Cure.

905 153 24
                                    

Cerita ini masih panjang (mungkin), jadi enjoy yaaa ^^




___





"Food check!"

"Bensin mobil penuh?"

"Ketampanan check!"

Mingyu, Yugyeom, dan Eunwoo sedang membereskan peralatan mereka. Rencananya mereka hari ini akan mengajak Jaehyun untuk jalan-jalan. Mumpung weekend dan tidak ada kegiatan organisasi. Sebenarnya selain karena weekend juga ada alasan lain mengapa mereka mengajak Jaehyun untuk jalan-jalan, yaitu untuk langkah penyembuhan Jaehyun.

Sudah lebih satu bulan dari meninggalnya bunda Jaehyun. Saat itu Jaehyun sudah memutuskan untuk menetap di Jakarta, ya mungkin Jaehyun masih akan ke Bandung kalau dia ingin mengunjungi bundanya. Sejak saat itu mereka tidak pernah membiarkan Jaehyun untuk sendiri. Mereka bahkan menjadwal piket untuk menemani Jaehyun tidur di asrama.

"Kemarin malem Jeje tidurnya gak tenang lagi." Mingyu berucap sambil memasukan makanan ke bagasi mobil Eunwoo. Ya. Kemarin malam bagian Mingyu untuk menemani Jaehyun menginap di asrama.

"Berarti udah tiga hari berturut-turut ya?"

Mingyu mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Yugyeom. Sebenarnya sudah sejak kejadian itu mereka tidak pernah menemukan Jaehyun nyaman dengan tidurnya. Bahkan ada di satu malam Eunwoo menemukan Jaehyun tidak tidur dan hanya melamun semalaman. Mereka sangat khawatir dengan keadaan Jaehyun.

"Gue udah cari psikolog bagus. Kalo Jejenya mau, besok bisa langsung ke sana," ucap Eunwoo. Namun, ucapan Eunwoo hanya dibalas dengan hembusan nafas berat oleh Mingyu dan Yugyeom. Bagaimana cara mereka bilang ke Jaehyun tentang ini? Bisa-bisa nanti Jaehyun tersinggung karena ajakan mereka untuk pergi ke psikolog. 

Mobil sudah melaju berbarengan dengan obrolan mereka tentang Jaehyun.

"Jaehyun ngomongnya aja  baik-baik aja. Tapi kita tau sendirikan dia gak baik-baik aja." Yugyeom si penghuni jok belakang menerawang sikap Jaehyun yang selalu sok kuat dan selalu bilang dia baik-baik saja. Eunwoo dan Mingyu mengangguk menyetujui perkataan Yugyeom.

"Dia lebih sering ngelamun sekarang. Kemarin ngigonya terus bilang maaf ke bundanya. Masih terus nyalahin diri sendiri."

Mingyu menyambung ucapan Yugyeom. Ya siapa yang tidak akan menyalahkan dirinya, kalau kalian ada di posisi Jaehyun rasa itu akan menghantui kalian entah sampai kapan. Mereka bertiga selalu berkata kepada Jaehyun entah sudah beribu-ribu kali kalau ini semua bukan karena Jaehyun. Tapi pikiran dan isi hati Jaehyun selalu menolak itu. Kalimat semua ini salah dia terpatri jelas di sanubari Jaehyun.

"Gue lebih baik liat Jaehyun nangis kaya dulu di RS Bandung daripada liat dia diem ngelamun kaya nahan tangis gitu," ucap Eunwoo di balik kemudinya. Sungguh, melihat Jaehyun seperti itu membuat dia ingin merengkuh dan membiarkan Jaehyun menangis lagi.

Eunwoo membelokkan mobilnya menuju ke persimpangan halte. Tadi sebelum Mingyu pergi ke apartemen Eunwoo untuk mempersiapkan makanan, Mingyu sudah menyuruh Jaehyun untuk menunggu di halte kampus. Jadi mereka bisa langsung berangkat tanpa harus masuk dulu ke area asrama.

Bayangan Jaehyun yang sedang duduk di kursi halte  terlihat. Lagi-lagi dia sedang melamun.

"Nanti kalo waktunya pas. Kita omongin pelan-pelan ke Jaehyun." Perkataan dari Mingyu mengakhiri diskusi singkat mereka. Senyum ketiganya langsung mengembang saat Jaehyun dan senyumannya menyapa penglihatan mereka. 

Protect Jaehyun Squad! Jaehyun x 97 line [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang