Hana menahan napasnya beberapa detik, menahan bau tubuh Raffa yang diterpa hembusan angin malam itu. Gila! Dibonceng Raffa rasanya kayak naik roller coaster. Hana deg degan.
Hana menggigit bibir bawahnya pelan. Menatap punggung lebar Raffa yang saat ini berada didepannya, membonceng Hana. Sumpah Hana pengen peluk Raffa.
Hana masih inget gimana tadi Raffa narik dia. Sumpah, sorakan Azrial tadi di kuping Hana kedengeran kayak lagu romantis. Hana bahkan udah nggak peduli lagi sama wajah datar Raffa dan ucapannya yang bilang kalo dia narik Hana keluar karna nggak mau Hana ngacak ngacak rumah Zion.
"Raffa"
"..."
Hana mendecak, Raffa ini budeg beneran apa sariawan.
"Raffa"
"Apa?"
"Gue mau es krim, ke minimarket sebentar" Ujar Hana mengeraskan suaranya, membuat Raffa mendecak sambil mengarahkan motornya untuk putar balik. Minimarketnya kelewatan.
"Nih" Hana mengulurkan helmnya yang diterima dengan baik oleh Raffa. Sebelum.kemudian Hana berlari kecil memasuki minimarket. Meninggalkan Raffa yang tetap berada diatas motornya.
***
Raffa menatap pintu masuk minimarket dengan cemas. Sudah hampir setengah jam namun gadis itu belum juga keluar dari sana.
Raffa lagi lagi menghela napasnya, bahkan panggilannya tidak diangkat. Sial, kenapa Raffa harus sepanik ini?
Dengan tergesa Raffa melangkahkan kakinya kedalam minimarket. Mengarahkan pandangannya ke tempat es krim. Namun nihil, gadis itu tidak ada disana. Mana mungkin ada penculik masuk minimarket.
Dengan terpaksa Raffa melangkahkan kakinya mengitari tempat itu. Sedikit geram, kenapa minimarket sebesar ini. Ini lebih pantas disebut supermarket.
"Mbak"
"Iya? Ada yang bisa dibantu kak?"
Raffa merutuki dirinya sendiri, ini adalah hal paling memalukan yang pernah ia lakukan.
"Liat cewek pake seragam SMA?"
"Oh, pacarnya yang pake tas abu abu, ya? Tadi lagi pilih parfum disana"
Raffa mengangguk, beranjak menuju tempat yang ditunjuk pegawai tadi. Menghembuskan napasnya ketika dilihatnya seorang gadis pendek dengan rambut kuncir kuda sedang berjongkok sambil mencium tangannya yang sebelumnya ia olesi parfum.
"Lama"
Hana terlonjak kaget, "Sorry, Raf. Lama banget ya?" Tanyanya sambil berdiri, "Ya udah, yuk"
"Udah?" Tanya Raffa heran.
"Belom sih, tapi besok aja deh beli parfumnya. Takut lo kemaleman juga"
Apa? Apa Raffa tidak salah dengar? Hana takut Raffa pulang terlalu malam? Padahal harusnya kecemasan itu Hana simpan untuk dirinya sendiri.
"Pilih dulu, gue tungguin"
Hana melebarkan matanya, hampir saja menggoda Raffa. Tapi Hana nggak mau Raffa ngambek dan ninggalin dia.
"Lo mau? Gue beliin deh"
"Gak"
Hana mencebik, "Kenapa? Nggak sepadan sama parfum mahal lo, ya?" Tanyanya, membuat Raffa mendecak sebal.
"Parfum gue masih banyak"
"Tapi gue pengen beliin"
"Terserah"
Hana tersenyum senang, mengambil dua parfum dengan merk yang sama. Sebenernya Hana nggak yakin kalau Raffa bakal pakai parfum dari Hana.
"Kalo masih bengong gue tinggal lo"
***
Hana menatap lekat lekat Vio yang tengah menyantap mie ayamnya. Wajah glowing, hidung kecil, bibir chery. Ah, pantesan Vio sering dimintai endorse, kemampuan make up-nya nggak bisa diraguin lagi. Ditambah Vio emang good looking dari sananya.
"Kenapa sih, Han? Risih gue lo liatin terus"
Hana mendengus pelan, "Gue mau cantik biar Raffa suka gue" Ujarnya pelan.
Vio meletakkan sumpitnya, "Lo cantik, Han" Ujarnya pelan, nggak tega juga ngeliat Hana putus asa.
"Tapi Raffa nggak suka"
Vio mendecak, "Han. Raffa itu nggak kenal lo. Aneh kalo tiba tiba dia suka sama lo"
Hana berkedip beberapa kali. Masa sih, Raffa nggak kenal Hana? "Apa gara gara dia punya cewek?"
"Mungkin"
Hana mendecak, "Nggak! Tuh bocil pasti bukan ceweknya Raffa"
"Serah lo lah, Han"
"Good afternoon my bestie!"
Hana memutar bola matanya malas. Nggak di kelas, nggak di kantin tetep aja ketemu Darel sama Afin.
"Ngapain sih lo berdua? Sana jauh jauh" Sentak Hana risih.
"Yaelah gitu banget lo, Han. Kita itu udah dimintai tante Iren buat selalu mendampingi lo dimanapun dan kapanpun" Ucap Darel dramatis.
Hana mendelik, "Nama bunda gue Irin, bukan Iren" Sentaknya tidak terima.
"Loh, udah ganti nama?"
Darel sialan.
"Hai Hanaaa"
Hana mendongak, senyumnya merekah ngeliat Azrial dan Azka berjalan kearahnya.
"Raffa mana?" Tanya Hana spontan.
"Bolos sama Zion" Jawab Azka sambil mencomot kentang goreng milik Vio, membuat empunya mendelik malas.
"Han, ayo mabar pou"
"Ayo"
Darel mendecak malas, Hana itu kalau ngobrol sama Darel atau Afin pasti marah marah. Tapi giliran sama Azrial atau Azka, Hana berubah jadi kalem dan murah senyum. Sebenernya yang temennya itu siapa.
Darel kesel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE BOY
Teen Fiction"Kehidupan setahun terakhir SMA gue terkontaminasi dengan obsesi gue sama seorang cowok dingin bernama Raffa Algaro Putra" _Hana Meirania _______________________________________ Ini bukan cuma tentang obsesi Hana. Ini juga tentang kenyataan kenyataa...