2

64K 3.2K 104
                                    

Hyeri selesai membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk beristirahat karena ia akan melakukan perjalanan panjang.

Terdengar suara ketukan pintu.

"Hyeri-ssi, Dongwoo memanggilmu," terdengar suara Miwoon di luar kamarnya

Hyeri berteleport ke depan kamar Dongwoo dan hendak mengetuknya.

"Masuk," ujar lelaki di dalam ruangan itu sebelum Hyeri sempat mengetuknya.

"Wae?" tanya Hyeri

"Ini uang untukmu selama di sana sebagai pegangan pertama. Jika kau butuh yang lainnya di situ ada dua kartu berisi 50 juta won untuk saat ini. Tiap bulan aku akan mengirimkan 5-10 juta won. Juga ada kartu kredit untukmu,"

Hyeri mengangguk, "Ne, Gamsahamnida," Hyeri mengambil amplop itu dan kartu-kartu itu lalu berbalik.

"Hyeri-ya,"

Hyeri menghentikan langkahnya.

"Berhati-hatilah disana. Jaga dirimu baik-baik," ujar Dongwoo

"Arasseoyo. Dan sejak kapan kau menjadi sangat perhatian kepadaku? Oh, terima kasih," ujar Hyeri sebelum benar-benar pergi dari kamar itu.

***

Keesokan harinya, tepat pukul 9 pagi ia sudah berada di pulau Jeju. Setelah sekian lama, akhirnya ia merasakan kebebasan. Pulau indah ini melegakan hatinya yang selama ini ia penjarakan dalam kedinginan.

Setelah membereskan barang-barangnya di apartemennya itu, ia langsung keluar dari apartemen untuk berjalan-jalan.

"Sungguh hari yang indah," pikir Hyeri

Ketika ia sedang menikmati jalanan sejuk itu, ia tidak sadar bahwa ia melamun. Dan lamunannya terpecah ketika ia menubruk seseorang dan membuat baju Hyeri dan baju lelaki di depannya kotor.

"Ah, maafkan aku," ujar lelaki di depannya itu

Hyeri mendongakkan kepalanya dan menatap kumpulan lelaki di depannya itu.

"Hyung! Bajumu kotor!" ujar lelaki tinggi yang terlihat sangat elegan.

"Ah, maafkan aku karena aku melamun," ujar Hyeri sembari membungkuk beberapa kali

Lelaki itu tersenyum, "Apa yang kau pikirkan, my lady?" tanyanya dengan lembut sembari mengusap kotoran di wajah Hyeri. Hyeri merasakan sesuatu yang tidak beres. Ia menepis tangan lelaki itu dengan lembut, dan pergi dari sana.

Lelaki yang tadi tersenyum lembut itu memasang wajah seriusnya, "Dia utusan Dongwoo," ujarnya

"Jinjja?" tanya lelaki berpipi menyerupai bakpao itu

Luhan--lelaki yang baru saja ditabrak oleh Hyeri itu mengangguk, "Tidak salah lagi,"

"Dia gila? Mengutus wanita untuk melawan kita?" tanya Sehun--lelaki di sebelah Luhan itu

"Dia mengirim manusia?" tanya Xiumin--lelaki berpipi bakpao itu

"Jangan meremehkan siapa yang Dongwoo utus karena dia bukanlah manusia biasa dari yang kurasakan," ujar lelaki super tinggi yang sepertinya bukanlah orang Korea

"Dan ia juga tidak boleh meremehkan kita," ujar Junmyeon--lelaki bersurai hitam yang terlihat memiliki kharisma sebagai pemimpin itu .

"I agree," ujar Sehun

Sementara itu Hyeri telah sampai di apartemennya. Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur sembari memikirkan lelaki yang baru saja ia tabrak.

Hyeri's POV

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang