Part Time.

730 141 12
                                    

Masih kuat kann?




___




"Gak akan cukup."

Jaehyun membereskan tumpukan kertas berisi tulisan di depan meja belajarnya. Sore nanti jadwal dia untuk terapi. Ya. Beberapa bulan yang lalu Mingyu berhasil membicarakan ini dengan Jaehyun, tentang terapi. Dan Jaehyun menyambutnya dengan senyum mengiyakan ajakan Mingyu, Eunwoo, dan Yugyeom yang memang untuk kebaikan dia juga.

Sudah sekitar 4 kali dalam dua bulan Jaehyun mengikuti terapi dengan psikolog yang Eunwoo kenalkan. Keadaannya sudah berangsur membaik. Semua rasa bersalah yang sebelumnya membelenggu Jaehyun perlahan terurai dan Jaehyun mulai bisa kembali mencintai dirinya tentunya dengan tidak melupakan sang bunda. Ya, meskipun masih ada satu ketakutan yang sepertinya belum terurai.

"Jangan dateng lagi aja deh."

Sekarang Jaehyun sedang bimbang. Pada terapi terakhirnya, saat dia mengantri di depan ruangan dokter tempat dia menerima pengobatan. Jaehyun sempat berbincang dengan orang yang sepertinya sedang menunggu sang adik yang berada di dalam untuk terapi. Berbincang dari mulai sejak kapan memulai terapi sampai ke biaya. Detik itu juga Jaehyun tertegun saat mengetahui biaya yang tidak sedikit hanya untuk satu kali terapi.

"Tenang aja. Ini gak bayar, dokternya sodaranya si Enu jadi gratis."

Ucapan itu yang membuat dia menyetujui untuk menerima terapi. Tapi setelah dipikir, dokternya tidak pernah berbicara tentang Eunwoo selama ini. Jaehyun hanya diam sejak itu. Ternyata anak-anak membohonginya. Dia tau mereka hanya ingin membuat Jaehyun tidak segan, tapi kan tetap saja.

Delapan juta.

Total biaya yang mungkin mereka keluarkan di belakang Jaehyun untuk terapinya. Jaehyun sudah tau, dan bagaimanapun caranya dia harus mengembalikan uang itu entah kepada Yugyeom, Eunwoo, atau Mingyu. Eh tapi sepertinya Eunwoo yang membayarnya, Mingyu dan Yugyeom mana ada uang sebanyak itu.

"Je? Kok belom siap-siap?" Lamunan Jaehyun terhenti karena Yugyeom yang datang ke kamar asramanya. Sepertinya hari ini Yugyeom yang akan mengantarnya ke tempat terapi.

Jaehyun hanya tersenyum kecut menanggapi Yugyeom yang sekarang sudah duduk di ranjang nya. "Gue gak akan pergi ke sana lagi."

Yugyeom mengerutkan alisnya saat mendengar jawaban dari Jaehyun. Jawaban macam apa itu? Yugyeom berbalik mencoba menangkap Jaehyun yang sekarang malah sedang membereskan kertas-kertas di meja belajarnya.

"Kenapa?"

"Gue udah sembuh. Udah gak apa-apa." 

Setelah selesai membereskan barang yang tadi berserakan di meja belajarnya. Jaehyun akhirnya memusatkan pandangannya ke Yugyeom yang sepertinya ingin menagih penjelasan yang lebih daripada tadi. Jaehyun melipat lengannya, rasanya ia harus menyidang Yugyeom perihal biaya terapi nya selama ini.

"Kata Dokter Wijaya, gue udah baik-baik  aja. Dan terapi dua minggu lalu itu yang terakhir." Jaehyun tersenyum di akhir kalimatnya berusaha meyakinkan Yugyeom yang masih memandangnya dengan tatapan curiga. Jaehyun benar tidak bohong. Sedikit bohong sih, tapi ya tidak apa-apa kan? yang tahu keadaan dirinya ya dia sendiri.

"Beneran nih?" 

Jaehyun hanya mengangguk menjawab pertanyaan Yugyeom.

"Sekarang gue yang tanya." 

Protect Jaehyun Squad! Jaehyun x 97 line [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang