Pergi.

819 160 19
                                    

Happy reading.



___




Waktu berjalan cepat. Semester dua mereka jalankan penuh dengan lika - liku sampai tak terasa sekarang mereka sudah berada di penghujung semester dua. Berbagai kegiatan rutin saat sebelum ujian sudah mereka kerjakan. Ujian penentuan nilai mereka juga sudah mereka lalui. Enam bulan berasa sangat cepat dilalui oleh Jaehyun, Mingyu, Yugyeom dan Eunwoo.

"Iya Bun. Aku lagi beres-beres ini."

Jaehyun mengangkat telepon bundanya sambil sibuk memasukan buku-bukunya pada kardus. Hari ini semua teman angkatannya akan meninggalkan asrama. Semuanya kecuali Jaehyun. Jaehyun hanya akan pindah kamar ke lantai satu. Karena tahun depan kamarnya ini akan dihuni oleh adik tingkatnya.

"Iya. Aku cuma pindah kamar doang kok. Nanti di kamarnya cuma sendiri, tenang Bun aku masih punya satu taun waktu tambahan buat tinggal di asrama."

"Nanti kamu mau tinggal di mana kalau udah gak boleh lagi tinggal di asrama?"

"Ya.. mungkin di kosan? Aku belum pikirin Bun, lagian masih lama ini satu taun lagi."

"Jangan gitu Je. Kamu harus mikirin ini dari sekarang. Biar tenang kan Bundanya. Biar nanti kalo misal Bunda gak bisa nemenin kamu pindahan, Bunda udah tenang karena kamu udah ada tempat tinggal."

"Ih Bunda ngomongnya apaan sih. Tenang, tenang. Pokoknya satu taun lagi Bunda harus temenin aku cari kosan di Jakarta."

Jaehyun menghentikan aktifitasnya sebentar. Merasa kesal dengan ucapan sang bunda yang seolah akan meninggalakannya. Mau bagaimana nantinya hidup Jaehyun tanpa bundanya? Jaehyun menggeleng ribut. Membayangkannya juga sudah membuat dia merinding.

"Tapi Nak, kamu beneran nanti gak bisa pulang?"

Ponsel Jaehyun kembali berbunyi, mengeluarkan suara bunda Jaehyun yang sambungan teleponnya masih belum dia tutup. Mulut Jaehyun turun saat mendengar pertanyaan sang bunda.

"Iya Bun. Aku harus nyiapin ospek buat ajaran baru. Kayaknya semester ini gak sempet pulang ke Bandung," jelas Jaehyun. Ada nada kecewa terdengar saat Jaehyun mengucapkan kalimat itu. 

Fakta. Jaehyun selama satu bulan ini terkunci di kampus, untuk mengurusi penerimaan mahasiswa baru. Pokoknya cuma ada beberapa hari santai untuk dia selama satu bulan ini. Termasuk Eunwoo, Yugyeom, dan Mingyu mereka juga tidak mempunyai waktu untuk berlibur. 

"Yaudah gak apa-apa. Nanti kalo sempet Bunda yang ke sana."

"Ih jangan Bun. Sendirian ke Jakarta bahaya loh. Nanti aja aku pulang kok kalo sempet."

"Iya in dulu deh. Yaudah, Bunda tutup dulu ya. Kamu baik-baik di sana."

"Iya. Bunda juga."

Jaehyun menutup sambungan teleponnya dengan sang bunda. Hembusan nafas berat keluar dari mulutnya. Kenapa rasanya tidak enak ya? Seperti ada sesuatu yang mengganjal. Lagi -lagi Jaehyun menggeleng ribut. Mungkin ini cuma pikirannya saja, atau karena dia capek. 

Tak lama dari itu, lamunan Jaehyun terpecah oleh suara dari ponsel nya. Bibir ya otomatis tersenyum saat melihat nama dari sang pengirim. 

"Je, cepetan keluar. Kita di depan asrama."

Dengan cepat Jaehyun menutup ponselnya. Memakai jaket denim, berkaca sedikit untuk membereskan rambutnya yang tadi lumayan berantakan. Aduh kenapa lagi ini jantungnya? hanya diberi pesan seperti itu sudah ribut tak karuan. 

Protect Jaehyun Squad! Jaehyun x 97 line [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang