Hana melangkah gontai di koridor rumah sakit. Sudah dua hari ia selalu berkunjung disini untuk menjenguk Darel, dan selama itu juga Raffa tidak mengizinkan Hana untuk sekedar menjenguk Zia.
"Han"
Hana menoleh, mendapati Afin sedang berjalan kearahnya.
"Pulang, gih. Gue yang jagain Darel malam ini"
Hana mengangguk, "Gue pulang, ya" Pamitnya, "Besok pulang sekolah kesini lagi" Lanjutnya kemudian.
Afin mengangguk, "Gue anter deh, ya. Mumpung Naya juga belum pulang"
Hana lagi-lagi mengangguk, terlalu pusing untuk memikirkan bagaimana ia akan pulang kerumah. Langkahnya terhenti ketika melewati ruangan Zia dirawat.
"Mau coba jenguk?"
Hana menggeleng lemah, "Takut ganggu" Ujarnya kemudian.
Afin mengangguk, tidak tega sebenarnya melihat Hana seperti itu. Namun gadis itu selalu membebani pikirannya dengan semua hal.
"Hana?"
Hana menoleh, mendapati Aldi keluar dari ruang rawat Zia.
"Zia gimana?"
Aldi menoleh sesaat, "Baik, jangan khawatir. Zia kuat, kok. Cuma sedikit perlu dirawat karna traumanya kambuh"
Hana termenung. Trauma? Hal menyakitkan apa yang telah dilalui gadis manis itu sampai harus seperti ini? Tiba-tiba Hana begitu menyesal meninggalkan Zia kemarin.
"Mau masuk? Raffa masih pulang"
Hana terdiam sejenak, "Boleh?" Tanyanya ragu.
Aldi mengangguk, "Boleh, dong! Tapi pelan-pelan kalo mau ngomong ya"
Hana mengangguk, menoleh kearah Afin, "Nggak papa?"
"Nggak papa, belum terlalu malem juga" Jawab Afin menenangkan.
Hana menarik kedua sudut bibirnya, mengikuti Aldi yang kembali berjalan masuk.
"Loh, ada Hana. Sini, sayang"
Hana tersadar dari lamunannya, melangkah dan menyalami Della. Dibalas pelukan hangat oleh wanita paruh baya itu.
"Maaf, tante. Harusnya kemarin Hana nggak ninggalin Zia"
Della melepaskan pelukannya, tersenyum menatap gadis dihadapannya itu, "Jangan minta maaf, kamu nggak salah. Yang harusnya jaga Zia itu ya abangnya" Ujarnya menenangkan, mengusap pipi Hana yang mulai basah, "Jangan takut sama Raffa"
Hana menunduk, "Takut, tante. Raffa marah"
"Iya nanti biar tante omelin"
"Jangan" Cegah Hana, "Kasian, Raffa pasti pusing" Cicitnya, membuat Della dan Aldi menatapnya gemas.
"Zia gimana, tante?"
"Baik-baik aja, kok" Jawab Della, "Tadi juga nanyain kamu"
"Nanyain Hana?"
Della mengangguk, membuat mata Hana berbinar senang.
"Han, ayo pulang"
Hana menoleh, menatap Afin dengan tatapan memelas, "Bentar lagi, ya" Bujuknya.
"Heh, jangan gitu, dong. Hana harus pulang istirahat. Nanti kalo Hana capek siapa yang jaga Darel sama Zia?" Ujar Della, "Besok sekolah, kan?" Tanyanya kemudian.
Hana mengangguk, "Iya, tante. Hana pulang. Sekali lagi maaf ya, tan"
Della tersenyum, bersyukur karena putranya menyukai gadis seperti Hana. Della siap kalo Raffa minta nikah sekarang, asalkan dengan Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE BOY
Teen Fiction"Kehidupan setahun terakhir SMA gue terkontaminasi dengan obsesi gue sama seorang cowok dingin bernama Raffa Algaro Putra" _Hana Meirania _______________________________________ Ini bukan cuma tentang obsesi Hana. Ini juga tentang kenyataan kenyataa...