3

47K 2.7K 142
                                    

Baekhyun's POV

Aku berjalan di sekitar tempat ini berusaha mencari wanita yang sudah kita duga sebagai utusan Dongwoo itu. Aku akan memastikan ia menderita. Ia harus merasakan semua yang kurasakan saat ini. Penyesalan, dan kesedihan. Mataku tiba-tiba menangkap sesosok yang kukenal.

Ah, aku tertangkap.

"Hyung," panggil Kai di belakangku

Aku berhenti melangkah dan mengepalkan tanganku, "Jangan hentikan aku," ujarku

"Maafkan aku, hyung," ujarnya

Aku berbalik dan Kai tidak ada disana. Aku berlari dan menjauh dari tempat itu. Aku tidak ingin berhenti. Namun tiba-tiba kakiku berhenti bergerak. Tidak, jangan. Lalu semua orang disini berhenti bergerak. Tao! Mereka semua disini?

"Jangan. Aku mohon," ujarku lirih

Tubuhku bergerak dengan sendirinya. Aku berbalik dan mereka semua disana hanya berjarak kurang lebih 5 meter dariku. Aku menggeleng, "Aku mohon jangan hentikan aku," aku memohon

"Baekhyun-ah, aku tahu ini berat tapi kau harus melepaskannya," ujar Junmyeon hyung

"Luhan hyung. Aku mohon, aku harus mencari orang itu,"

Luhan berjalan mendekat dengan wajah yang sepertinya sedih. Aku menggeleng, "Jangan mendekat," ujarku

Sekali ia mendekat, aku tidak akan bisa melawan perintahnya. Kekuatanya terlalu kuat.

"Maafkan aku Baekhyun-ah," ujarnya

Ia kini sudah berada di depanku. Kepalaku terasa pusing. Tidak.. tidak.. tidak....

Author's POV

Luhan berjalan mendekat ke arah Baekhyun dan Baekhyun melihat ke arahnya. Baekhyun hampir meneteskan air mata. Luhan benci melakukan hal ini karena ini tidak seharusnya mereka lakukan. Tapi Baekhyun sudah tidak bisa mereka bantu dengan cara negosiasi.

"Baekhyun-ah, Mina memang sudah pergi. Lepaskan kepergiannya dan hiduplah tenang. Lupakan semua dendammu dan hiduplah bahagia. Mina tidak ingin dirimu seperti ini. Kau terlalu lelah hari ini. Mari kita pulang," ujar Luhan

Baekhyun langsung jatuh pingsan dan Luhan berhasil menahannya. Luhan lalu menggendong tubuh Baekhyun di punggungnya dan berjalan ke arah yang lainnya.

"Terima kasih, Luhan-ah," ujar Jaerin

"Tunggu, dimana Yoorim?" tanya Hana

Mereka semua mengedarkan pandangannya dan mencari sosok Yoorim, tapi mereka tidak dapat menemukannya.

"Bukankah dia dari tadi di sebelahku?" tanya Jaerin

"Waktu tadi berhenti," ujar Tao

Sementara itu, Yoorim terbaring di atas sebuah kasur dalam keadaan terikat. Hampir setengah jam berlalu dan Yoorim bangun. Hyeri duduk di sofanya sembari menghela nafasnya.

"Kau lelah atau apa, eoh? Tidurmu nyenyak ya?" tanya Hyeri

Yoorim berusaha bergerak, tapi tubuhnya terikat.

"Siapa kau?" seru Yoorim

Hyeri menggeleng, "Jangan berisik," ujar Hyeri dan ajaibnya mulut Yoorim tidak dapat bergerak. Yoorim menggeleng dan mulai menangis tanpa bersuara.

"Setelah kau, kemudian Jaerin dan Hana. Lalu aku," ujar Hyeri sembari tersenyum. Ia melangkah mendekat dan berbisik di telinga Yoorim, "Kau hanya akan mendengarkan perkataanku saja," ujar Hyeri dan Yoorim terlihat diam. Air mata berhenti mengalir dari matanya itu. Hyeri dengan perlahan melepaskan ikatan Yoorim dan Yoorim berdiri. Hyeri memegang tangan Yoorim dan mereka menghilang dari sana. Mereka muncul di atap sebuah apartemen. Hyeri memberikan sebilah pisau ke tangan Yoorim, "Tanganmu," ujar Hyeri

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang