"Gue nggak nyangka"
"Kenapa?"
"Ternyata playboy sama playgirl kalo nikah anaknya bisa jadi playstore"
"Biarin aja, kalo nggak goblok namanya bukan Azka" Zion melirik malas, membuat Azka mendecak.
"Emang kayaknya gue salah server, deh. Satunya dingin banget kayak es batu seribuan, yang satu omongannya pedes, yang satu bocil banget"
"Yang satu buaya darat" Azrial menyahut, nggak terima kalo dia udah dikatain bocil. Bendera perang berkibar.
"Gue itu bukan buaya darat, gue cuma nggak mau melukai hati orang banyak. Jadi gue terima semua"
"Lo bikin kita dipandang buruk" Zion menimpali. Emang nih, gara gara Azka satu geng mereka dianggap buaya darat sama orang orang.
"Emang lo pada peduli sama omongan orang?"
"Cih, pertanyaan buat nyelametin diri sendiri?"
Azka mendelik malas. Serba salah, "Lo kayaknya kebanyakan deket Zion deh, Zri. Omongan lo jadi pedes. Kepolosan lo menguap"
Azrial berkedip beberapa kali, jiwa polosnya kembali.
"Lo pada tau nggak kenapa ginjal ada dua?"
"Karna kalo ada satu namanya ganjil"
"Jokes lama" Zion mendengus pelan.
Azka lagi lagi mendecak, mengacak rambutnya frustasi. Demi apapun dia gabut setengah mati. Bisa bisanya ia terdampar dengan manusia manusia aneh seperti mereka semua.
"Gue stres lama lama sama kalian" Azka merebahkan tubuhnya di sofa yang sengaja ia bawa dari rumah untuk bersantai di rooftop. Ya, malam itu Azka maksa Zion buat minjem pick up ke papanya buat bawa sofa ke sekolah. Tengah malem. Sofanya diangkat lewat atas pager. Nggak tau lagi berapa kali Raffa misuh misuh gara gara kepentok pojokan sofa.
"Raf"
"Hmm" Raffa berdehem, mengalihkan pandangan dari ponsel miliknya. Menatap Azka yang menatapnya intens.
"Lo udah ada niatan nikung sodara lo?" Tanya Azka meledek, tapi sejujurnya ia serius menanyakan hal ini.
"Nggak"
"Kenapa sih? Lo kan suka dia udah lama"
"Hmm"
"Ham hem ham hem. Berjuang kek, Raf"
"Ngajarin Raffa jadi buaya itu susah" Celetuk Azrial pelan, sementara matanya masih menatap peliharaan kesayangannya. Pou.
"Jangan bergerak!"
Mereka sontak berjingkat serempak, memegangi dada masing masing yang rasanya mau copot ditempat.
"Kalian ditahan"
"Heh-"
"Diem!"
Azka mundur beberapa langkah. Menatap gadis dihadapannya dengan wajah setengah pias. Siapa yang nggak kenal Hana, cewek cerewet yang nggak tau kenapa tahun lalu bisa kepilih jadi ketua OSIS. mana badannya kecil banget kayak ikan cupang, suaranya nggak bisa keras tapi dipaksain teriak teriak tiap hari gara gara Azka sama temen temennya sering telat. Beruntung Hana hanya berjaga di gerbang saja dan tidak menghadapi mereka secara langsung. Bisa pecah gendang telinga Azka lama-lama.
"Kalian, priksa mereka" Hana memberi aba aba kepada dua orang remaja laki laki yang mereka yakini anggota OSIS dari kelas 10 dan 11.
Kedua anggota OSIS itu mulai maju, memeriksa Azka dan Azrial terlebih dahulu. Menemukan rokok di masing masing saku celana mereka berdua. Sialan, mana masih penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE BOY
Teen Fiction"Kehidupan setahun terakhir SMA gue terkontaminasi dengan obsesi gue sama seorang cowok dingin bernama Raffa Algaro Putra" _Hana Meirania _______________________________________ Ini bukan cuma tentang obsesi Hana. Ini juga tentang kenyataan kenyataa...