuah lemari menarik perhatianku. Lemari baju kecil yang terletak di ujung ruangan dan setengah terbuka. Baju itu tampak tidak asing. Tak sempat membuka lebih lebar lagi, aku mendengar langkah kaki. Aku buru-buru mengambil pisau lipat asal dan keluar dari kamar ini. Mereka sepertinya sudah mulai sadar. Aku keluar dan melihat seorang lelaki berdiri di depan pintu ruangan apartemen ini. Wajahnya asing. Mataku bertemu dengan matanya dan aku tiba-tiba jatuh. Badanku menolak untuk bergerak. Aku langsung jatuh tak sadarkan diri.

Tbc!

See you next time!

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang