Keluar.

672 117 2
                                    

Maaf ya, kalo selama ini banyak typo..




___




Jaehyun risih. Sudah sejak dua bulan yang lalu Ray, seniornya yang sama-sama bekerja di kafe selalu mengganggunya. Bukannya mau bersikap menye tapi Jaehyun benar-benar tidak nyaman. Setiap kali jadwal Jaehyun untuk part time bersamaan dengan orang itu, Jaehyun harus siap memasang wajah senyumnya. Dan tentunya itu terpaksa. Semua perlakuan Ray membuat dia tidak nyaman. Dari mulai leluconnya yang menyinggung Jaehyun, perlakuannya yang sok superior, ajakannya yang terkesan seperti paksaan untuk Jaehyun selalu membuat Jaehyun tidak nyaman.

Dan anehnya , semua perlakuan itu hanya Jaehyun yang mendapatkannya. Bahkan ada satu waktu Jaehyun berpikir. Apa yang sudah dia lakukan selama ini ya sampai Ray berani atau mungkin bahkan memandangnya rendah?

Nafas berat keluar dari mulut Jaehyun.

Dia dilema. Dia sudah tidak nyaman dengan tempat kerja paruh waktunya, ingin keluar saja rasanya. Tapi di satu sisi dia harus bertahan sampai kapanpun juga. Gaji yang Jaehyun dapat dari pekerjaan ini sangat membantu Jaehyun. Sangat. Satu bulan lagi dia harus meninggalkan asrama, dan lagi uang untuk terapi baru dia bayar setengahnya kepada Eunwoo. 

"Tahan aja sampe dapet kosan baru."

Mantra itu yang selalu Jaehyun ucapkan setiap dia memasuki kafe dan sudah disuguhi dengan senyum tak mengenakkan dari Ray. Hari ini pun dia harus tahan untuk tidak melawan lelaki itu. Ditambah lagi bos datang. Sebagai informasi saja, Ray itu keponakannya si bos. Dan ya ... itu jadi salah satu alasan kenapa dia tidak mau sembarang melawan kepada manusia itu. Salah sedikit, sumber uangnya bisa hilang.

Mau makan apa dia nanti?

"Jaehyun ... makin manis aja lo gue liat-liat." Jaehyun hanya mengernyit masam mendengar pujian yang keluar dari mulut Ray. Hanya membalas dengan basa-basi, Jaehyun permisi untuk mengganti bajunya.

Dua bulan lagi. Semoga saja Jaehyun bisa tahan sampai hari itu tiba.



___ 



"Abis UAS lo disuruh pindah dari asrama?"

Jaehyun menganggukan kepalanya dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mingyu. Sekarang keempat serangkai itu sedang berada di ujung perpustakaan. Belajar bersama. Tentunya dengan titah Jaehyun dan Eunwoo. Namun, acara belajar yang sudah berjalan sekitar dua jam itu terhenti oleh Mingyu yang menanyakan soal asrama.

"Itu juga udah diberi keringanan. Awalnya pas semester kemarin gue harus keluar dari asrama. Gue kira kan dua taun itu dua taun akademik. Tau nya enggak. Cuma tiga semester. Tapi untungnya gue dikasih bonus satu semester sama lembaga." Jaehyun mengucapkan itu sambil mencoretkan beberapa tulisan random di bukunya. UAS tinggal dua minggu lagi. Dan dia belum tau akan pergi ke mana.

Akhir-akhir ini waktu 24 jam serasa tidak cukup untuk Jaehyun. Paginya dia harus pergi ke kelas, kalau tidak ada jadwal dia pasti ngumpul ke sekre untuk bahas pameran yang memang akan diadakan setelah uas. Setelah itu sorenya dia harus terus pergi ke kafe sampai jam 10 malam. Malamnya Jaehyun harus mengerjakan tugas yang selalu tumbuh berbarengan menjelang UAS.

Satu minggu ini, dia hanya bisa tidur 4 jam. Bagaimana bisa dia meluangkan waktu untuk mencari kosan? Lelah? Pasti. Tapi mau bagaimana? Tuhan rasanya sangat suka mengujinya. 

Protect Jaehyun Squad! Jaehyun x 97 line [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang