"Selamat tinggal, Hyeri-ya,"
***
Someone's POV
Aku membuka mataku. Tentu saja langit-langit kamar apartemen kecil ini menyambutku. Sudah satu tahun sejak aku pindah dan menetap di Seoul, Korea Selatan. Aku meregangkan tubuhku dan langsung bangun untuk bersiap-siap sekolah.
Kenapa aku di Seoul?
Pertanyaan yang bagus.
Aku juga tidak tahu. Seperti aku memang harus kesini.
Perjalanan ke sekolah tidak butuh waktu lama. Aku sengaja memilih tempat yang cukup dekat dengan sekolah, jadi tidak repot. Setelah sampai aku langsung duduk di kursiku tanpa menunggu apapun. Sekolah ini masih sepi. Kelas masih kosong. Aku memang selalu datang pagi karena memang ini adalah waktu paling enak untuk menikmati udara pagi dari jendela kelas 2 lantai 3 ini.
Aku membenamkan wajahku di atas tanganku yang terlipat. Namun aku mendengar suara langkah kaki dan pintu kelas terbuka lebar.
"Memang seperti biasa kau lebih pagi dariku, Xi Luhan,"
Aku mendengus kesal lalu mendongakkan kepalaku menatap lelaki yang selalu datang kedua setelahku. Tujuan kami sama. Tidur dulu untuk sejenak sampai sekolah di mulai.
Sejak aku kembali ke Seoul...
Maksudku sejak aku datang ke Seoul, aku mendapatkan mimpi aneh. Samar-samar aku bertemu dengan seorang wanita dengan wajah yang tidak jelas. Sesekali, ada mimpi yang terasa sangat menyedihkan. Rasanya terlalu sedih sampai aku menangis. Tapi aku tidak tahu apa itu dan kenapa perasaan sedih itu sangat terasa kuat di hatiku.
"Aku baru saja mau tidur, Kim Jongdae," ujarku
Ia tersenyum lebar lalu duduk di kursinya, "Aku selalu kalah dalam hal waktu denganmu ya sebagaimana pun aku berusaha lebih pagi," ujar Jongdae.
Aku tertawa kecil, "Yah, kebiasaan tidur itu kan memang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun," ujarku, lalu aku kembali membenamkan wajahku.
Kapan ya pertama kali aku bertemu dengan Jongdae? Ia yang selalu bisa membawaku bertemu orang baru. Sepertinya waktu itu hari pertama masa orientasi.
***
"Berbaris dengan rapi ya!" seru murid yang katanya ketua osis di depan kami.
Aku berbaris di baris paling belakang. Namun seseorang berdiri di belakangku. Ia lebih terlambat daripadaku. Acara orientasi ini cukup membosankan. Kemampuanku berbahasa Korea sudah sangat lancar sejak tiga tahun yang lalu, jadi aku tidak kesulitan mengerti apapun. Hanya dalam waktu 3 tahun, aku seperti merasa sudah menjadi orang Korea.
Kami duduk dan kakak kelas yang menjadi panitia acara ini memberikan kami briefing panjang tentang acara seminggu yang akan kami jalani. Lelaki di belakangku bisa langsung mengobrol dengan beberapa orang di sisi kanan dan kirinya.
Kami kemudian membentuk lingkaran dan membahas berbagai hal yang perlu kami perhatikan seperti yel-yel kelompok, ketua tim, dresscode hari ke 3, makanan yang akan dibawa dan berbagai macam hal seperti itu.
"Hei," lelaki yang tadinya duduk di belakangku jadi di sampingku.
Kim Jongdae. Tertulis di name tagnya.
"Aku Kim Jongdae, kau bukan orang Korea ya?" ujarnya langsung to the point.
Aku mengangguk, "Aku dari Beijing," ujarku
Ia tampak berbinar, "Kau serius?! Bahasa Korea mu itu sangat lancar!" Ujarnya yang tampak antusias.
Kemampuannya berkomunikasi itu benar-benar di luar pikiranku. Pantas saja seisi tim ini sudah bisa kenal dirinya. Tapi ia juga bisa membawaku masuk ke dalam obrolan tim ini. Dia dengan mudah membuatku merasa nyaman dan bisa mengobrol dengan lepas. Sepulang sekolah pun ia mengenalkan ku dengan beberapa orang teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
FanfictionPernahkah kalian membayangkan bagaimana hidup bersama dengan 12 vampire? Bagaikan mimpi yang mengerikan dan menegangkan, tapi di satu sisi rasanya sangat menyenangkan! Inilah kisah hidup Kim Hyeri--wanita dengan kehidupan yang yak terduga yang berh...