"Selamat pagi pacar!"
Raffa mengulum senyumnya, gemas melihat Hana yang sangat ceria pagi ini. Jujur saja Raffa malu mengingat kemarin saat dirinya meminta Hana menjadi pacarnya di kantin sekolah, Raffa seperti cowok nggak modal.
"Ayo masuk dulu, bunda tadi siapin sarapan banyak"
Raffa mengangguk, turun dari motornya dan masuk ke rumah Hana. Rumah Hana tidak sebesar rumahnya, namun menurut Raffa lebih nyaman. Atau karna ada Hana?
"Bunda mana?"
"Udah berangkat"
"Lah" Raffa menaikkan sebelah alisnya, "Banyak banget"
Hana mengangguk, "Bunda selalu siapin makanan banyak, biasanya Darel sama Afin makan disini" Ujar gadis itu menjelaskan, sambil tangannya mengambil nasi untuk mereka berdua, "Buat makan siang gue juga, kan bunda pulangnya sore"
"Han"
Hana menatap Raffa, mulai menyantap makanan di piringnya.
"Ayo ngomong pake aku kamu"
"Hah?" Hana hampir saja tersedak, menatap Raffa sambil mengulum senyum.
"Jangan malah ngeledek" Raffa mencebik kesal, mengunyah makanannya dengan cepat.
"Iya, gue- eh, aku maksudnya. Bakal coba"
Raffa tersenyum, "Pinter banget pacar aku"
Hana tersenyum, menendang kaki Raffa di bawah meja. Geli sekaligus gemas dengan mereka.
"Udah ayo berangkat"
"Nggak di beresin?"
Hana menggeleng, "Nggak usah, nanti aja pulangnya. Aku nggak mau telat"
Raffa mengangguk, berjalan keluar dan naik ke motornya. Menunggu Hana yang sedang mengunci pintu. Kemudian mulai menjalankan motornya menuju sekolah.
"Nanti jangan anterin aku ke kelas ya, Raf"
"Hah?" Raffa mengencangkan suaranya. Entah mengapa, Raffa tidak ingin melewatkan satu kata pun dari mulut gadis yang saat ini duduk di belakangnya itu.
"Jangan anter aku ke kelas!"
"Kenapa?"
"Malu!"
"Malu punya pacar aku?"
Hana menggeleng, memukul ringan punggung Raffa, "Malu di liatin banyak orang!"
Raffa menoleh setelah menghentikan motornya di parkiran sekolah, menerima helm dari tangan Hana.
"Kan biar romantis aku anter ke kelas"
Hana menggeleng, "Maluuuu" Ujar gadis itu, "Ya udah aku duluan, babay ganteng!" Hana berlari, membuat Raffa menggeleng sambil tersenyum. Bisa bisanya dia menyukai gadis seperti Hana.
Sementara Hana, gadis itu kini berdiri didepan kelasnya. Bersiap siap melakukan misinya dengan Darel.
"Loh, ngapain lo duduk disini?" Suara Vio terdengar kesal, membuat Hana yang baru masuk menyunggingkan senyumnya.
"Gue yang suruh" Ujar Hana menantang, "Lo males kan, sebangku sama gue sampe sampe diemin gue dari kemaren kemaren. Yaudah sekalian aja, gue mau duduk sama Afin"
Satu kelas hening, baru sekali mereka melihat seorang Hana seperti ini. Karna selama menjadi teman baru, mereka hanya melihat Hana yang cerewet, cengeng dan suka tertawa keras. Tapi hari ini tiba tiba gadis itu bicara sekeras itu pada Vio, sahabatnya sendiri.
"Han, duduk"
Hana mengalihkan pandangannya. Daripada Afin menolak satu bangku dengan Hana nantinya, lebih baik saat ini Hana menelan umpatannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE BOY
Teen Fiction"Kehidupan setahun terakhir SMA gue terkontaminasi dengan obsesi gue sama seorang cowok dingin bernama Raffa Algaro Putra" _Hana Meirania _______________________________________ Ini bukan cuma tentang obsesi Hana. Ini juga tentang kenyataan kenyataa...